Istilah TANAH GERAK atau TANAH AMBLES merupakan isitilah yang umum dipakai masyarakat kalau tanah di sekitar rumahnya mulai retak retak dan mulai gerak (geser) sehingga terlihat retakan menganga. Saat masih muncul retakan retakan memanjang umumnya dianggap BIASA oleh masyarakat dan tidak diperhatikan. Padahal adanya retakan tanah di LERENG hampir dipastikan ini tanda tanda TANAH akan LONGSOR. Ada yang dimulai dengan tanah gerak dan atau tanah ambles, ada yang langsung longsor.
Fenomena tanah gerak sudah sering terjadi di Indonesia seperti Sulawesi, Papua, Sumatra dsb. Beberapa kejadian memaksa penduduk pindah dari lokasi tersebut, seperti Majalengka, Bogor, Brebes, Jombang, Pasuruan, dan yang masih berproses di Purwakarta. BPBD Jawa Barat melaporkan bahwa tanah gerak di kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta masih terus bergerak dan merayap setiap 10 menit. Berdasarkan data sejak tanggal 11-14 Juni 2025 sudah alami pergerakan tanah atau amblasan tanah sejauh 20 meter dari titik awal. Rumah terdampak bencana awalnya 48, bertambah manjadi 72 rumah. Banyak rumah yang sebelumnya masih berdiri kokoh, kini rata dengan tanah. Data kerusakan dari jumlah 72 rumah itu, 48 diantaranya rusak berat atau ambruk, 14 rusak sedang dan 10 rusak ringan. Warga mulai mengungsi karena khawatir tertimpa reruntuhan bangunan.
Gerakan tanah atau tanah longsor tidak tiba-tiba, ada tanda-tanda yang khas sebelum terjadinya longsor. Tanda tersebut antara lain tanah lereng muncul retakan, beberapa pohon, tiang listrik dan pagar rumah miring, bahkan sering terjadi pintu rumah atau jendela tidak bisa dibuka. Saat retakan melebar tersebut air hujan yang turun bisa masuk meresap lewat retakan dan akan terus bertambah sehingga muncul tanah ambles atau tanah gerak atau langsung longsor. Saat mulai muncul retakan bisa segera dilaporkan ke pihak yang berwenang agar bisa dilakukan rekyasa untuk mencegah atau mengurangi risiko selanjutnya.
Mau tahu lebih banyak, mari bergabung dalam webinar kerjasama antara Teknik Geofisika, MGMP Geografi Jatim, PP MKPI ITS, IAGI Jatim, PVMBG, MAGETI, FPT PRB dengan topik MENGUPAS FENOMENA TANAH GERAK bersama:
Keynote Speaker :
Narasumber :
Penanggap :
Moderator:
yang akan diselenggarakan pada:
Departemen Teknik Geofisika ITS bekerjasama dengan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menyelenggarakan “MGEI Sharing
Departemen Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu: “APLIKASI AGROGEOFISIKA UNTUK PENILAIAN KESUBURAN TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN” bersama Narasumber: Dr. Nono
BMKG mengingatkan semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung mulai November 2025 hingga Februari 2026.