Sorry, no posts matched your criteria.
Surabaya — Departemen Teknik Geomatika ITS melalui Program Studi Teknik Pertambangan menggelar Forum Group Discussion (FGD) Penyelarasan dan Tinjauan Kurikulum, Senin (22/12), di Ruang Airlangga, Hotel Bumi Surabaya. Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk menyelaraskan kurikulum agar semakin relevan dengan kebutuhan industri, perkembangan keilmuan, serta tantangan keberlanjutan sektor pertambangan.
Teknik Pertambangan ITS Perkuat Kurikulum Bersama Industri
FGD tersebut melibatkan pimpinan ITS, akademisi, perwakilan industri, organisasi profesi, serta mitra eksternal. Wakil Rektor I ITS, Prof. Nurul, menekankan pentingnya penguatan sinergi antara perguruan tinggi dan dunia industri, terutama melalui pengembangan program magang mahasiswa yang berkelanjutan dan berdampak langsung pada kesiapan lulusan.
Selain itu, Prof. Nurul juga menyampaikan bahwa ITS mulai melakukan pemetaan kesiapan program studi dalam menerima mahasiswa disabilitas mulai tahun 2026. Upaya ini mencakup penyelarasan fasilitas dan peralatan pembelajaran agar sesuai dengan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL).
“Fasilitas dan peralatan pembelajaran harus selaras dengan CPL dan jumlah mahasiswa. Di sisi lain, integrasi antara penelitian dan pengabdian kepada masyarakat perlu terus diperkuat untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan pengenalan Program Studi Teknik Pertambangan oleh Ketua Program Studi. Dalam sesi ini dijelaskan arah pengembangan kurikulum serta profil lulusan yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan tantangan industri pertambangan modern.
Perspektif industri disampaikan oleh Ridwan Auladi dari BHP Australia. Ia menyoroti pentingnya keunggulan kompetitif lulusan, kemampuan adaptasi, kesadaran budaya, serta keberanian mengambil peran dalam lingkungan kerja global. Dari sisi akademik, ia mendorong penguatan kolaborasi lintas disiplin, peningkatan paparan internasional, ketersediaan fasilitas pendukung, keterlibatan dosen global, serta kepemilikan sertifikasi Engineer Professional.
Sementara itu, perwakilan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Catur Gunadi, merekomendasikan penguatan kurikulum melalui penambahan mata kuliah Biologi untuk memperkaya pemahaman flora dan fauna, serta mata kuliah pemberdayaan masyarakat sekitar tambang guna memperkuat aspek sosial dalam praktik pertambangan.
Diskusi yang berlangsung intensif menghasilkan berbagai masukan konstruktif, di antaranya kebutuhan kuliah lapangan geologi, penguatan analisis ekonomi tambang, hidrologi pertambangan, hingga pengembangan capstone project berbasis studi kasus nyata, mulai dari tahap perencanaan tambang hingga pengambilan keputusan investasi. Proses pembelajaran juga diarahkan lebih aplikatif melalui pendekatan project-based learning.
FGD ini turut menghadirkan Forkopindo yang diwakili oleh Dr. Tedy, yang membahas peluang kerja sama antar perguruan tinggi serta peran dosen tidak tetap dan praktisi dalam menjawab keterbatasan sumber daya. PERHAPI dan UPN Yogyakarta menyatakan kesiapan memfasilitasi keterlibatan dosen praktisi melalui skema kerja sama formal.
Melalui forum ini, ITS menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan kurikulum Teknik Pertambangan yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi industri, sekaligus mendukung pembangunan pertambangan yang berkelanjutan dan berdaya saing global.