ITS News

Minggu, 05 Mei 2024
08 Maret 2008, 18:03

Siasati Job Interview Dengan Penampilan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam wawancara kerja, kesan pertama adalah salah satu aspek yang bisa kita jual. Hal itu dijelaskan Vanda, salah satu pembicara pada workshop Job Interview Training. Vanda yang merupakan HRD pada PT Astra ini juga mengatakan bahwa sebagai pelamar harus memberi kesan yang baik saat wawancara kerja, mulai dari penampilan sampai sikap sang pelamar.

Bahkan, menurut Vanda, bosnya sendiri pernah memutuskan menerima atau tidak seorang pelamar hanya dari cara berjabat tangan dan sikapnya berjalan menuju ruang wawancara. “Kita harus memperhatikan cara berjabat tangan, posisi tangan dan kaki ketika duduk, juga cara mempertahankan kontak mata dengan pewawancara,” ujar Vanda.

Menurut Vanda, yang tak kalah pentingnya adalah selalu tersenyum. Senyum pun tak sekedar tersenyum. “Carilah senyum yang paling hangat dengan cara sering bercermin,” imbuh Vanda.

Vanda juga mempraktekkan wawancara kerja dengan para peserta. Dua orang peserta disuruh maju ke depan dan ditanyai layaknya wawancara kerja. Setelah keduanya maju, Vanda menganalisis wawancara yang telah dilakukan kedua orang tersebut. Ternyata banyak kesalahan yang dilakukan oleh para peserta, mulai dari cara berpakaian, keruntutan cara menjawab pertanyaan sampai konsistensi jawaban dari kedua peserta.

Tak hanya penampilan, cara menjawab pertanyaan pun turut berkontribusi dalam penilaian sebuah wawancara kerja. Hal ini terbukti dari praktek wawancara yang dilakukan kedua peserta. Berbagai pertanyaan pun diajukan pada kedua peserta, pertanyaannya bervariasi, mulai dari background pendidikan, kelebihan, kekurangan, ketertarikan pada perusahaan, organisasi yang diikuti, sampai masalah gaji yang diinginkan.

Vanda juga memberikan tips untuk menjawab masalah gaji yang diinginkan. Menurut Vanda, kita harus menjawab gaji yang diinginkan sesuai standar pekerjaan itu. Misalnya saja gaji standar pekerjaan tersebut adalah satu setengah juta, maka cara menjawabnya adalah memberi range hingga dua juta rupiah. “Jangan mau digaji di bawah standar, apalagi kalu kita memasrahkan gaji kita pada kebijakan perusahaan,” tukas Vanda.

Vanda menambahkan agar peserta tidak khawatir akan gaji lulusan S1. "Gaji untuk S1 di Jakarta minimal dua setengah juta rupiah, jadi jangan khawatir akan digaji rendah," ungkapnya Vanda mengakhiri presentasi. (nrf/ap)

Berita Terkait