News

Dinasti Islam dan Runtuhnya Kekhalifahan Terakhir 1924 M (Memaknai Maulid – Bagian II)

Tue, 09 Sep 2025
8:38 AM
Opini-English
Share :
Oleh : Admin-Teknik Kelautan   |

Dinasti Islam dan Runtuhnya Kekhalifahan Terakhir 1924 M (Memaknai Maulid – Bagian II)

 

Oleh: Dr. Eng. Ir. Rudi W. Prastianto, S.T., M.T, IPU.
Dosen Departemen Teknik Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) – Surabaya.

Dua hari lalu, jumat, 05 September 2025 (1447 H) umat Islam memperingati lahirnya Rasulullah Muhammad SAW. Peringatan ini wujud kecintaan dan penghormatan terhadap kehadiran Rasulullah sebagai rahmat bagi semesta alam dengan mengambil hikmah atas peri kehidupan beliau. Mestinya yang diteladani bukan hanya sebatas pada aspek seremonial, formal, dan simbolik saja, tapi juga pada hal-hal substansial dan universalnya.

Pada artikel sebelumnya (Bagian I) telah dipaparkan secara singkat potret panjang dinasti-dinasti Islam (Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, hingga Utsmaniyah). Hal ini dalam rangka mencari hikmah dan teladan terkait soal negara, pemerintahan, dan eksistensinya. Mengingat saat ini NKRI nampaknya sedang tidak baik-baik saja meski sudah merdeka selama 80 tahun. Beberapa substansi universal yang dapat diambil hikmahnya dari potret pemerintahan Islam masa lampau itu adalah sebagai berikut.

  1. Kekuatan Aqidah & Persatuan adalah Fondasi Kejayaan

Pada masa awal (Khulafaur Rasyidin), persatuan umat Islam sangat kuat karena dilandasi akidah yang kokoh dan kepemimpinan sederhana. Ketika umat bersatu, Islam mampu meluas dari jazirah Arab hingga tiga benua dalam waktu singkat. Sebaliknya, ketika mulai muncul fanatisme kabilah, sektarianisme (Sunni–Syiah), dan perebutan kekuasaan, persatuan melemah, sehingga kekuatan politik Islam juga runtuh. Ibrah: Umat yang bersatu dalam prinsip akan kuat, tetapi mudah hancur bila terpecah karena ambisi duniawi.

  1. Ilmu Pengetahuan adalah Pilar Peradaban

Pada masa Abbasiyah, kejayaan Islam ditopang oleh semangat menuntut ilmu. Baghdad menjadi pusat ilmu dunia dengan Bayt al-Hikmah, dan ilmu pengetahuan berkembang pesat. Kemajuan dalam sains, matematika, kedokteran, astronomi, filsafat, hingga seni menjadi bukti bahwa peradaban Islam berjaya karena menghargai ilmu. Kemunduran mulai terasa ketika umat lebih sibuk dengan perebutan kekuasaan, sementara tradisi ilmu melemah dan ditinggalkan. Ibrah: Suatu bangsa hanya akan maju jika menjadikan ilmu pengetahuan sebagai pilar utama.

  1. Keadilan & Kepemimpinan Amanah Menjadi Kunci Stabilitas

Khalifah Umar bin Khattab dan beberapa pemimpin besar lain menunjukkan bahwa kepemimpinan yang amanah dan adil membawa kesejahteraan rakyat. Pada masa Utsmaniyah awal, sistem hukum dan administrasi yang baik membuat imperium bertahan berabad-abad. Namun, ketika muncul korupsi, nepotisme, dan penguasa yang zalim, kestabilan politik runtuh. Ibrah: Kepemimpinan yang adil dan amanah adalah syarat mutlak bagi tegaknya negara.

