Program Studi

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Instrumentasi adalah jenjang pendidikan vokasional yang dilaksanakan selama 8 semester. Lulusan yang menyelesaikan program pendidikan vokasi pada jenjang sarjana terapan dari departemen Teknik Instrumentasi ITS memperoleh gelar akademik Sarjana Terapan (S.Tr.)

 

Program Studi S.Tr Rekayasa Teknologi Instrumentasi membekali lulusannya dengan kemampuan rekayasa basic science dan teknologi instrumentasi untuk pengukuran (measurement), pengendalian (control) dan pengamanan (safety). Kemampuan melakukan rekayasa basic science dan teknologi instrumentasi ini menjadi penciri atau pembeda kompetensi lulusan dengan prodi sejenis.

 

Kemampuan rekayasa basic science dan teknologi instrumentasi akan memberikan kemampuan lulusan Program Studi S.Tr Teknologi Rekayasa Instrumentasi ITS dalam mengembangkan keilmuannya untuk meghasilkan :

  1. Instrument pengukuran yang dibangun atas dasar pemahaman karakteristik objek yang hendak diukur dalam hal ini adalah besaran fisis/kimia yang hendak diukur. Pemahaman ini diperlukan untuk pemilihan sensor yang cocok agar dapat dihasilkan alat ukur yang dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan (customize);
  2. Instrument untuk pengendalian yang dibangun atas dasar pemahaman karakteristik proses objek yang dikendalikan. Pemahaman ini diperlukan untuk pemilihan mode kontrol yang cocok dengan karakteristik varibel proses;
  3. Instrument untuk safety yang dibangun atas dasar pemahaman resiko yang akan terjadi jika terjadi ketidak berfungsian salah satu instrument pada sistem pengendalian. Pemahaman ini diperlukan agar logika shut down system menghasilkan aksi yang tepat dengan resiko serendah mungkin (ALARP = As Low As Risk Possible).

 

A. Strategi Pencapaian Visi, Misi, dan Tujuan

Untuk menjadi pusat unggulan pendidikan vokasi dan riset rekayasa instrumentasi yang dapat menunjang industri skala Nasional maupun Internasional maka S.Tr. TRI mempunyai strategi pendidikan dual sistem dengan penjelasan sebagai berikut:

 

Strategi di bidang pendidikan ada 3 fase yaitu:

  1. Strategi Fase pemberian pengetahuan(Basic Science)

Pada tahap persiapan, strategi awal yang dilakukan terhadap mahasiswa baru adalah membangun cakarawala mereka tentang apa itu instrumentasiperan instrument di kehidupan sehari-haritantangan dan perannya di masa datang melalui mata kuliah dasar-dasar instrumentasi, mata kuliah ini sebagai sarana untuk membangun empati terhadap S.Tr. TRI. Bahwa mereka tidak salah memilih prodi yang akan memberikan harapan cerah di masa kelulusannya melalui pengetahuan, ketrampilan dan sertifikasi profesi yang dibutuhkan oleh instrument engineer. Mata kuliah dasar intrumentasi dilengkapi dengan praktikum berupa simulator dasar instrument untuk pengukuran dan pengendalian, guna memberikan gambaran peran basic science dan technology di bidang keteknikan (engineering) melalui kegiatan yang bernama rekayasa. Guna menunjang konsep pada tahap persiapan, kurikulum Prodi S.Tr. TRI membekali mahasiswa baru dengan basic science yang bersifat terapan (fisika terapan, matematika terapan, dan kimia terapan), sehingga mahasiswa menyadari bahwa ilmu dasar (Basic Science) yang mereka anggap sebagai momok dibangku sekolah (SMP, SMU/SMK) ternyata diperlukan di bidang keteknikan (engineering)

  • Sumber daya

Dosen pengampu mata kuliah dasar instrumen harus seorang dosen senior yang mempunyai pengalaman praktis di industri agar dapat menjelaskan peran keilmuan pada rekayasa instrumentasi. Sedang pengampu mata kuliah fisika terapan, matematika terapan, dan kimia terapan harus merancang silabus yang keilmuannya dibutuhkan di Prodi S.Tr. TRI.

  • Mekanisme kontrol ketercapaian

Untuk menjaga ketercapaian pembelajaran prodi yang dibebankan ke mata kuliah, di Departemen Teknik Instrumentasi terdapat Internal Mutu Manajemen yang diketuai oleh kelompok minat pengembangan keilmuan yaitu kelompok minat keilmuan yang ada di laboratorium. Dimana kelompok minat penelitian ini yang bertanggung jawab terhadap Silabus, RPS (Rancangan Pembelajaran), dan RAE (Rancangan Assessment dan Evaluasi), pelaksanaan (pembagian beban mengajar), koordinasi dengan pengampu serta monitoring dan evaluasinya. Monitoring ketercapaian pembelajaran selain melalui mekanisme yang dilakukan oleh kelompok minat penelitian, monitoring juga dilakukan melalui angket yang disebar ke setiap mahasiswa yang mengikuti suatu mata kuliah di tengah semester dan di akhir semester guna diberikan ke dosen pengampu untuk menjadi masukan perbaikan. Pada fase pemberian basic science penangung jawab mutunya adalah kelompok minat penelitian Instrumentasi Pengukuran.

