ITS News

Rabu, 15 Mei 2024
09 Juni 2005, 13:06

Hapri: Tidak Sangka Bakal Menang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Entah ini hanyalah suatu wujud kerendahan hati seorang Hapri Noviati Witar Lini atau memang inilah apa adanya. Ya, saat ditanya bagaimana rasanya setelah menang, Hapri mengatakan bahwa ia benar-benar tidak menyangka. “Rasanya ya masih tidak menyangka jadi juara satu,” katanya kepada ITS Online.

Dikatakannya, memang sejak dari awal ia tak ada target untuk memenangkan kompetisi bergengsi antar mahasiswa se-ITS ini. ”Ya, di awal, aku pikir kalau survive menghasilkan sebuah karya ilmiah saja sudah untung,” Ujar cewek berkacamata dan berambut sebahu ini.

Masih menurut versinya, dikisahkan Hapri, jika dirunut sejak awal kisah perjalanannya selama ikut mawapres akan banyak ditemui kejadian lucu. Bayangkan saja, cewek kelahiran Surabaya, 3 Nopember 1982 ini awalnya tidak berniat mengikuti mawapres. Formulir calon mawapres dari jurusan pun diisi terlambat setelah mengetahui hanya ada satu wakil dari jurusannya yang ikut berkompetisi. Itupun juga setelah mendapat dukungan Aurora, rekan satu jurusannya. “Dan yang lebih lucu lagi, formulir yang saya isi adalah bekas salah satu teman saya. Jadi ya ada bekas tip ex di sana-sini,” kenangnya sambil tersenyum

Memang di awal pendaftaran calon peserta mawapres di jurusannya, dikatakan pemilik Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 2,98, peminatnya cukup banyak. Banyak teman-temannya dengan modal IPK tinggi mendaftarkan diri, tapi banyak juga yang tidak lolos. ”Itu memang karena kriteria mawapres selain IPK masih banyak lagi. Seperti kepribadian, pengalaman organisasi, kemampuan berbahasa Inggris serta karya tulis yang disajikan,” kata cewek berkepribadian sanguinis tapi melankolis ini.

Mengenai karya tulis ilmiah yang dibuat putri sulung pasangan H Mochtar dan Hj. Wiwiek Indraswari ini memang tidak bisa dianggap remeh. Berawal dari kejenuhan akibat kemacetan yang sering dialaminya saat didalam angkutan umum dan saat ia mengendarai sepeda motor. Hapri membuat karya tulis ilmiah mengenai permasalahan lalu lintas di kota kelahirannya.

Dalam karya ilmiah yang menghantarkannya menjadi juara, Lulusan SMUN 4 Surabaya ini menggunakan pendekatan penyelesaian ke arah penekanan sarana angkutan umum. Menurut hasil observasinya di lapangan, masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan publik. Dan, itulah yang membuat ledakan populasi kendaraan di kota surabaya.
”Saat ini naik angkutan umum lebih memakan waktu yang lama. Ya nunggu kendaraannya dan juga jalurnya yang lama. Dan didukung sekarang harga kendaraan pribadi seperti motor yang lebih terjangkau. Bisa di kredit lagi,” paparnya.

Solusinya, menurut Hapri dapat ditempuh dengan pemberlakuan tiket pass kendaraan pribadi pada daerah sentral bisnis distrik. ”Tiket pass bertujuan membatasi penggunaan pribadi di areal itu. Hingga nantinya masyarakat lebih banyak memilih naik angkutan umum,” katanya.

Yang juga patut diacungi jempol, dalam karya tulisnya sarat ilmu asing yang notabene tidak diajarkan dijurusannya, seperti ilmu teknik lalu lintas milik Teknk Sipil. Meski begitu, Mahasiswi yang hobi menulis dan menyanyi ini tidak gentar. Hasilnya pun dapat dilihat. Meski tanpa dosen pembimbing dan hanya berbekal studi literatur, observasi serta diskusi dengan teman, Hapri berhasil menyelesaikan karya ilmiahnya dan menyisihkan delapan kontestan mawapres lainnya untuk meraih juara satu.

Selain keunggulan dalam karya tulis, rupanya Hapri juga meraih banyak poin dari dewan juri berkat pengalaman organisasi dan pekerjaannya. Bayangkan, Cewek yang masih tinggal bersama orang tuanya di bilangan Semolowaru ini telah berkutat di dunia organisasi sejak SMU. Banyak jabatan penting yang pernah dia pegang, sebut saja ketua umum majalah sekolah Tetrasma, Staf PSDM himpunan mahasiswa statistik (Himasta), Ketua Departemen Humas Himasta, Sekretaris UKM PSM ITS, wakil ketua UKM PSM ITS dan tim pemandu LKMM TD ITS. Sedangkan pengalaman kerjanya, Hapri sering kali bekerja freelance sebagai surveyor dan entryor.

Dengan prestasi mawapres ini diakui Hapri sangat membantunya dalam menyelesaikan kuliahnya yang masih menyisakan beberapa sks di semester depan. Hadiah berupa uang tunai dan pembebasan SPP selama satu tahun ini, akan dipergunakannya untuk menyelesaikan proyek akhirnya. ”Karena molor satu semester. Hitung-hitung lumayan, buat meringankan beban orang tua,” kata cewek yang sedang sibuk bersiap bersama UKM PSM mengikuti perlombaan paduan suara di Universitas Padjajaran, bulan September besok.

Lalu, apa pendapatnya mengenai kampus ITS? Dikatakan Hapri kampus ITS memiliki banyak potensi. ”Di ITS banyak kesempatan untuk berkembang, berubah dan tentunya kesempatan job juga banyak,” ujar mahasiswi yang memegang cara belajar efektif dengan belajar berkelompok bersama teman ini. Tak kalah penting, ia berpesan agar tidak menyiakan kesempatan yang ada dan memutuskan sesuatu jangan setengah-setengah. (asa/tov)

Berita Terkait