ITS News

Rabu, 08 Mei 2024
01 Mei 2007, 17:05

ITS Raih Hibah Rp 15,3 Miliar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

I-Mhere kompenen B-1 merupakan hibah kedua yang dimenangi ITS dari Bank Dunia. Tahun lalu, kampus tersebut memperoleh subkomponen B-2 (penguatan manajemen institusional) senilai Rp 5 miliar. Pada 1999, ITS juga memperoleh hibah terbesar dari Bank Dunia senilai USD 2 juta untuk program quality for undergraduate education.

Menurut Dr Ir Triyogi Yuwono DEA, koordinator Tim Task Force I-Mhere ITS, ada dua jurusan yang turut aktif menyukseskan program peningkatan energi. Yakni, jurusan Teknik Mesin dan Teknik Kimia. "Kami berharap lulusan dari kedua jurusan itu nanti mampu lebih banyak menyerap ilmu mengenai energi. Saat ini, energi telah menjadi permasalahan global," jelas dekan Fakultas Teknologi Industri tersebut.

Mahasiswa di kedua jurusan itu akan diberi berbagai pengayaan melalui mata kuliah, termasuk manajemen energi dan biofuel. "ITS juga akan memperbaiki laboratorium yang mendukung," ungkap dosen yang mengajar di ITS sejak 1985 itu.

Selain berkonsentrasi pada pembenahan sumber daya manusia (SDM), dana I-Mhere menuntut ITS untuk mengabdi kepada masyarakat. "Yakni, community development program, apa yang diberikan ITS untuk masyarakat terkait dengan peningkatan kualitas energi," jelasnya.

ITS bersiap membuat mesin-mesin pembuat biofuel atau bahan bakar alami dari pohon jarak. Triyogi menyatakan, ITS akan mulai membuat mesin-mesin penggiling jarak berskala kecil. "Kami akan terus meningkatkan. Ke depan, kami bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah," katanya.

Setelah mesin-mesin penggiling jarak berjalan, energi atau bahan bakar alternatif bisa dimanfaatkan secara baik. Jamak diketahui, kata Triyogi, saat ini masalah menipisnya persediaan bahan bakar sedang menjadi perhatian dunia.

Bukan hanya urusan energi, ITS juga akan menyisihkan sebagian dana kompetisi tersebut untuk membantu calon-calon mahasiswa di seluruh Indonesia. "Kami berharap dana itu bisa menyokong program PMDK (penelusuran minat dan kemampuan, Red) bagi mereka yang berekonomi lemah dan calon mahasiswa luar Jawa," ungkap bapak tiga anak tersebut.

"Semua siap kami lakukan. Minggu depan kami, bertemu Bank Dunia untuk bernegosiasi mengenai program yang kami susun. Mungkin juga ada pembicaraan soal angka hibah," ujarnya.

Kalaupun turun, kata Triyogi, angkanya tidak berbeda jauh (dari UD 1,7 juta). Pencairan dana diperkirakan mulai Juli mendatang dan dilakukan secara bertahap selama 3,5 tahun. (ara)

Berita Terkait