 

  1. Strategi Fase peminatanmelalui pemberian Basic Engineering

Pada tahun ke dua mahasiswa dibangun peminatannya melalui pemberian materi basic engineering yang terkait dengan fungsi instrumen untuk pengukuran, fungsi instrument untuk pengendalian, dan basic proses (proses fluida, dan proses thermal) yang akan dimonitor dan dikendalikan. Sehingga mahasiswa paham dalam mengukur dan mengendalikan sebuah proses wajib tahu fenomena fisika atau fenomena kimia dalam sebuah proses. Disamping itu mahasiswa mulai dibangun peminatannya terhadap elektronika analog dan digital yang dibutuhkan untuk operasional instrumen, ICT (Information and Communication Technology) dan IoT (Internet of Thinks) yang dibutuhkan di era Revolusi Industri 4.0.

  • Sumber daya

Dosen pengampu mata kuliah pada fase peminatan berasal dari 3 kelompok minat penelitian, hal ini dikarenakan adanya materi keilmuan yang harus diampu oleh dosen dengan keahlian berbeda agar capaian pembelajaran dapat tercapai.

  • Mekanisme kontrol ketercapaian

Pada fase peminatan penangung jawab mutunya adalah kelompok minat penelitian Instrumentasi Pengendalian.

 

  1. Strategi Fase pembentukan ketrampilanmelalui Applied Engineering

Pada tahun ke tiga sampai tahun ke empat mahasiswa dibangun ketrampilannya melalui pemberian materi applied engineering yang terkait dengan fungsi instrument untuk pengukuran, fungsi instrument untuk pengendalian, dan fungsi instrument untuk pengamanan (safety). Sehingga mahasiswa faham aplikasi system instrumentasi di industri process, sehingga mahasiswa dapat melakukan trouble shooting serta engineering commissioning. Di harapkan mahasiswa sudah memiliki pengetahuan dan ketrampilan cukup di semester ke 6 untuk bekal mengikuti program magang di industri, serta bekal yang cukup untuk melakukan perancangan dan pembuatan alat untuk tugas akhir.

  • Sumber daya

Dosen pengampu mata kuliah pada fase pembentukan ketrampilan berasal dari 3 kelompok minat penelitian, hal ini dikarenakan adanya materi keilmuan yang harus diampu oleh dosen dengan keahlian berbeda agar capaian pembelajaran dapat tercapai.

  • Mekanisme kontrol ketercapaian

Monitoring ketercapaian pembelajaran selain melalui mekanisme yang dilakukan oleh kelompok minat penelitian, monitoring juga dilakukan melalui angket yang disebar ke setiap mahasiswa yang mengikuti suatu mata kuliah di tengah semester dan di akhir semester guna diberikan ke dosen pengampu untuk menjadi masukan perbaikan.

 

B. Strategi Pengembangan Penelitian

Prodi S.Tr. TRI mempunyai 3 kelompok minat penelitian yaitu :

  1. kelompok minat penelitian Instrumentasi Pengukuran,
  2. kelompok minat penelitian Instrumentasi Pengendalian, dan
  3. kelompok minat penelitian Safety System,

di mana setiap kelompok minat penelitian mempunyai Road Map penelitian untuk pemberdayaan dan pengembangan minat penelitian dosen yang berhimpun pada setiap kelompok. Road Map penelitian setiap kelompok berfungsi untuk mengarahkan topik penelitian yang dilakukan oleh dosen di dalam kelompok penelitian maupun topik Tugas Akhir, hasil penelitian diarahkan ke pembangunan sarana prasarana pendidikan dan praktikum di Prodi S.Tr. TRI sebagai cara mensiasati rendahnya PAGU Departemen Teknik Instrumentasi yang berdampak terhadap dana pengembangan laboratorium.

