Indonesia rawan berbagai macam bencana sebagai konsekuensi logis karena ditekan 3 lempeng tektonik, dijepit 2 samudera besar dan ada dikawasan iklim tropis serta banyak penduduk bermukim di kawasan rawan bencana. Penguatan riseat dan Inovasi teknologi kebencanaan sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko bencana.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan bahwa perlu meningkatkan strategi inovasi teknologi untuk mewujudkan Indonesia tangguh dan tanggap bencana. BPPT telah mengembangkan teknologi kebencanaan antara lain dalam penerapan Sistem Peringatan Dini Bencana Tsunami (Indonesia Tsunami Early Warning System/InaTEWS), teknologi modifikasi cuaca, dan penerapan kecerdasan artifisial dalam upaya penanggulangan tsunami serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Untuk itu, Teknik Geofisika ITS akan menggelar Guest Lecture dengan topik Teknologi Kebencanaan, dengan mengundang narasumber:
yang akan dilaksanakan pada:
Mari bergabung dalam kuliah tamu ini, karena e-sertifikat akan disediakan untuk peserta kuliah tamu.
Departemen Teknik Geofisika ITS bekerjasama dengan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menyelenggarakan “MGEI Sharing
Departemen Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu: “APLIKASI AGROGEOFISIKA UNTUK PENILAIAN KESUBURAN TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN” bersama Narasumber: Dr. Nono
BMKG mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.