Bidang Pengabdian Masyarakat

Bidang Pengabdian Masyarakat

Kegiatan abdimas dan KKN instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Desa Puncu Kediri dengan dosen pembimbing Ir. Ahmad Fauzan ‘Adziimaa, S.T., M.Sc.

Kegiatan abdimas dan KKN instalasi Pembangkit Listrik Surya di Desa Puncu Kediri dengan dosen pembimbing Ir. Ahmad Fauzan ‘Adziimaa, S.T., M.Sc.

Mesin Penggiling Kotoran Kambing untuk Kelompok Tani Karya Bakti II Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang

KKN Mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi

Lumajang, sebagai wilayah Agraris dimana 80 persen lebih penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Data semester I Tahun 2011, lahan pertanian sebagai sumber pangan menunjukkan kondisi yang hampir kritis, dengan kandungan bahan organik tanah berkisar 0,63 – 1,51 % akibat penggunaan pupuk kimia terutama pupuk urea, SP-36, ZA dan KCL. Salah satu strategi yang wajib ditempuh berkenaan dengan Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hasil Pertanian (Pangan) adalah melalui kegiatan mengembalikan, melestarikan dan meningkatan kandungan bahan organik tanah/lahan dengan peningkatan penggunaan pupuk organik atau yang lebih dikenal masyarakat Lumajang dengan program SIGARPUN – Aksi Gerakan Pemupukan Organik.

Gambar 1. Potensi bahan baku kotoran kambing di Kelompok Tani “Karya Bakti II” untuk pupuk organik

Kelompok tani “Karya Bakti II” Desa Kenongo Kecamatan Gucialit adalah salah satu kelompok tani di Kabupaten Lumajang yang sangat mendukung  dan akan mengupayakan suksesnya program tersebut dengan potensi yang dimiliki yaitu melimpahnya bahan baku pupuk organik berupa kotoran kambing yang dihasilkan dari ternak petani. Namun sayangnya Unit Pengolahan Pupuk Organik yang dimiliki kelompok Tani tidak bisa memecah kotoran kambing dengan baik sehingga perlu dilakukan proses berulang-ulang dan waktu yang lama untuk menjadikan kotoran kambing sebagai pupuk organik.

Gambar 2. Tim KKN ITS bersama perwakilan kelompok tani Karya Bakti II

Mesin pengiling kotoran kambing adalah sebuah mesin dengan sistem mekanik dengan penggerak motor bensin yang dilengkapi dengan dua buah Roll pengiling, motor bensin sebagai penggerak utama, dan di transmisikan dengan dua buah pulley dan v-belt. Selain itu, mesin dibuat dengan bentuk sudu seperti martil sehingga proses penggilingan diasumsikan seperti pemukulan berulang-ulang terhadap kotoran kambing supaya bisa segera digunakan oleh para petani untuk proses pemupukan. Kotoran kambing yang sudah kering dimasukan melalui hopper menuju ke dua roll pengiling yang berputar berlawanan kemudian kotoran kambing menuju ke pembuangan(board)

Gambar 3. Hasil penggilingan kotoran kambing

Kegiatan KKN instalasi Filter Alami Air Payau Menjadi Air Bersih di Kecamatan Karangbinangun dengan dosen pembimbing Ir. Dwi Nur Fitriyanah, S.ST., M.T.

Kegiatan Program Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) dengan menggagas alat pembasmi hama untuk para petani didesa Pepe, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dengan Dosen pembimbing Brian Rafi’u, Dosen Tenik Instrumentasi ITS.

Wereng, tikus, hingga kepinding jadi masalah petani warga desa Pepe, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah untuk menjaga hasil sawah dan ladang. Pengasapan, penyemprotan cairan bawang putih, sampai insektisida alami sudah dicoba pakai. Pestisida pun sudah, kendati malah merusak zat hara di lahan. Hasilnya pun masih tidak maksimal. Warga masih kerap mengalami gagal panen bertahun-tahun.

Faiz Kurnia Rahman, pemuda asal desa Pepe, membawa masalah ini ke program Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas).Mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya ini saat itu masih menjadi mahasiswa di semester 8. Bersama adik-adik lintas angkatan di departemen tersebut, Faiz lalu menggagas alat pembasmi hama yang mungkin bisa dipakai petani di desanya sejak awal Tahun 2021.