 

Untuk dapat menghasilkan purwa rupa penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran berbasis kompetensi, ketua kelompok minat penelitian yang juga bertanggung jawab sebagai penanggung jawab mutu sejumlah mata kuliah akan mensinkronkan capaian luaran penelitian dengan kebutuhan peralatan praktikum yang dibutuhkan pada mata kuliah untuk dapat mencapai capaian pembelajaran yang dibebankan ke mata kuliah. Hasil penelitian prodi S.Tr. TRI berupa purwa rupa sarana penunjang praktikum suatu mata kuliah, agar laboratorium dapat menjadi Laboratory Based Education (LBE) dan menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK). Hal ini dikarenakan purwa rupa yang akan dihasilkan dari suatu penelitian, direncanakan dan dirancang terlebih dahulu agar dapat dimanfaatkan untuk sarana praktikum atau sarana uji kompetensi. Sehingga penelitian di Prodi S.Tr. TRI selalu berbasiskan basic science, dan basic engineering pada saat fase perancangan (design) agar dapat menghasilkan purwa rupa yang selalu dapat mengikuti issue strategis (missal issue Revolusi Industri 4.0) dan kebutuhan masyarakat (missal berupa sistem instrument untuk penganan pandemi covid 19 dan system instrument untuk mensikapi new normal).

 

Departemen Teknik Instrumentasi setiap tahun menganggarkan dana penelitian departemen untuk ke tiga kelompok minat penelitian guna menghasilkan desain alat beserta hasil simulasi nya yang dipublikasikan melalui seminar internasional dalam negeri yang terindex scopus.

 

C. Strategi Pengembangan Pengabdian Masyarakat

Produk penelitian dosen kelompok minat penelitian di Prodi S.Tr. TRI berupa purwa rupa untuk menunjang praktikum dan uji kompetensi, sehingga purwa rupa hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai revenue generator untuk training ataupun untuk uji kompetensi bidang instrumentasi. Produk penelitian selain untuk menunjang sarana praktikum dan uji kompetensi, juga berupa karya pengabdian pada masyarakat berupa teknologi tepat guna yang telah di sosialisasikan di daerah Surabaya (gasifikasi sampah), Gersik (Air bersih) dan Sumenep (teknologi pembuatan garam) Jawa Timur.  Hal ini dikarenakan hibah pengabdian pada masyarakat yang didapatkan oleh dosen Departemen Teknik Instrumentasi kebanyakan berupa hibah dana Abmas berbasiskan penelitian.

 

D. Kebijakan dan Strategi Kerja Sama Bersama Stake Holder

 

Instrumentasi masih asing di masyarakat, hal ini dikarenakan ketidaktahuan masyarakat instrument itu apa dan kurang banyaknya info lowongan tenaga kerja instrumentasi, sehingga membuat animo masyarakat rendah terhadap S.Tr. TRI rendah. Guna merubah citra ini, maka S.Tr. TRI akan memanfaatkan issue Revolusi Industri 4.0 sebagai issue strategis untuk membangun informasi yang komprehensif dan mendidik ke stake holder (siswa dan orang tua siswa calon mahasiswa baru serta industri atau instansi pengguna lulusan) tentang peran strategis S.Tr. TRI di masa yang akan datang. Adapun strategi yang dilakukan pada saat ini ada 2 bentuk yaitu:

A. Strategi membranding ke siswa dan guru SMU dan SMK melalui Sosial Media dan kegiatan tahunan Himpunan Mahasiswa Teknik Instrumentasi yang bernama INFEST. Untuk mendapatkan INTAKE calon mahasiswa yang berkualitas, maka Departemen Teknik Instrumentasi melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Instrumentasi mengadakan kegiatan SOSIALISASI Prodi melalui kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah buat siswa dan mahasiswa serta training ke para guru SMU dan SMK, dan diakhiri dengan acara Talk Show yang menghadirkan 3 unsur yaitu Pemerintah, Pengguna dan Alumni. Kegiatan ini cukup efektif untuk membuka cakrawala ke calon mahasiswa dan para guru, sehingga tahun 2020 ini akan kami evaluasi efektifitasnya dengan membuat kegiatan yang tidak hanya buat siswa dan para guru, akan tetapi juga pengguna lulusan S.Tr. TRI.

B. Strategi membranding ke pengguna lulusan Tr. TRI melalui program magang MUTUALISME. Keterserapan lulusan S.Tr. TRI menjadi salah satu KPI (Key Performance Indicator) semua di ITS, sadar akan hal ini maka Departemen Teknik Instrumentasi membuat strategi sosialisasi kompetensi mahasiswa S.Tr. TRI melalui program magang Mutualismeyaitu suatu program magang dimana Departemen Teknik Instrumentasi yang PRO AKTIF untuk menawarkan topik-topik ke industri yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran aplikasi keilmuan instrument, strategi ini berasal dari instropeksi terhadap mekanisme mahasiswa mendapatkan tempat magang dan pelaksanaan serta evaluasi program magang selama ini yang lebih bersifat “MENGGANGGU” industri yang ditempati magang.

