Gambar: Andreas, Andika, dan tim KKN ABMAS LIPIST bersama kelompok “Patel Lele” di Desa Wringinrejo, Banyuwangi, usai serah terima alat aerator.
Surabaya, FT-EIC ITS – Kegiatan pengabdian masyarakat (ABMAS) telah menjadi bagian dari tradisi di Laboratorium Instrumentasi Pengukuran dan Identifikasi Sistem Tenaga (LIPIST), Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tahun ini, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) ABMAS dari laboratorium tersebut kembali berinovasi lewat proyek aerator cerdas berbasis Internet of Things (IoT) untuk membantu peternak lele di Desa Wringinrejo, Banyuwangi.
Ketua pelaksana kegiatan, Vita Lystianingrum B. P., S.T., M.Sc., Ph.D, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program pengabdian yang telah rutin dilakukan oleh tim asisten laboratorium. “Biasanya kami mencari mitra berdasarkan relasi dari teman-teman asisten. Kali ini, ada salah satu asisten yang berasal dari Banyuwangi dan menemukan potensi di sana,” terang Ibu Vita. Dari situ, ide pun berkembang menjadi proyek pembuatan aerator otomatis untuk meningkatkan produktivitas tambak lele.
Salah satu anggota tim, Andreas Kristiyadi Suryo Pamungkas, menceritakan bahwa permasalahan utama peternak di Wringinrejo terletak pada proses aerasi yang masih dilakukan secara manual. “Disana ada sebuah kelompok Patel Lele yang mengeluh karena harus memantau kadar oksigen air secara manual. Setelah kami survei, kami ingin membantu mereka agar proses ini bisa berjalan otomatis,” cerita Andreas.
Dari survei tersebut, tim kemudian merancang aerator yang mampu bekerja otomatis menggunakan sistem sensor oksigen terlarut dan sumber energi hybrid solar system. Andika Wahyu Vernando, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa sistem aerator ini dapat menyesuaikan operasi berdasarkan kadar oksigen di air. “Kalau kadar oksigennya turun, alat akan menyala otomatis. Tapi saat implementasi, kami menyesuaikan dengan permintaan peternak agar alat tetap menyala 24 jam penuh,” jelas Andika. Selain otomatis, alat ini juga dilengkapi layar LCD untuk menampilkan data kadar oksigen secara langsung, sehingga peternak tidak perlu lagi melakukan pemantauan manual.
Tak hanya menciptakan alat, tim juga menyiapkan panduan penggunaan dan perawatan agar sistem bisa digunakan secara mandiri oleh peternak lele. “Kami berusaha membuat alat sesederhana mungkin dan melengkapinya dengan panduan visual serta SOP yang mudah dipahami,” tutur Ibu Vita. Ia berharap, peternak dapat terus mengoperasikan sistem ini secara berkelanjutan tanpa bergantung pada tim kampus.
Gambar: Proses pemasangan sistem aerator oleh tim KKN di lokasi tambak lele, Banyuwangi.
Proses perakitan hingga implementasi tentu tidak lepas dari tantangan. Andika mengenang, beberapa komponen alat sempat perlu dikonfigurasi ulang di tengah pengerjaan karena perbedaan antara rancangan awal dan kondisi lapangan.
“Kami sempat harus mengubah wiring di akhir pekan sebelum berangkat ke lokasi. Begitu di lapangan, kami juga menyesuaikan posisi pemasangan panel surya agar sesuai kondisi tambak,” kenang Andika.
Di balik berbagai tantangan tersebut, pengalaman ini justru menjadi kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk belajar langsung menerapkan ilmu yang mereka peroleh di kelas.
“Melalui kegiatan ABMAS ini, kami bisa melihat langsung permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mencoba memberikan solusi nyata,” ungkap Andreas.
Rekannya, Andika, menambahkan bahwa kegiatan ini memberi pengalaman berharga tentang pentingnya kolaborasi dan kesiapan menghadapi kondisi nyata di lapangan.
Lebih lanjut, Ibu Vita menilai bahwa kegiatan ABMAS menjadi sarana berharga bagi dosen dan mahasiswa untuk belajar langsung dari permasalahan nyata di masyarakat. Sebagai Kepala LIPIST, Vita juga mengungkapkan bahwa ke depan ia ingin mengarahkan kegiatan ABMAS di laboratoriumnya agar tidak hanya berfokus pada pembuatan produk baru, tetapi juga pada pemeliharaan dan tindak lanjut proyek-proyek sebelumnya.
“Sayang sekali kalau upaya yang sudah dilakukan hanya berhenti di satu kegiatan saja. Kami ingin merancang skema ABMAS yang bisa membantu mitra lama agar alat tetap berfungsi dan memberikan manfaat jangka panjang,” pungkasnya.
Tonton dokumentasi lengkap kegiatan KKN ABMAS LIPIST di Banyuwangi melalui tautan berikut:
Inovasi Aerator Cerdas KKN Abmas LIPIST FT-EIC ITS – YouTube
Surabaya, 2 Desember 2025 — Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Surabaya, 29 November 2025 — Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melaksanakan Finalisasi Penyusunan Dokumen Laporan Evaluasi Diri
Surabaya, FT-EIC ITS – Fakultas Teknologi dan Informatika Cerdas ITS kembali mengukir prestasi membanggakan di ajang bergengsi nasional. Tim