Di tengah pandemi COVID-19, tim gabungan mahasiswa dan dosen Teknik Fisika ITS berkolaborasi menciptakan emergency ventilator atau robot ventilator berbiaya murah dan sederhana untuk membantu tenaga medis menangani pasien COVID-19. Tim gabugan dibentuk pada Selasa, 24 Maret 2020 oleh Dr.rer.nat.Ir.Aulia M. T. N., MSc dan Iwan Cony S., S.T., M.T atas arahan dari A. M. Hatta, S.T., MSi., PhD sebagai bagian dari LPPM ITS (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat).
Gambar : Emergency Ventilator Hasil Kolaborasi Mahasiswa dan Dosen Teknik Fisika ITS (https://www.its.ac.id/news/berita/)
Pembuatan emergency ventilator ini bertujuan untuk membantu pasien COVID-19 yang mengalami gangguan pernapasan. Mengingat harga ventilator yang mencapai Rp 800 juta sulit untuk memenuhi kebutuhan ventilator dalam jumlah banyak dalam waktu singkat terutama di negara berkembang, seperti Indonesia. Ditambah lagi jumlah pasien yang terus bertambah setiap harinya, sehingga diperlukan banyak ventilator. Emergency ventilator ini memiliki basis desain open source dan sistem mekanik yang mengadopsi dari MIT. Akan tetapi, untuk sistem monitoring dan elektronik dikembangkan seutuhnya oleh tim gabungan mahasiswa dan dosen Teknik Fisika ITS. Ventilator ini juga memiliki fitur pengaturan Respiration Rate, Inspiration/Expiration Ratio, Tidal Volume, PEEP (Positive End-Expiratory Pressure), dan PIP (Peak Inspiration Pressure), serta sistem kompresi pada emergency ventilator ini yang dilakukan secara otomatis. Selain itu, tim gabungan mahasiswa dan dosen Teknik Fisika ITS juga berupaya untuk mengambahkan fitur LCD touch screen, serta pengoprasian menggunakan handphone agar lebih user friendly. Ventilator ini juga dilengkapi dengan sebuah filter yang mampu mencegah penularan virus melalui udara yang berada di dalam ventilator.
Gambar : Dosen yang Tergabung dalam Tim Mengoperasikan Emergency Ventilator (https://www.its.ac.id/news/berita/)
Salah satu anggota tim, Iwan Cony S., S.T., M., mengungkapkan bahwa Pembuatan emergency ventilator ini dimulai pada 27 Maret 2020, hingga pada 1 atau 2 April 2020 mulai terlihat kontruksi dari ventilator. Emergency ventilator ini merupakan prototype pertama yang berhasil dioperasikan dari 3 prototype yang dibuat. Akan tetapi emergency ventilator ini masih dalam proses uji coba kelayakan. Serta uji coba peforma alat untuk dapat digunakan dalam waktu 2×24 jam tanpa adanya campur tangan manusia. Proses uji coba kelayakan dilakukan oleh tim, serta kerja sama dengan Balai Keamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dan RSUD dr Soetomo. “Rencana kedepan setelah alat ini medapat izin edar, maka ventilator ini dapat diproduksi,”Jelas Pak Iwan.
Gambar : Mahasiswa yang Tergabung dalam Tim Mencoba Penggunaan Ventilator (https://www.voaindonesia.com/a/its-ciptakan-ventilator-biaya-murah-bantu-penanganan-corona/5363606.html )
Bahan baku yang digunakan untuk membuat ventilator ini terbilang cukup mudah karena beberapa komponen yang digunakan tersebar luas di pasaran, seperti jasa laser print akrilik, ambu bag (Bag Valve Mask/BVM) yang dapat di beli dari toko alat medis. Kesulitan yang dialami dalam proses pembuatan alat ini adalah menemukan motor yang cocok sebagai penggerak dikarenakan torsi yang digunakan cukup besar.
Hafid, mahasiswa yang tergabung dalam tim menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan emergency ventilator ini menggunakan beberapa software seperti, Software 3D Design yaitu Solidworks dan Autodesk Fusion yang digunakan untuk merancang desain potongan akrilik dan perancanaan. Selain itu, Software Autodesk Eagle juga digunakan untuk mendesain PCB. Lalu untuk pengembangan sistem elektronik menggunakan penerapan ilmu elektronika dasar. Kemudian kontroler yang digunakan adalah arduino. “Dalam pembuatan ventilator ini juga diperlukan skill dalam pemrograman komputer dan pengembangannya,” Ujar Hafid.
Proses pembuatan ventilator yang kompleks ini memberikan kesan tersendiri bagi dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam tim. Ditambah lagi dalam proses pembuatan ventilator dikerjakan bersama tanpa adanya pembagian tugas. Anggota tim yang berasal dari mahasiswa terdiri atas Hafid, Fafa, Yaseh, Linggar, Sapto, Yogi, Dipra, dan Pur mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru seperti memahami sistem kerja pada ventilator, kegunaan ventilator, serta memahami parameter yang digunakan dalam pembuatan ventilator yang baik. (Shifa & Azizah edit by mei)
Berikut informasi perangkingan ITS pada QS Post Views: 1,434
Nah kali ini, terdapat informasi yang penting untuk sobat kampus sekalian. Yaitu, mulai 7 Februari 2022 akan dilaksanakan Perkuliahan
Berikut kami sampaikan informasi terkait persiapan pelaksanaan perkuliahan semester Genap 2021/2022 di Departemen Teknik Fisika FTIRS sebagaimana terlampir atau