ITS News

Selasa, 14 Mei 2024
29 Desember 2018, 00:12

Mahasiswa ITS Bantu Petakan Daerah Rawan Bencana

Oleh : itsmis | | Source : -

Muhammad Harissalam, mahasiswa Teknik Geomatika Angkatan 2016 yang meraih juara pertama pada Disaster Preparedness Mapping Competition 2018 Season 3 oleh BNPB

Kampus ITS, ITS News – Pada Disaster Preparedness Mapping Competition 2018 Season 3 berbasis metode digitasi, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil meraih Juara pertama. Ialah Muhammad Harissalam, mahasiswa Departemen Teknik Geomatika yang berhasil meraih prestasi sekaligus membantu memetakan daerah rawan bencana di Indonesia.

Digitasi atau lebih akrab didengar sebagai pemetaan citra satelit merupakan proses pengubahan data raster (citra satelit, red) ke dalam format digital. Pada kompetisi yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Open Street Map Indonesia ini, peserta diberikan akses pemetaan daerah rawan bencana terbaru. Daerah yang lebih dikhususkan ialah Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Peserta kemudian diberikan metode digitasi yang menggunakan System Tasking Manager di mana semua peserta akan memilih salah satu akses wilayah yang sebelumnya telah dibagi. “Jika sudah dipilih, daerah tersebut dikunci dengan sistem dan dapat mulai didigitasi menggunakan Java Open Street Map (JOSM),” ungkap pria yang akrab disapa Haris itu kepada ITS Online. Haris sendiri kemudian memilih untuk memetakan Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Haris menceritakan awal mula keikutsertaannya adalah untuk menyalurkan minat dan keterampilan yang ia peroleh dari bangku kuliah. Haris pun tambah bersemangat ketika mengetahui hasil dari kompetisi akan digunakan pemerintah dalam menentukan keterpaparan bencana dan mengatasi masalah setelahnya. Kendati ini adalah sebuah kompetisi, timpal Haris, semua peserta secara tidak langsung sudah turut membantu mitigasi bagi daerah rawan di Indonesia.

Melalui kompetisi ini, Haris berharap agar masyarakat umum dapat melakukan aksi nyata serupa sehingga dapat membantu proses mitigasi bencana. Menurutnya, ilmu pemetaan sendiri bisa dipelajari secara otodidak lewat internet. Namun yang terpenting adalah menumbuhkan rasa peduli dan aksi nyata untuk korban bencana. “Dengan kompetisi seperti ini, saya harap pemerintah mendukung kegiatan partisipatif yang melibatkan masyarakat umum pada mitigasi bencana,” pungkas Haris. (dik/owi)

Digitasi Citra Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang dikerjakan Muhammad Harissalam guna membantu memetakan daerah rawan bencana

Berita Terkait