Kampus ITS, ITS News – Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati pesatnya perkembangan teknologi yang ada. Begitu pula dengan penyandang tunanetra yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan juga seharusnya bisa merasakan hal yang serupa. Melalui gelaran yang bertema “Empowering the visually impaired for the student with digital literacy”, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggandeng Institut Teknologi (IT) Telkom Surabaya bergerak bersama memberikan pelatihan bagi para siswa-siswi tunanetra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Aisyah Ponorogo sejak Jumat (24/1).
Pelatihan tersebut bertujuan agar siswa-siswi tunanetra mampu menggunakan komputer untuk menulis sekaligus mencetak dengan mengoperasikan mesin braille buatan ITS. Sebenarnya pelatihan serupa pernah dilakukan oleh ITS sejak tahun 2019 silam di Yayasan Pendidikan Anak Buta (SLB A YPAB) Tegalsari dan SLB A YPAP Gebang Putih. Kedua pelatihan tersebut sukses dilaksananakan sehingga mendorong ITS untuk menyebarkan ilmu pengoperasian komputer dan mesin cetak braille bagi siswa-siswi tunanetra di Ponorogo.
Kali ini, dalam pemberian pelatihan komputer bagi penyandang tunanetra, ITS menggandeng IT Telkom Surabaya sebagai bentuk tanggung jawab ITS untuk melakukan pembinaan terhadap IT Telkom Surabaya yang masih berumur dua tahun. Menurut Tri, IT Telkom yang berbasis Information and Communication Technologies (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat diperlukan bagi Indonesia khususnya di bidang industri, logistik, dan maritim. “Kondisinya, kita masih kekurangan sumber daya manusia yang kompeten pada bidang ini,” ungkap dosen ITS yang juga merangkap sebagai Wakil Rektor 1 IT Telkom Surabaya.
Adapun tim pelatihan braille tahap tiga ini terdiri dari Dr Tri Arief Sardjono ST MT, Dr Hendra Kusuma MEng Sc dan Ir Taripan MT dari ITS serta serta Anfazul F Azizah SKom MKom, Nilla Rachmaningrum ST MT, dan delapan mahasiswa sebagai relawan dari IT Telkom Surabaya. Tim dengan misi mulia ini bersama-sama mendampingi siswa-siswi tunanetra mulai dari menggunakan text editor, mengoperasikan mesin Braille ITS, mencetak berkas braille, dan membacanya.
Selanjutnya, dalam mengoperasikan program di komputer, Tri menjelaskan bahwa terdapat software atau perangkat lunak JAWS (Job Access with Speech) untuk membaca layar (screen reader). Ada panduan berupa suara yang menuntun para siswa-siswi tunanetra dalam mengoperasikan komputer dengan software JAWS tersebut. “Kami berharap dari pelatihan ini dapat membangkitkan motivasi berkarya dalam bidang literasi yang nantinya dapat dicetak di mesin milik ITS ini,” paparnya.
Printer braille milik ITS merupakan pengembangan mesin cetak braille dari Norwegia sejak tahun 2012. Pada tahun itu ITS secara khusus dipanggil untuk memperbaiki dan membuat ulang mesin tersebut. “Akhirnya setelah jungkir-balik selama dua tahun, kami mampu menghasilkan prototipe mesin braille dengan dana yang tidak sampai sepertiganya,” ujarnya.
Diakhir, Tri mengharapkan dengan adanya mesin braile ciptaan ITS ini mampu memberikan manfaat yang besar bagi para penyandang tunanetra. Ia juga menambahkan bahwa saat ini ITS sudah bisa meproduksi secara utuh prototipe mesin printer braille sendiri dengan kapasitas cetak 1500 karakter per detik. “Total sudah ada sepuluh unit mesin braille ITS yang disebar ke SLB di seluruh Indonesia dari Sumatera hingga Papua,” pungkasnya. (mia/bel)
Kampus ITS, ITS News — Guna mendukung penguatan ekonomi syariah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut berpartisipasi dalam program
Kampus ITS, ITS News — Pengembangan karier merupakan langkah penting bagi mahasiswa dan fresh graduate dalam mempersiapkan dunia kerja
Kampus ITS, ITS News — Perluas jaringan data kemaritiman Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) hibahkan Automatic Identification System
Kampus ITS, ITS News — Konflik yang tengah berlangsung di Timur Tengah turut mengguncang kestabilan perekonomian di beberapa negara,