 

Konsep program magang ini adalah sebagai berikut:

    • TRI melakukan penjajagan komunikasi dengan calon lokasi tempat magang mahasiswa yang mempunyai potensi untuk dijalin kerjasama melalui topik magang yang ditawarkan dan sesuai dengan kebutuhan industri.
    • Kesepakatan antara Industri dan Tr. TRI terhadap topik2 magang, selanjutnya ditindak lanjuti dengan penyusunan kegiatan magang yang berbobot 14 SKS ini agar memudahkan monitoring dan evaluasi pelaksanaannya yang disupervisi oleh satf industri yang ditugasu dan dosen S.Tr. TRI.
    • TRI mempersiapkan mahasiswa yang magang dengan pengetahuan yang dibutuhkan dalam kegiatan magang ini, agar pada saat magang tidak merepotkan pihak industri dan agar tujaun magang dapat tercapai.

Strategi untuk memberikan sertifikasi kompetensi mahasiswa S.Tr. TRI dilakukan melalui kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh laboratorium sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki sesuai dengan jabatan pekerjaan (Job Title) instrument yaitu:

  1. Jabatan teknisi dan operator instrument
  2. Jabatan lead instrument technician and maintenance
  3. Jabatan instrument engineer

 

Berikut adalah Capain pembelajaran dari Program Studi Terapan Teknologi Rekayasa Instrumentasi

 

Kode Deskripsi Capaian Pembelajaran Lulusan ( CPL )
CPL-1 Mampu menunjukkan sikap dan karakter yang mencerminkan: ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, etika dan integritas, berbudi pekerti luhur, peka dan peduli terhadap masalah sosial dan lingkungan, menghargai perbedaan budaya dan kemajemukan, menjunjung tinggi penegakan hukum mendahulukan kepentingan bangsa dan masyarakat luas, melalui kreatifitas dan inovasi, ekselensi, kepemimpinan yang kuat, sinergi, dan potensi lain yang dimiliki untuk mencapai hasil yang maksimal.
CPL-2 Mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keahlian sesuai standar kompetensi kerja, serta mampu mengambil keputusan secara tepat dari hasil kerja sendiri maupun kerja kelompok dalam bentuk laporan tugas akhir atau bentuk kegiatan pembelajaran lain yang luarannya setara dengan tugas akhir melalui pemikiran logis, kritis, inovatif, bermutu dan terukur dengan mempertimbangkan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan.
CPL-3 Mampu mengelola pembelajaran diri sendiri, dan mengembangkan diri sebagai pribadi pembelajar sepanjang hayat untuk bersaing di tingkat nasional, maupun internasional, dalam rangka berkontribusi nyata untuk menyelesaikan masalah dengan mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi dan memperhatikan prinsip keberlanjutan serta memahami kewirausahaan berbasis teknologi.
CPL-4 Mampu berkomunikasi, menulis laporan serta membuat presentasi secara efektif
CPL-5 Mampu menerapkan pengetahuan matematika, ilmu alam, dasar-dasar instrumentasi pengukuran, pengendalian dan pengamanan untuk prosedur, proses, sistem maupun metodologi teknik yang diterapkan dalam suatu proses industri
CPL-6 Mampu mengidentifikasi, merumuskan, meneliti literatur dan menganalisis masalah teknik di bidang teknologi Instrumentasi untuk mencapai kesimpulan yang dapat dibuktikan dengan menggunakan alat analisis sesuai standar disiplin ilmu teknik instrumentasi
CPL-7 Mampu merancang solusi untuk masalah teknologi dan rekayasa Instrumentasi serta dapat berkontribusi pada desain sistem, komponen maupun proses untuk memenuhi kebutuhan tertentu dengan mempertimbangkan standar keamanan, kesehatan dan keselamatan publik
CPL-8 Mampu melakukan investigasi terhadap permasalahan instrumentasi industri, mencari, memilih data yang relevan dari literatur, merancang dan melakukan eksperimen untuk memberikan kesimpulan yang valid
CPL-9 Mampu memilih, menggunakan dan menerapkan teknik dan sumber daya yang tepat termasuk penggunaan piranti keras maupun lunak yang mutakhir untuk memberikan solusi atas permasalahan di bidang rekayasa Instrumentasi
CPL-10 Mampu menunjukkan pemahaman tentang masalah sosial keteknikan, kesehatan, keselamatan, hukum, budaya dan tanggung jawab yang relevan pada praktik penerapan rekayasa teknologi instrumentasi.
CPL-11 Mampu memahami dan mengevaluasi keberlanjutan dampak pekerjaan teknologi rekayasa Instrumentasi terhadap lingkungan dan masyarakat
CPL-12 Mampu menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen teknik dan menerapkannya pada pekerjaan sendiri baik sebagai anggota maupun pemimpin dalam tim untuk mengelola proyek di lingkungan multidisiplin.

APAKAH YANG MENJADI MINAT ANDA?

Standarisasi Industri sebagai bakal alumni berkualitas

Mulailah mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai program yang memberikan kesiapan menghadapi dunia bekerja yang sesungguhnya serta sertifikasi keahlian yang diakui Internasional.