News

ITS Kembangkan Buku Smart City: Dokumentasi Gagasan hingga Jembatan Kolaborasi untuk Indonesia

Sen, 22 Sep 2025
11:00 am
Berita Terkini
Share :
Oleh : adminelectics   |

Gambar: Buku Smart City: Konsep, Model, & Teknologi : Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia.

Surabaya, FTEIC ITS – Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS kembali menegaskan kontribusinya dalam pembangunan bangsa. Hal ini diwujudkan melalui hadirnya buku berjudul “Smart City: Konsep, Model, & Teknologi : Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia” yang menghadirkan kumpulan ide, pengalaman, dan rekomendasi dari para dosen, peneliti, serta praktisi lintas disiplin ilmu.

Buku ini merupakan hasil kolaborasi lintas disiplin dari berbagai dosen ITS, dengan kontribusi kuat dari civitas akademika FT-EIC ITS. Salah satunya adalah Tony Dwi Susanto, S.T., M.T., Ph.D. dosen Departemen Sistem Informasi FT-EIC ITS, yang turut menjadi penulis dalam buku ini. “Buku ini adalah bunga rampai. Isinya berupa ide, pengetahuan, hingga pengalaman nyata dosen-dosen ITS dalam membantu pembangunan kota dan kabupaten di Indonesia,” ungkap Pak Tony.

Selama bertahun-tahun, ITS telah berkontribusi dalam berbagai aspek pembangunan kota, mulai dari Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, hingga Smart Environment. Sayangnya, menurut Pak Tony, banyak karya dosen ITS yang belum terdokumentasi dengan baik. “Maka, buku ini hadir sebagai wadah dokumentasi agar pengetahuan dan pengalaman para peneliti ITS tidak hilang begitu saja, tapi bisa diakses luas oleh pemerintah, masyarakat, dan dunia akademik,” jelasnya.

Uniknya, buku Smart City ITS tidak hanya diterbitkan dalam bentuk cetak, tetapi juga dalam format e-book yang dapat diunduh gratis oleh siapa saja. Lebih dari itu, ITS juga secara khusus mendistribusikan buku cetak secara gratis kepada para pimpinan daerah di Indonesia. Langkah ini, menurut Pak Tony, bertujuan untuk membuka wawasan kepala daerah mengenai potensi inovasi dan teknologi yang dapat diimplementasikan di wilayah mereka. “Karena transformasi digital itu sifatnya top-down, maka pemimpin daerah harus lebih dulu mendapatkan akses ide dan wawasan. Salah satunya lewat buku ini,” jelasnya.

Proses penyusunan buku ini memperlihatkan bagaimana dosen dari berbagai departemen ITS saling berkolaborasi. Misalnya, peneliti dari Sistem Informasi fokus pada e-Government, Departemen Desain Produk Industri berkontribusi pada Smart Branding, Teknik Lingkungan mengulas Smart Environment, sementara bidang kedokteran dan sipil ikut mengembangkan aspek Smart Living. “Kolaborasi ini sederhana, siapapun dosen ITS yang punya ide langsung menuliskannya. Bahkan, buku ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempublikasikan sebagian hasil tugas akhir, tesis, maupun disertasi,” terang Pak Tony.

Gambar : Penyerahan Buku Kepada Para Pimpinan Daerah termasuk Kepala Daerah.

Buku ini telah diterima oleh banyak kepala daerah, mulai dari Wali Kota Surabaya, Wali Kota Yogyakarta, hingga pimpinan daerah lainnya. “Mereka senang mendapatkan buku ini, bahkan ada yang langsung meletakkannya di meja kerja atau mobil dinasnya. Harapan kami, buku ini benar-benar dibaca dan memberi inspirasi untuk kebijakan nyata,” tambahnya.

Seiring dengan perkembangan kebijakan nasional tentang Smart City, ITS berencana terus meningkatkan kualitas isi buku pada seri berikutnya. Fokus utamanya adalah menghasilkan tulisan yang lebih komunikatif, relevan dengan kebutuhan daerah, serta mudah dipahami oleh pimpinan pemerintahan. 

Smart City itu bukan hanya soal teknologi. Ada aspek manusia, budaya, proses, dan kolaborasi lintas sektor. Harapan saya, konsep ini bisa diangkat lebih serius secara nasional, tidak hanya lewat Kemenkominfo, tetapi juga Kemendagri, PUPR, hingga BPS,” tegas Pak Tony.

Pak Tony menegaskan pentingnya peran akademisi untuk berkolaborasi dalam menjadikan isu perkotaan sebagai sumber ide penelitian yang memberi solusi nyata bagi masyarakat. 

“Riset kita jangan berhenti di jurnal atau ruang sidang saja. Tapi harus diuji dan divalidasi di lapangan, agar benar-benar memberi dampak nyata bagi kota dan kabupaten di Indonesia,” tutupnya.

Latest News

Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ada yang bisa kami bantu?
Selamat datang, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).