ITS News

Rabu, 15 Mei 2024
22 Desember 2022, 14:12

Dukung Pemulihan Pariwisata Desa, ITS Kembangkan ARUM

Oleh : itssil | | Source : -

Tim Abmas ITS pengusung Augmented Reality Untuk Mbencirang (ARUM)

Kampus ITS, ITS News – Pengembangan wisata berbasis teknologi menjadi salah satu solusi dalam menanggulangi penurunan pengunjung objek wisata. Hal ini diwujudkan oleh tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan mengusung wahana wisata Global Positioning System (GPS) berbasis Augmented Reality di Desa Kebontunggul, Kabupaten Mojokerto. Terobosan ini diberi nama Augmented Reality Untuk Mbencirang (ARUM).

Menjadi program kerja sama antara Departemen Desain Interior dan Teknik Informatika, ARUM mengusung teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality (VR/AR) sebagai basis wahana wisata edukasi. Inovasi ini menjadi terobosan guna menarik perhatian wisatawan untuk mengunjungi Lembah Mbecirang. “Ide ini lahir setelah dilakukan proses kajian dan diskusi bersama mitra,” ungkap ketua tim Abmas, Okta Putra Setio Ardianto ST MT.

Lembah Mbencirang sendiri merupakan wisata yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gajah Mada Desa Kebontunggul, Kabupaten Mojokerto. Membingkai panorama Gunung Anjasmoro dan Gunung Welirang, wisata ini menyajikan sumber mata air yang menjadi wahana permainan dan edukasi ramah keluarga.

Sempat mengalami penurunan pengunjung lantaran pandemi yang berlangsung, Okta mengungkapkan potensi wisata di lembah ini tak mungkin sirna begitu saja lantaran banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menggantungkan hidupnya di sana. Hal inilah yang menjadi motivasi utamanya membangkitkan pariwisata di Lembah Mbencirang melalui teknologi imersif yang diiusung ARUM.

Produk Augmented Reality Untuk Mbencirang (ARUM) yang dirancang secara fleksibel dan dapat digunakan dengan mudah oleh wisatawan

ARUM memanfaatkan Global Positioning System (GPS) based augmented reality (AR) untuk mengedukasi pengunjung mengenai tanaman toga lokal di sekitar Lembah Mbencirang. Pengembangan wisata interaktiff ini mencakup perangkat keras, perangkat lunak, hingga media promosi penggunaan wahana. “Dengan menggunakan ARUM, pengunjung dapat berburu konten edukasi tanaman toga cukup dengan berjalan mengelilingi kawasan lembah,” terangnya.

Lebih lanjut, Dosen Departemen Desain Interior tersebuti menjelaskan bahwa dalam teknologi imersif garapannya, Lembah Mbencirang dipetakan dalam beberapa titik lokasi sesuai area wahana yang ditawarkan. AR menampilkan gambar dan teks tiga dimensi secara real time. Selain itu, pengunjung juga dapat berinteraksi dengan objek tiga dimensi dan mendokumentasikan gambar di lokasi secara langsung.

Melalui pengalaman baru yang ditawarkan ARUM, wisata desa terkesan naik kelas dengan tercerminnya penggunaan teknologi yang canggih dan kekinian. Tak hanya itu, desain ARUM yang juga mengutamakan fleksibilitas dapat memberi kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. “Semoga kedepannya wahana ARUM digunakan secara berkelanjutan dan sistem yang sama dapat diaplikasikan pada obyek wisata desa lainnya,” harapnya di akhir. (*)

 

Reporter: Silvita Pramadani
Redaktur: Raisa Zahra Fadila

 

 

Berita Terkait