ITS News

Senin, 06 Mei 2024
05 Januari 2006, 13:01

Selamat Berjuang ITS-ku

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kalau kita dapat sedikit meluangkan waktu melihat ke lingkungan masyarakat, mungkin opini di atas dapat ditepis. Banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa, termasuk juga dalam menanggapi PT BHMN. Pola pikir mahasiswa yang masih bersih, yang belum banyak dicampuri berbagai kepentingan, tentunya sangat diperlukan dalam mengawal PT BHMN. Sumbangan pikiran mahasiswa tentunya sangat diperlukan guna terciptanya konsep PT BHMN yang lebih baik.

Pada tahun 90-an saya sangat bangga saat Presiden Suharto mencanangkan Gerakan Wajib Belajar 9 Tahun. Namun kebanggaan saya itu kini luntur, setelah tahu bahwa di negara lain hal tersebut sudah dilakukan sejak lama. Di negara Malaysia, Wajib Pendidikan Dasar sudah dilakukan sejak era 80-an dan lama Pendidian Dasar disana adalah 12 tahun. Kebanggaan saya kini seakan menjadi rasa malu, karena faktanya Indonesia ketinggalan dalam pendidikan.

Saat ini berbagai Institusi Perguruan Tinggi belomba-lomba untuk mencapai daya saing internasional. Berbagai jurusan beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia kini mendapat pengakuan internasional. Pendidikan di Indonesia lambat laun merangkak naik, bahkan di salah satu media massa disebutkan bahwa kita jangan kaget bila 2006 kelak banyak mahasiswa asing melanjutkan studynya di Indonesia.
Mungkin kebanggaan saya kini akan bangkit lagi, saat Indonesia dapat bersaing dengan Perguruan Tinggi Internasional.

Jer Basuki Mawa Beya
Pendidikan itu memerlukan biaya, itulah kurang lebih arti dari peribahasa Jawa di atas. Berbagai macam pertanyaan muncul saat ITS akan menjadi PT BHMN. Dengan dikelolanya sendiri keuangan dalam kampus, apakah nantinya sudah menjanjikan sistem pendidikan yang lebih baik.

Pendidikan yang seharusnya menjadi salah satu sokoguru pembangunan negara, sudah seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Presiden RI bahkan menjanjikan 20% anggaran negara untuk pendidikan. Saya tidak terlalu tahu kesulitan apa yang dihadapi untuk mewujudkan janji tersebut.

Namun yang ada dalam benak saya, sepertinya tidak ada keseriusan pemerintah dalam menangani pendidikan. Malahan saat ini hampir setiap tahun uang biaya masuk sekolah naik, jauh dari apa yang ada dalam UUD 45 bahwasanya pendidikan itu adalah hak dari seluruh warga Indonesia alias pendidikan gratis. Setiap tahun banyak anak putus sekolah, dan kebanyakan alasannya adalah ketiadaan biaya.

ITS BHMN sudah disosialisasikan sejak lama. Berbagai kecurigaan muncul saat ITS PT BHMN disosialisasikan. Kecurigaan yang muncul tersebut antara lain, akankah nantinya ITS akan dikomoditaskan? Apakah pemerintah benar-benar berkomitmen mendukung ITS BHMN, karena pada faktanya ada banyak janji yang belum terpenuhi? Lalu pertanyaan yang paling sering muncul, bagaimanakah akses masuk ke ITS kelak?

Saya tahu ini adalah pekerjaan yang sangat berat bagi ITS. ITS sebagai salah satu generator iptek dan budaya di Indonesia, memiliki tanggung jawab besar terhadap masyarakat. Peran dan pengabdiannya terhadap masyarakat senantiasa ditunggu. Selamat berjuang ITS-ku, semoga setiap langkahmu dalam ridho-NYA, karena setiap langkah yang IA izinkan belum tentu IA ridhoi.

Vivatt !!!

Marji Wegoyono.
Mahasiswa D3 Teknik Elektro Bidang Study Computer Control ITS

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Selamat Berjuang ITS-ku