Sorry, no posts matched your criteria.
Surabaya, 8 Juli 2025 — Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Perubahan Iklim sebagai Ancaman Nyata – Catatan Sejarah Peradaban dan Pandangan Masa Depan” pada hari Selasa, 8 Juli 2025. Kegiatan ini dilangsungkan di ruang GM-205 dan dihadiri oleh sivitas akademika ITS serta peserta umum yang memiliki ketertarikan pada isu-isu lingkungan global.
Dalam kuliah tamu ini, hadir sebagai narasumber utama Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Klimatologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Beliau membawakan materi yang mendalam mengenai bagaimana perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan fisik, tetapi juga pada peradaban manusia sejak zaman dahulu hingga hari ini.
Kuliah ini menggali catatan sejarah tentang bagaimana iklim telah membentuk jalannya peradaban, termasuk kemunduran berbagai imperium besar di masa lalu akibat perubahan iklim ekstrem. Dr. Ardhasena juga membahas tren iklim global saat ini dan skenario masa depan berdasarkan hasil penelitian ilmiah terkini.
Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 12.30 WIB ini dipandu oleh Dr. Filsa Bioresita, ST, MT, yang bertindak sebagai Master of Ceremony (MC). Dengan gaya yang komunikatif dan hangat, Dr. Filsa berhasil membangun suasana interaktif dan kondusif sepanjang kegiatan berlangsung.
Kuliah tamu ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta mengenai urgensi krisis iklim yang tengah dihadapi dunia. Peserta diajak untuk tidak hanya menjadi penonton pasif dalam perubahan yang terjadi, melainkan turut serta berperan aktif dalam mendukung upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Departemen Teknik Geomatika ITS dalam mendukung pendidikan dan literasi lingkungan hidup, serta membangun kolaborasi lintas disiplin dalam menghadapi tantangan global, khususnya dalam konteks perubahan iklim.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi, kuliah tamu ini diharapkan mampu menanamkan semangat kritis dan kolaboratif dalam menciptakan solusi berbasis ilmu pengetahuan untuk keberlanjutan bumi dan umat manusia.