News

Irsyad Fikriansyah, Mahasiswa Informatika ITS yang Tembus Dua Jurnal Q1 Internasional

Jum, 10 Okt 2025
1:00 pm
Berita Terkini
Share :
Oleh : adminelectics   |

Gambar: Irsyad Fikriansyah Ramadhan (Kanan) bersama dengan Prof. Tohari Ahmad di Net-Centric Computing (NCC) Laboratory.

Surabaya, FT-EIC ITS – Langkah gemilang kembali ditorehkan oleh mahasiswa Departemen Informatika Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Irsyad Fikriansyah Ramadhan. Mahasiswa angkatan 2021 ini sukses menorehkan prestasi akademik melalui publikasi dua jurnal internasional bereputasi Q1, hasil penelitiannya di bawah bimbingan Prof. Tohari Ahmad di Net-Centric Computing (NCC) Laboratory.

 

Perjalanan riset Irsyad bermula sejak semester lima, ketika ia memutuskan untuk bergabung dengan NCC setelah diajak oleh temannya. Saat itu, terdapat tiga topik utama penelitian di lab tersebut, yakni biometrik, data hiding, dan botnet detection. “Awalnya saya memilih topik biometrik karena terlihat keren dan sering digunakan pada perangkat seperti smartphone,” ungkap Irsyad. Namun, percobaannya dalam mengembangkan algoritma baru untuk sistem autentikasi berbasis sidik jari belum membuahkan hasil.

Desain tanpa judul – 1

Kegagalan itu sempat membuatnya hampir menyerah, namun Irsyad memilih untuk beralih ke topik data hiding di semester berikutnya. Di bawah bimbingan Prof. Tohari, Irsyad dibantu oleh Jean, mahasiswa S3 asal Rwanda yang juga melakukan riset di bawah bimbingan yang sama. Melalui kerja sama tersebut, ia mulai memahami konsep image steganography yaitu teknik menyembunyikan pesan atau data ke dalam media digital tanpa terdeteksi. Dari sinilah langkah awal kesuksesannya dimulai. Paper pertamanya diterima dalam International Conference on Informatics and Computational Sciences (ICICoS) 2024, dan dipublikasikan di IEEE Xplore.

 

Memasuki semester tujuh, Irsyad memutuskan mengambil Kerja Praktek (KP) di bawah bimbingan Prof. Tohari karena telat mendaftar magang industri. Keputusan tersebut justru membuka peluang baru yaitu penelitian lanjutannya di bidang data hiding berhasil diterima di jurnal Engineering Science and Technology, an International Journal (JESTECH) terbitan Elsevier, yang masuk dalam kategori Q1 Scopus. Tidak berhenti di situ, ia juga menulis paper Software Impact (Elsevier, Q3) yang merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya di ICICoS.

 

Pada semester delapan, Irsyad kembali menantang dirinya dengan mengambil topik baru untuk tugas akhir (TA), yakni botnet detection, bersama mahasiswa doktoral PMDSU, bernama Aidiel. Proses penelitian tersebut menghasilkan karya ilmiah yang kemudian diterima di IEEE Open Journal of the Communications Society (OJ-COMS) merupakan jurnal internasional bereputasi Q1 IEEE. “Sebenarnya motivasinya sederhana, saya hanya ingin punya karya yang bisa dibaca orang lain di website jurnal internasional. Rasanya membanggakan,” tuturnya.

 

Meski kini telah memegang dua publikasi Q1, perjalanan Irsyad bukan tanpa hambatan. Ia mengaku sempat mengalami berbagai tantangan, mulai dari kesulitan mencari ide baru, proses implementasi algoritma yang sering gagal, hingga penulisan paper berbahasa Inggris yang membutuhkan ketelitian tinggi. “Baca banyak literatur itu melelahkan, tapi penting supaya tahu novelty dari penelitian kita. Selain itu, menulis dalam bahasa akademik juga butuh latihan,” ujarnya.

 

Dari setiap kegagalan dan revisi, Irsyad belajar satu hal penting: konsistensi. Baginya, faktor keberhasilan publikasi bukan semata kemampuan teknis, melainkan ketekunan dan ketepatan dalam menulis. “Ide yang menarik dan penulisan yang rapi itu kunci. Kalau tulisan kita tidak enak dibaca, reviewer juga akan kehilangan minat,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan rekan-rekan mahasiswa dan pembimbing sangat membantu proses pengembangan ide dan penulisan.

 

Gambar: Sertifikat yang diterima Irsyad Fikriansyah Ramadhan sebagai presenter pada konferensi internasional ICICoS 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro.

Dalam kelas Keamanan Informasi yang diampu Prof. Tohari, ia sempat diminta menjadi pembicara dalam sharing session bertajuk “Research and Challenge in Cyber Security”. Di kesempatan tersebut, Irsyad mendorong mahasiswa untuk berani mencoba penelitian di bidang keamanan siber.

“Saya cuma ingin bilang, jangan takut memulai. Lebih baik biasa tapi konsisten, daripada jenius tapi hanya sekali berusaha,” pesannya.

 

Irsyad mengungkapkan harapannya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang S2 di masa depan. Ia meyakini, pengalaman publikasi internasional yang diperolehnya selama di ITS akan menjadi modal penting dalam langkah akademiknya ke depan. “Kalau waktu itu saya menyerah, mungkin saya tidak akan pernah bisa berdiri di sini dan bertemu orang-orang hebat,” pungkasnya.

 

Dengan semangat pantang menyerah dan dedikasi tinggi terhadap penelitian, kisah Irsyad menjadi bukti nyata bahwa perjalanan riset tidak selalu mulus, namun setiap tantangan dapat menjadi batu loncatan menuju prestasi internasional.

Latest News

Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ada yang bisa kami bantu?
Selamat datang, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).