ITS News

Senin, 13 Mei 2024
26 Maret 2021, 11:03

KINI ITS Ajak Masyarakat Perdalam Esensi Berpuasa

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Prof Dr Ir Abdullah Shahab MSc ketika membuka kajian rutin KINI ITS

Kampus ITS, ITS News – Puasa Ramadhan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Menyambut bulan Ramadhan yang semakin dekat, Kajian Islam Nurul ‘Ilmi (KINI) Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengajak masyarakat memahami esensi berpuasa melalui majelis ilmu daring pada Kamis (24/3).

Salah satu guru besar Departemen Teknik Mesin ITS, Prof Dr Ir Abdullah Shahab MSc membuka kajian rutin dengan salah satu ayat Al-Quran terkait puasa. Ayat Al-Quran tersebut menjelaskan bahwa tujuan puasa ialah supaya manusia bisa bertakwa dan bersyukur. “Tauhid dan ketakwaan bisa diibaratkan sebagai sebuah pohon, buah dari ketakwaan itu ialah munculnya rasa empati ketika berpuasa, dan lain sebagainya,” terangnya.

Lebih lanjut, Abdullah menjelaskan bahwa puasa juga berimplikasi bagi kehidupan setiap orang secara individu, seperti aktualisasi kehendak bebas, kemampuan untuk berkata ‘tidak’, memerdekakan diri dari belenggu nafsu, merombak rutinitas keseharian, menunjukkan kemampuan berubah, dan membuktikan bahwa setan bukan lawan yang berat.

Pemateri menjelaskan implikasi puasa dalam kehidupan individual

Dikatakan bahwa puasa merupakan aktualisasi kehendak bebas, karena puasa merupakan cerminan dari kebebasan itu sendiri. Tuntutan untuk menahan nafsu memang benar adanya, tetapi manusia juga diberi kebebasan untuk mengikutinya atau meninggalkannya. “Salah satu ayat Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk dengan kebebasan dan tanggung jawab, hal itu akan lebih terasa ketika berpuasa,” lanjut pria kelahiran Lawang itu.

Kebebasan yang disertai tanggung jawab, Abdullah mengungkapkan, hal tersebut akan menuntun kita untuk berjalan di arah yang benar. Tanggung jawab akan mengarahkan manusia pada penolakan keburukan dan penerimaan kebaikan. Semakin kita sadar akan hal tersebut, maka semakin mudah kita mengatakan ‘tidak’ pada hal-hal tidak berguna. “Pada hari-hari biasa, tentu kita sering menerima ajakan untuk makan, namun ketika berpuasa, kita akan cenderung menolaknya atas dasar tanggung jawab,” tuturnya.

Selaras dengan poin kedua dan ketiga, merdekanya diri dari belenggu nafsu menjadi satu hal yang paling tampak ketika berpuasa. Hal ini dapat dilihat ketika fokus menjalankan puasa, hawa nafsu yang timbul akan dapat diminimalisasi, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dengan menunjukkan berubahnya kemampuan untuk menahan nafsu, hal ini secara tidak langsung membuktikan bahwa setan bukan lawan yang berat.

Adapun keterkaitan puasa dengan kehidupan individual adalah merombaknya rutinitas keseharian. Kebutuhan manusia akan makan, minum, serta pemenuhan kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan nafsu akan berhenti sejenak. Berubahnya rutinitas manusia secara sementara mampu menjadi latihan akan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di masa mendatang.

Dengan mengikuti anjuran puasa dan meninggalkan larangannya serta membiarkan rutinitas keseharian berubah, menjadi saksi bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berubah, terlebih menjadi lebih baik. Nafsu yang ditahan demi kelancaran puasa juga menunjukkan bahwa manusia bisa mengatur dirinya sendiri dan tidak terpengaruh oleh hal buruk. “Kalau kecenderungan nafsu buruk bisa diatasi, maka tipu daya setan juga,” cetusnya.

Mengatasi tipu daya setan, kecenderungan nafsu yang buruk, menahan nafsu hingga fajar, dan semua hal yang terkait puasa bisa menjadi filosofi untuk selalu berjuang. Kemampuan manusia untuk merubah kebiasaan demi puasa juga bermakna kemampuan manusia untuk berkembang.

Pria berkacamata itu menjelaskan, esensi puasa tersebut bisa diaplikasikan oleh seluruh mahasiswa untuk berkembang, berkontribusi, dan menjadi juara seiring berjalannya waktu. “Saudara pasti bisa berkontribusi, pandai, dan berkembang. Jangan takut mengalami kesulitan hidup!” tandasnya.

Terakhir, guru besar yang dikukuhkan pada 2011 itu berharap agar puasa Ramadhan selanjutnya akan menghasilkan suatu perubahan yang berarti dalam semua langkah di kehidupan setiap orang. “Puasa bisa menjadi sarana untuk membantu kita mendapatkan keutamaan-keutamaan yang ada,” pungkasnya.

Reporter : ion17

Redaktur : Wening Vio Rizqi Ramadhani

Berita Terkait