Gambar: Tim Bayucaraka ITS berfoto bersama pada malam Awarding KRTI 2025.
Surabaya, FT-EIC ITS – Tim Bayucaraka ITS kembali menorehkan prestasi gemilang pada Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025, yang tahun ini diselenggarakan oleh Universitas Andalas (UNAND), Padang. Kompetisi berlangsung selama empat hari, mulai 17 hingga 20 Oktober 2025. Pada ajang ini, sejumlah mahasiswa dari Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS turut berkontribusi dalam tim, bersama Bapak Aldinata Rizky Revanda, S.Kom., M.Kom., Dosen Departemen Teknik Informatika ITS, yang berperan sebagai dosen pembimbing.
Capaian Bayucaraka ITS pada KRTI 2025
Gambar: Tim Bayucaraka ITS berada di area perlombaan.
KRTI 2025 dibuka pada 17 Oktober dengan sesi presentasi divisi TD serta rangkaian flight test. Hari-hari berikutnya dilanjutkan dengan pertandingan di area masing-masing divisi, mulai dari RP hingga VTOL. Final RP menjadi penutup rangkaian kompetisi sebelum inagurasi pada 20 Oktober.
Gambar: Suasana kompetisi divisi Racing Plane, menampilkan pesawat PALKONJET.
Di kategori RP, Bayucaraka unggul melalui pesawat PALKONJET (Precise Aerobatics Lightning Kinetics and On-Point Navigation Jet). Fokus utama pesawat ini adalah kecepatan dan efisiensi lintasan, sehingga desain aerodinamika dan sistem propulsi dioptimalkan untuk mencapai waktu tercepat.
Inovasi terbesar tahun ini adalah peningkatan pada sistem propulsi, yang membuat performanya lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Tantangan utama justru datang dari kondisi angin, yang dapat mendorong pesawat keluar jalur. Saat diumumkan juara, seluruh anggota tim langsung berlari ke runway sambil bersorak gembira.
Gambar: Tim Fixed Wing Bayucaraka ITS bersama pesawat BRB-29.
Kategori FW, Bayucaraka menurunkan pesawat BRB-29 (Be Right Back 29), yang mengusung misi Aksi Cepat Tanggap Pengiriman Paket Darurat di Wilayah Aliran Sungai. Pesawat ini mampu melakukan pemetaan dan penjatuhan barang dalam waktu maksimal 30 menit.
Teknologi pemetaan udara beresolusi tinggi serta live video monitoring 4K menjadi fitur utama. Walau desain airframe tidak banyak berubah, peningkatan signifikan dilakukan pada sistem propulsi dan transmisi. Tim menilai keberhasilan diraih melalui kerja sama solid dan visi yang sama antaranggota.
Pada kategori LELA, Bayucaraka mendesain wahana ABABEEL, yang dirancang untuk menyelesaikan misi sejauh 60 km sambil menjatuhkan payload dan mendeteksi hotspot secara otomatis. ABABEEL mampu terbang stabil meski menghadapi angin kencang dan tetap terhubung dengan ground control station sepanjang misi. Strategi kuncinya adalah desain wahana yang sangat ringan (di bawah 4 kg) serta propulsi yang efisien.
Kategori VTOL, Bayucaraka mengandalkan Soeroku v2, versi pengembangan dari drone tahun sebelumnya. Drone ini mampu melakukan object detection, mengambil payload, menempatkannya ke keranjang, hingga mendeteksi target drop untuk payload berukuran kecil. Pembaruan terbesar adalah penggunaan sensor LiDAR 2D, yang membuat drone lebih aman bermanuver di lorong-lorong sempit tanpa harus bergantung penuh pada akurasi RTK. Tim mengutamakan robustness sehingga sistem dapat bekerja optimal dengan prosedur yang lebih sederhana.
Pada kategori TD, Bayucaraka mengembangkan RESCUE, sistem terpadu yang menggabungkan remote control dan monitoring website. Inovasi ini berangkat dari permasalahan umum sistem drone komersial yang dinilai kompleks dan terfragmentasi, terutama bagi lembaga tanggap bencana.
Ke depan, RESCUE ditargetkan menjadi produk unggulan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) dalam negeri untuk pemetaan, survei, dan inspeksi daerah bencana. Bayucaraka menilai pendekatan mereka berbeda karena produk yang dikembangkan benar-benar unik dan diuji melalui demonstrasi langsung sesuai misi yang mereka rancang sendiri.
Bapak Aldinata turut memberikan refleksi mengenai pembelajaran bagi Tim Bayucaraka ITS.
“Pembelajaran yang paling berharga bagi kami adalah pentingnya manajemen waktu dan validasi teknologi sejak dini. Kompetisi seperti KRTI bukan hanya tentang inovasi desain, tetapi juga tentang keandalan dan kesiapan sistem di kondisi nyata,” papar dosen teknik informatika itu.
Mahasiswa FTEIC yang Berkontribusi
Berikut mahasiswa FT-EIC yang berkontribusi dalam Tim Bayucaraka ITS pada KRTI 2025, beserta divisinya masing-masing:
Racing Plane
Fixed Wing
Long Endurance Low Altitude
Vertical Take Off and Landing
Technology Development
Surabaya, FT-EIC ITS – Sivitas Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) ITS kembali menorehkan prestasi membanggakan, kali ini
Surabaya, 19 Desember 2025 – Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses sebagai tuan rumah Rembug
Surabaya, FT-EIC ITS – Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan pelatihan bertajuk