HIMADEV berfoto di depan Gedung BPS RI sebagai simbol kolaborasi pembelajaran antara mahasiswa dan instansi penyedia data nasional.
Jakarta, Dept SP — Di tengah perkembangan dunia pembangunan yang semakin kompleks, pemahaman mengenai dinamika profesi dan arah kebijakan menjadi kebutuhan penting bagi mahasiswa. Melalui program SANJUNG (Studi Pembangunan Berkunjung), Himpunan Mahasiswa Studi Pembangunan (HIMADEV) Eksekutor Transformasi 2025 berupaya menghadirkan ruang pembelajaran langsung, di mana peserta dapat melihat bagaimana teori pembangunan menemukan wujud konkretnya di institusi pemerintah dan akademik.
Sayyid Maulana Yassin, Staf Ahli External Affairs sekaligus PIC kegiatan, SANJUNG bukan hanya perjalanan studi banding biasa. Ia memandang program ini sebagai kesempatan untuk membuka perspektif baru tentang masa depan mahasiswa pembangunan. “Mahasiswa perlu melihat sendiri bagaimana data diproduksi, bagaimana kebijakan disusun, dan bagaimana institusi bekerja. Dari sana mereka bisa membangun pemahaman yang lebih utuh tentang profesi mereka,” ungkapnya.
Nilai utama dari SANJUNG terletak pada pertemuan langsung antara mahasiswa dan para praktisi. Dalam kunjungan ke instansi seperti Badan Pusat Statistik (BPS), mahasiswa tidak hanya belajar tentang data, tetapi juga memahami bagaimana statistik menjadi pondasi dalam perencanaan pembangunan nasional. Mereka menyaksikan proses kerja yang selama ini hanya dijelaskan dalam teori, dan melihat bagaimana keputusan besar negara berangkat dari analisis data yang presisi.
HIMADEV bersama HMIKS Universitas Indonesia dalam sesi benchmarking untuk memperkuat relasi dan berbagi praktik terbaik organisasi.
Sementara melalui benchmarking dengan HMIKS UI, peserta belajar tentang kolaborasi, tata kelola organisasi, dan adaptasi dalam lingkungan akademik yang berbeda. Kegiatan seperti ini membuka ruang bagi mahasiswa untuk memahami bahwa pembangunan tidak hanya terjadi di ruang pemerintahan, tetapi juga dalam proses membangun komunitas intelektual.
Kunjungan ke Museum Bank Indonesia membawa peserta pada refleksi lebih dalam mengenai perjalanan ekonomi Indonesia, bagaimana stabilitas moneter dijaga, serta bagaimana kebijakan fiskal dan moneter memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Bagi mahasiswa, museum bukan lagi tempat menyimpan artefak, tetapi ruang pembelajaran tentang bagaimana ekonomi memengaruhi kehidupan sosial dan arah pembangunan negara.
Sayyid menegaskan bahwa nilai utama dari SANJUNG terletak pada penanaman kesadaran profesi. Menurutnya, pembangunan merupakan bidang yang menuntut ketajaman analisis, kepekaan sosial, serta kematangan dalam memahami dinamika kebijakan.
“Kami ingin mahasiswa pulang dengan pemahaman bahwa menjadi bagian dari proses pembangunan berarti siap berhadapan dengan persoalan nyata. Mereka harus mampu mengenali aktor, lembaga, dan sistem yang menggerakkan perubahan,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kegiatan lapangan selama tiga hari, SANJUNG menjadi perjalanan reflektif menuju pemaknaan diri sebagai calon perencana, peneliti, analis, sekaligus agen pembangunan. Melalui program ini, HIMADEV berharap mahasiswa mampu memperluas jejaring, mengasah daya pikir kritis, serta memahami arah pembangunan yang berkelanjutan.
Surabaya, Dept SP — Departemen Student Resources Development (SRD) Himpunan Mahasiswa Development Studies (HIMADEV) Eksekutor Transformasi 2025 resmi menyelenggarakan
Mojokerto, Dept SP — Departemen Social Responsibility Himpunan Mahasiswa Studi Pembangunan (HIMADEV) Eksekutor Transformasi 2025 melaksanakan program Ekspedisi Hijau
Surabaya — Departemen Social Responsibility (SR) Himpunan Mahasiswa Departemen Studi Pembangunan (HIMADEV) melaksanakan Program Charity for Development pada