ITS News

Selasa, 21 Mei 2024
24 November 2019, 22:11

Bakti Kami untuk Negeri: Gencarkan Jamban Sehat untuk Atasi Kebiasaan BAB Sembarangan

Oleh : itsvio | | Source : -

Jamban Sehat Buatan Tim Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc PhD untuk Warga di RT 4 RW 8 Keputih

Kampus ITS, ITS News – Masalah kesehatan masih menjadi isu serius yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Permasalahan ini timbul karena kondisi lingkungan yang tidak baik dan rendahnya kesejahteraan masyarakat. Kedua penyebab tersebut sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan yang ada. Sehingga untuk membentuk kesehatan yang unggul, maka perlu mencegah ancaman yang dapat mengganggu kesehatan, salah satunya yaitu dengan membuat jamban sehat.

Program jamban sehat ini berangkat dari masalah yang dihadapi oleh penduduk di tiga kelurahan yang ada di sekitar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yaitu Kelurahan Gebang Putih, Kelurahan Kejawan Putih Tambak dan Kelurahan Keputih. Didapatkan laporan dari masyarakat sekitar bahwa kondisi di ketiga lingkungan tersebut sangat tidak nyaman akibat banyak warga yang masih suka membuang kotoran atau Buang Air Besar (BAB) sembarangan.

Banyak warga yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sehingga mengakibatkan timbulnya limbah BAB atau limbah jamban di saluran drainase. Banyaknya limbah jamban pada ketiga kelurahan tersebut dinilai sangat berbahaya dan mengancam kesehatan para warga. Sebab, adanya limbah jamban dapat menimbulkan penyakit akibat banyaknya bakteri yang didalamnya seperti bakteri penyebab typhus, kolera, dan hepatitis.

Merasa prihatin dengan kondisi tersebut, Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc PhD, Ketua Program Jamban Sehat dari Pusat Studi Potensi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember, menginisiasi diadakannya program Open Defecation Free (ODF). “Program ini kami garap untuk mencegah timbulnya penyakit yang berasal dari lalat-lalat yang mengerubungi limbah jamban,” jelas dosen yang akrab disapa Eddot ini.

Adapun sebenarnya program ODF sendiri merupakan program dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pemerintah Pusat. Namun, program tersebut sebelumnya hanya diberikan sebagai sebatas pengetahuan umum saja. “Kali ini, ITS mencoba memberikan bantuan tidak hanya pengetahuan tetapi juga teknologi,” tuturnya.

Melalui program tersebut Eddot bersama tim PDPM mengajak masyarakat agar tidak melakukan buang air besar sembarangan lagi. Program ini bertujuan untuk menyediakan jamban jenis cubluk dengan teknologi tepat guna. Jamban jenis cubluk sendiri diakui merupakan sistem pengolahan air limbah yang paling sederhana. “Sistem ini merupakan tempat penampungan limbah jamban dengan mengandalkan tanah sebagai pengurai dari limbah nantinya,” ungkapnya.

Pada bagian bawah jamban didesain tidak penuh sehingga tidak perlu dikuras seperti tangki septik yang harus dikuras tiga tahun sekali. Adanya jamban sehat ini diharapkan mampu membuat warga di ketiga kelurahan tersebut mencapai ODF itu sendiri. “ODF yaitu kondisi di mana setiap individu dalam sebuah komunitas atau lingkungan masyarakat sudah tidak lagi membuang air besar sembarangan,” selorohnya.

Bentuk Tangki Septik pada Jamban Sehat

Dalam menjalankan program ini, sejak tahun 2016 Dosen Teknik Lingkungan ITS ini juga menggandeng Departemen Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta Fakultas Ilmu Alam (FIA), untuk menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar tentang bahaya dari perilaku BABS. Alhasil, pembangunan jamban cubluk yang mulai digencarkan pada 2017 lalu itu masih berjalan hingga saat ini. “Pada tahun 2017 lalu sudah dibangun cubluk berjumlah 20 buah, lalu bertambah menjadi 45 buah di tahun 2018, dan saat ini jumlahnya menurun menjadi 30 buah,” lanjutnya.

Program yang dicanangkan oleh pria lulusan University of Birmingham Inggris ini membuahkan hasil yang membanggakan. Pada tahun 2017, Kelurahan Gebang Putih dan Kejawan Gebang sukses mendapat penghargaan dari Walikota Surabaya, Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT, karena dinyatakan sudah mencapai ODF. Disamping itu, pada tahun 2018, Kelurahan Gebang Putih juga dinyatakan sebagai kelurahan ke-60 yang bebas BABS oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.

Sementara untuk Kelurahan Keputih sendiri dinilai masih cukup sulit untuk mencapai ODF. Hal ini dikarena masih rendahnya kesadaran warga untuk memiliki jamban pribadi di kediamannya. Tercatat kurang lebih empat puluh rumah yang belum memiliki jamban. “Namun, RW dari ketiga kelurahan termasuk 150 besar yang turut mengikuti Surabaya Smart City dari sekitar dua ribu RW di Surabaya lainnya,” tambahnya.

Diskusi bersama Tri Priyanto, Wakil Ketua RW 8 Kelurahan Keputih (kanan) terkait Program ODF

Masyarakat di ketiga kelurahan tersebut mengaku bahwa program ODF dengan jamban sehat ini memberikan dampak positif pada kehidupan mereka. Tri Priyanto, Wakil Ketua RW 8 Kelurahan Keputih pun membenarkan bahwa sebenarnya warganya sudah lama mendambakan untuk memiliki tangki septik sendiri namun masih terkendala biaya. “Untuk saat ini, masalah biaya sudah difasilitasi oleh pihak ITS secara gratis dan terdapat sejumlah 28 hingga 30 rumah sedang dalam tahap pengerjaan cubluk” ungkapnya.

Program yang menjadi salah satu wujud ITS sebagai Campus Social Responsibility (CSR) ini diakui akan terus berlanjut dalam membebaskan masyarakat dari BABS. Rencananya, Eddot bersama tim PDPM akan berupaya agar Kelurahan Keputih dapat mencapai kondisi ODF seperti dua kelurahan lainnya. “Kami berharap ITS dapat melebarkan sayapnya sehingga program ODF ini dapat dirasakan oleh kelurahan-kelurahan lain yang jaraknya lebih jauh,”pungkasnya. (vi/bel)

Berita Terkait