Brian Rafi’u, Dosen ITS dan Pembimbing KKN Abmas di kelompok Faiz menuturkan, niat menggali masalah di pedesaan semula juga menyiasati kondisi di Surabaya yang saat itu kena kebijakan PPKM. Dari situ, Faiz dan teman-temannya mendapati kasus hama di desa.

Kegiatan Program Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) dengan  pembuatan Sistem Penerangan Jalan Desa Berbasis Panel Surya Di Desa Tanggulangin Kecamatan Montong Kabupaten Tuban Jawa Timur dengan Dosen pembimbing Brian Rafi’u, Dosen Tenik Instrumentasi ITS.

Penerangan lampu jalan merupakan unit yang bertujuan untuk memberikan pencahayaan untuk pengguna jalan sehingga mereka merasa aman dalam melakukan perjalanan, khususnya di malam hari. Penerangan lampu jalan bukan hanya penting untuk masyarakat kota, melainkan jugauntuk masyarakat desa. Namun, sayangnya seringkali penerangan jalan di desa minim. Minimnya penerangan lampu jalan di desa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya terdapat pemasanganlampu jalan di desa yang rumit, terpencilnya desa, kurangnya anggaran daerah milik setempat, penggunaan sistem lampu yang menyebabkan pembengkakan biaya desa, adanya faktor infrastruktur desa yang kurang memadai sehingga masyarakat desa terpaksa harus mengurangi banyak aktivitas di malam hari karena minimnya penerangan jalan. Permasalahan ini juga dihadapi masyarakat di Desa Tanggulangin Kecamatan Montong Kabupaten Tuban Jawa Timur. Dari permasalahan yang dihadapi, penerangan Jalan Tenaga Surya atau yang biasa disebut dengan SolarCell hadir sebagai solusi energi alternatif dari permasalahan di Desa Tanggulangin Kecamatan Montong Kabupaten Tuban Jawa Timur. Desa Tanggulangin. Penggunaan penerangan jalan di desa menggunakan tenaga surya adalah solusi yang tepat dimana terdapat berbagai keunggulan, diantaranya melimpahnya sumber energy surya di wilayah Kecamatan Montong Kabupaten Tuban,Jawa Timur, proses pemasangan dan biaya yang efisien, berasal dari sumber energi baru terbarukan sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang

Bantu Petani Tambak Udang, KKN ITS Rancang Aerator Berbasis Fotovoltaic dengan dosen Teknik Instrumentasi I Putu Eka Widya Pratama bersama tim mahasiswa anggota KKN PM ITS di Balai RW Desa Gunung Anyar Tambak, Surabaya


Salah satu kekayaan biota Indonesia yang berpotensi dalam sektor ekonomi ialah udang putih (Litopenaeus vannamei). Udang vannamei merupakan salah satu primadona ekspor indonesia dari sektor perikanan yang perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Tingkat kelarutan oksigen dalam kolam budidaya atau tambak sangat berpengaruh dengan keberhasilan budidaya udang vannamei, sehingga pembudidaya memerlukan aerasi untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam kolam. Rendahnya kualitas air tambak dapat menjadi pendorong berkembangnya penyakit patogen yang menyebabkan kematian udang. aerator   yang   banyak digunakan  oleh  petani  saat  ini  masih  bersifat manual, dimana penggunaannya masih dilakukan berdasarkan pengalaman di lapangan tanpa   mempertimbangkan   berapa sebenarnya  jumlah  dan  mutu  oksigen  yang dibutuhkan   oleh   tambak   ikan   atau   udang tersebut. Apabila pada tambak udang vannamei yang skala besar aerator yang biasa digunakan pada pembudidaya adalah aerator kincir yang mana membutuhkan sumber energi atau daya yang cukup besar sedangkan petambak udang kecil akan mempertimbangkan modal untuk listrik aerator dengan hasil tambak udang yang.  Maka kegiatan KKN ini membuat aerator tambak udang vannamei dengan memanfaatkan sumber energi cahaya matahari. Ketika panel surya terkena sinar matahari, panel surya akan melepaskan listrik, yang dikendalikan oleh pengontrol untuk menstabilkan tegangan keluaran panel surya. Diharapkan setelah penggunaan alat aerator dengan power supply solar cell ini dapat meminimalisir gagal panen dan meningkatkan produktivitas petani tambak udang vannamei khususnya petani tambak Gunung Anyar, Surabaya.