News

Sentuhan Digital FT-EIC ITS untuk Jemaah Haji MeccaBot Membantu di Tanah Suci

Kam, 26 Jun 2025
9:25 am
Berita Terkini
Share :
Oleh : adminelectics   |

Gambar : Tampilan Aplikasi MeccaBot.

Surabaya, FT-EIC ITS – Musim haji adalah momen sakral yang dinanti jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi sebagian calon jemaah, terutama mereka yang baru pertama kali menunaikan ibadah ini, perjalanan spiritual bisa diwarnai kebingungan dan kekhawatiran. Di sinilah peran inovasi teknologi menjadi krusial. Salah satu inisiatif yang menarik perhatian adalah MeccaBot, sebuah aplikasi pendamping ibadah haji dan umrah yang dikembangkan dengan sentuhan tangan mahasiswa Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

 

Keterlibatan tim ITS dalam pengembangan dan pendampingan MeccaBot di Asrama Haji Sukolilo bukan sekadar proyek akademik biasa. Aplikasi ini adalah hasil kolaborasi cerdas antara dosen dan mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS. Ketua tim, Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom, memimpin pengembangan aplikasi ini. Holil bersama dosen pembimbing, Rizal Risnanda Hutama, S.Kom, M.Kom, serta tim mahasiswa yang terdiri dari Luthfi Hakim Irawan, Fathia Rahmanisa Dzakiyyarani, Hanny, dan Kahfin Ilham, melihat peluang untuk menghadirkan solusi digital yang relevan bagi calon jemaah haji 2025.

 

“Kami ingin turun langsung ke lapangan untuk memastikan teknologi ini benar-benar bermanfaat, mudah diakses, dan ramah digunakan terutama bagi jemaah yang belum terbiasa dengan aplikasi berbasis digital,” jelas Fikim, salah satu perwakilan tim. Semangat yang mendasari kegiatan ini adalah amal jariyah, yaitu harapan agar MeccaBot bisa terus memberi manfaat bagi masyarakat luas. Keberhasilan tim ini juga diakui dengan perolehan dana inkubator ITS, yang memungkinkan pengembangan aplikasi ini menjadi sebuah startup. Kerja sama dengan pihak BSI juga membuka jalan bagi tim untuk mendampingi jemaah langsung di asrama haji.

 

Gambar : Mahasiswa Menjelaskan Penggunaan Aplikasi MeccaBot.

Peran mahasiswa di lapangan sangat beragam. Mereka bertugas menjelaskan solusi dan konten yang ada pada aplikasi MeccaBot secara langsung kepada jemaah, mulai dari fitur-fitur, cara penggunaan, hingga pendampingan teknis seperti instalasi dan troubleshooting. “Intinya, kami hadir sebagai jembatan antara teknologi dan kebutuhan riil para jemaah,” tegas Fikim.

 

MeccaBot sendiri dilengkapi berbagai fitur relevan, seperti panduan ibadah haji dan umrah yang komprehensif, Mecca AI (fitur tanya jawab pintar), navigasi cerdas, hingga Al-Qur’an digital. Semua fitur ini dapat diakses 100% gratis tanpa iklan, memastikan jemaah merasa nyaman dan terbantu selama proses ibadah.

 

Gambar : Dokumentasi Para Jemaah Haji.

Respon dari para jemaah terhadap MeccaBot sangat positif. Banyak yang merasa terbantu memahami tahapan ibadah dengan lebih mudah, terutama bagi yang baru pertama kali berangkat ke Tanah Suci. Fikim menambahkan, “Meskipun ada sebagian jemaah yang awalnya belum terbiasa menggunakan aplikasi, setelah dibimbing dan mencoba sendiri, mereka merasa sangat terbantu.”

 

Menariknya, beberapa jemaah yang menggantikan kuota keluarga dan belum sempat mengikuti manasik lengkap, sangat terbantu oleh MeccaBot. Aplikasi ini menyediakan panduan doa, tata cara ibadah, serta urutan rukun dan sunah secara terstruktur, membuat mereka lebih siap dan tenang. Namun, tantangan di lapangan tetap ada. Fikim menyebutkan bahwa bukan semata-mata soal perangkat, melainkan kondisi situasional di Asrama Haji yang dinamis. “Misalnya, jadwal kedatangan jemaah yang padat di satu waktu, lalu tiba-tiba sangat lengang di waktu lain, membuat kami harus sigap menyesuaikan timing,” ujarnya. Faktor usia juga mempengaruhi. Beberapa jemaah berusia di atas 50 tahun mungkin merasa belum terlalu membutuhkan aplikasi. Tingkat literasi digital yang berbeda-beda menuntut pendekatan yang lebih sabar dan personal. “Tapi justru di situlah letak tantangan sekaligus pembelajaran berharga bagi kami bagaimana menjembatani teknologi dengan kenyamanan pengguna, tanpa memaksakan, tapi mengedukasi dengan empati,” jelas Fikim.

 

Secara umum, Fikim menilai MeccaBot sangat membantu mengurangi kebingungan jemaah, terutama yang baru pertama kali berhaji. Fitur yang paling menonjol baginya adalah panduan ibadah step-by-step dan peta lokasi penting seperti tenda, toilet, dan tempat salat. Fitur suara doa juga sangat membantu bagi jemaah yang kesulitan membaca teks Arab. “Aplikasi ini seperti menjadi ‘asisten pribadi’ selama ibadah,” katanya.

 

Ke depannya, MeccaBot akan terus berlanjut. Aplikasi ini sudah tersedia secara publik di Play Store dan telah diunduh oleh lebih dari 4.000 pengguna dari berbagai negara, menunjukkan kebutuhan yang luas. Tim juga terus mengumpulkan feedback untuk pengembangan versi berikutnya yang lebih lengkap dan ramah pengguna.

 

Bagi Fikim, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan sosial dan keagamaan berbasis teknologi ini sangat penting. “Ini adalah bagian dari pengabdian masyarakat, sekaligus ladang amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan bisa digunakan oleh banyak orang,” ungkapnya. Ia menekankan bahwa mahasiswa tidak cukup hanya pintar teori, tetapi juga harus belajar mempraktikkan ilmu di dunia nyata untuk kemaslahatan umat.

“Terlibat langsung dalam kegiatan sosial keagamaan seperti ini juga memperkuat kepekaan sosial dan spiritual kami sebagai insan akademik,” imbuhnya.

Fikim berharap mahasiswa Sistem Informasi ITS bisa terus menjadi pelopor inovasi digital yang berdampak nyata. “Jangan hanya fokus ke coding atau teori, tapi juga belajar memahami kebutuhan riil di lapangan. MeccaBot adalah contoh bagaimana teknologi bisa menjawab tantangan ibadah modern. Harapan saya, makin banyak inovasi serupa lahir dari tangan-tangan mahasiswa ITS.”

Latest News

Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ada yang bisa kami bantu?
Selamat datang, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).