Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui observasi keanekaragaman hayati mangrove Pantai Cengkrong, Trenggalek
DTK NEWS. Trenggalek – Laboratorium Struktur, Material, dan Produksi Bangunan Laut, Departemen Teknik Kelautan ITS, telah melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) bertajuk Mangrove Observation Program 2025 pada tanggal 20-22 Juni 2025. Program ini berlangsung di kawasan hutan mangrove Pantai Cengkrong, Trenggalek, Jawa Timur, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan serta kapasitas masyarakat dan mahasiswa dalam memahami pentingnya ekosistem mangrove sebagai benteng alami wilayah pesisir.
Hari pertama, 20 Juni 2025, kegiatan diawali dengan sesi ruang di mana para praktisi dan akademisi memberikan pemaparan ilmiah dan wawasan praktis kepada para peserta. Prof. Haryo D. Armono dan Prof. Muhammad Zikra mengawali sesi dengan membahas pentingnya hidro-oseanografi dalam pemantauan wilayah pesisir. Dr. Wahyudi melanjutkan dengan kajian mengenai morfologi pantai, disusul oleh Prof. Mahmud Mustain yang menekankan pentingnya integrasi dalam pengembangan wilayah pesisir Kegiatan di tutup dengan materi mengenai keanekaragaman hayati pesisir dipaparkan oleh Harish Wirayuhanto, M.T.
Puncak kegiatan berlangsung pada 22 Juni 2025, berlokasi langsung di hutan mangrove Pantai Cengkrong. Kawasan mangrove seluas 150 hektar ini merupakan hasil pengelolaan swadaya masyarakat lokal yang didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek. Peserta melakukan observasi langsung di lapangan dengan fokus pada identifikasi jenis-jenis mangrove, pengukuran tinggi dan diameter batang pohon mangrove dewasa, serta inventarisasi keanekaragaman hayati yang hidup di dalam ekosistem tersebut, baik flora maupun fauna pendukungnya.
Pengukuran Girth at Breast Height pada batang mangrove
Hasil observasi mencatat terdapat 55 jenis mangrove yang tersebar merata di kawasan ini, mencerminkan kekayaan biodiversitas yang tinggi mulai dari hulu hingga hilir Sungai Kalisongo. Selain sebagai kawasan lindung alami dari abrasi dan intrusi air laut, hutan mangrove Cengkrong juga menjadi habitat penting bagi berbagai jenis burung, ikan, moluska, dan serangga pesisir. Para peserta juga terlibat dalam diskusi interaktif dengan pengelola lokal terkait tantangan dan upaya konservasi yang dilakukan secara berkelanjutan.
Sebagai luaran kegiatan, tim dari Laboratorium akan menyusun peta zonasi kawasan mangrove Cengkrong yang dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan dan pengembangan ekowisata berbasis konservasi. Mangrove Observation Program 2025 menjadi bukti nyata komitmen ITS dalam mengintegrasikan keilmuan teknik dan pelestarian lingkungan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis data ilmiah dan kolaborasi lintas sektor. (HRS)
Kampus ITS, ITS News — Program Studi Teknik Lepas Pantai (TLP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kini hadir dengan
DTK NEWS – SMAN 16 Surabaya menggelar acara Leader Talk pada Jumat, 29 Agustus 2025, dengan menghadirkan narasumber,
DTK NEWS – Surabaya, 13 November 2025 , Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTK ITS) menerima