  1. Kejayaan Duniawi Bukanlah Jaminan Keabadian

Dinasti-dinasti Islam pernah menjadi kekuatan adidaya dunia, tetapi akhirnya runtuh juga: Umayyah oleh Abbasiyah, Abbasiyah oleh Mongol, dan Utsmaniyah oleh kekuatan Eropa modern. Ini mengingatkan bahwa kejayaan duniawi bersifat sementara, jika tidak dijaga dengan iman, ilmu, dan moral. Ibrah: Jangan sombong dengan kejayaan, karena semua akan hilang jika tidak dirawat dengan nilai spiritual dan moral.

  1. Pentingnya Adaptasi terhadap Perubahan Zaman

Umat Islam berjaya saat mampu beradaptasi: menguasai teknologi baru, mengembangkan ilmu, dan memperkuat strategi militer. Saat Eropa bangkit dengan Renaissance, ilmu pengetahuan, dan Revolusi Industri, sementara dunia Islam stagnan, maka peradaban Islam tertinggal. Ibrah: Bangsa yang ingin bertahan harus dinamis, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

  1. Perpecahan Membawa Kelemahan

Banyak wilayah Islam terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil yang saling bersaing, misalnya di Spanyol Muslim (Andalusia) dan wilayah Abbasiyah. Akibatnya, kekuatan umat melemah, sehingga mudah ditaklukkan pihak luar (Reconquista di Spanyol, kolonialisme Eropa, dll.). Ibrah: Persatuan politik dan sosial adalah syarat mutlak bagi kemandirian umat.

 

Penutup

Bukti cinta pada Rasulullah Muhammad SAW di era kekinian salah satunya adalah dengan rela/ikhlas dan sungguh-sungguh menjadikan rekam-jejak kehidupan beliau sebagai sumber inspirasi dan pedoman hidup muslim. Potret pemerintahan Nabi dan umat Islam terbaik masa lampau di atas, diambil sari pati dan hikmahnya. Lebih dari itu semua, bagi seorang muslim mestinya momen maulid nabi dijadikan sebagai sarana pengingat atas perintah Allah dalam Quran, setidaknya adalah QS. Al-Ahzab [33]: 21 dan 56.

  • Nabi Muhammad SAW Teladan bagi Manusia

Firman Allah: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21).

Sosok Nabi Muhammad SAW adalah suri teladan bagi manusia. Umat Islam seharusnya mengikuti semua peri kehidupan beliau. Bukan hanya dari aspek peribadatan saja, tetapi seluruh sendi-sendi kehidupan beliau, baik dalam aspek keagamaan maupun aspek sosial. Termasuk aspek bernegara dan pemerintahan.

  • Perintah Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW

Dalam Al-Qur’an Allah secara eksplisit memerintahkan kaum muslimin bershalawat untuk Nabi. “Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Q.S. Al-Ahzab: 56).

Shalawat kepada Nabi adalah salah satu unsur utama dari peringatan maulid. Pentingnya bershalawat adalah: bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT, Allah menjanjikan balasan sepuluh kali lipat bagi mereka yang bershalawat satu kali untuk Nabi SAW, dan bershalawat juga merupakan sebab terkabulnya doa serta mendapatkan syafa’at Nabi di Hari Kiamat.

[Surabaya, 7 September 2025 @RWP].

Latest News

  • Forum Pendidikan Tinggi Maritim Indonesia

    Forum Pendidikan Tinggi Maritim Indonesia Oleh Prof. Daniel Mohammad Rosyid Staf Pengajar Dept. Teknik Kelautan ITS   Alhamdulillah, Rabu

    28 Nov 2025
  • Peran Strategis Indonesia dalam ASEAN SUMMIT 2025

    Peran Strategis Indonesia dalam ASEAN SUMMIT 2025 Oleh Daniel Mohammad Rosyid @Rosyid College of Arts   Latar Belakang KTT

    28 Oct 2025
  • Siapkah Bertransformasi Diri ? (Menjadi Lebih Baik Lewat Fase yang Terlihat Buruk)

    Siapkah Bertransformasi Diri ? (Menjadi Lebih Baik Lewat Fase yang Terlihat Buruk)   Oleh Dr. Eng. Ir. Rudi W.

    27 Oct 2025