News

Lagi, Indonesia Meng-horeg-kan Dunia, Bro …

Sen, 29 Sep 2025
9:04 AM
Opini
Share :
Oleh : Admin-Teknik Kelautan   |

Lagi, Indonesia Meng-horeg-kan Dunia, Bro

Oleh:

Dr. Eng. Ir. Rudi W. Prastianto, S.T., M.T, IPU.

Kepala Program Studi Sarjana Teknik Lepas Pantai

Departemen Teknik Kelautan,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) – Surabaya

 

Baru saja dunia diguncang Indonesia. Yang terkini, oleh pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum ke-80 PBB di New York, pada 23 September 2025. Salah satu fokusnya yang jitu adalah spiritnya dalam membangkitkan semangat dunia untuk kemerdekaan Palestina. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberi pujian, sempat merasa kalah pamor pidatonya. Pidato Prabowo ini seolah menegaskan kembali atas hasil voting terbaru di Majelis Umum PBB pada 12 September 2025 lalu terkait kemerdekaan Palestina yang harus disegerakan. Mayoritas anggota PBB, 142 negara (termasuk negara-negara besar) mendukung “New York Declaration” untuk pengakuan kemerdekaan Palestina.

Momen kejutan besar sebelumnya, tatkala Indonesia memberikan bantuan 800 ton bahan makanan kepada rakyat Palestina. Di hari perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Satgas Garuda Merah Putih-II berhasil menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, pada Minggu (17 Agustus 2025). Misi ini disebut sebagai hadiah istimewa sekaligus bukti komitmen Indonesia terhadap solidaritas kemanusiaan internasional. Sebuah langkah sangat berani yang mengguncang negara-negara dan memporak-porandakan kalkulasi serta peta politik global.

Fragmen-fragmen baru tersebut, menandai peran diplomasi internasional multilateral Indonesia menggema kembali. Setelah sebelumnya selama 10 tahun terakhir “terlihat membisu”. Tercatat, sepanjang masa kepresidenannya (2014–2024), presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung (in person) di Sidang Umum PBB di New York. Beberapa pidato disampaikan secara virtual saja (misal nya tahun 2020, 2021). Pada tahun-tahun lainnya hanya diwakili oleh Menlu. Kini, kembali meng-horeg-kan dunia.

 

Soekarno Ikon Internasional

Sebenarnya sejak awal kemerdekaan, Indonesia sudah mempunyai pemimpin level global, yang menjadi ikon internasional. Soekarno dikenal bukan hanya sebagai presiden pertama RI, tapi juga ikon internasional di era 1950–1960-an. Melalui pidatonya yang fenomenal di Sidang Umum PBB (1960, “To Build the World Anew”) serta perannya dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA) Bandung 1955 dan kemudian Gerakan Non-Blok (1961), banyak bangsa Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang sedang dijajah terinspirasi untuk bangkit dan merdeka. Betapa makna pidato dan kiprah internasional beliau, menjadikan banyak negara dan tokohnya mengikuti gagasan dan jejak Soekarno demi kemerdekaan negaranya. Beberapa potretnya sebagai berikut.

  1. Aljazair.

Pada masa perang kemerdekaan melawan Prancis (1954–1962), tokoh-tokoh Front de Libération Nationale (FLN) menjadikan dukungan Indonesia dan Soekarno sebagai dorongan moral dan politik. Indonesia bahkan membuka kantor perwakilan FLN di Jakarta. Tokohnya, Ahmed Ben Bella menyatakan: “Soekarno adalah presiden pertama yang membuka pintu lebar bagi perjuangan Aljazair.” Ia menyebut Indonesia sebagai ibu kandung diplomasi revolusi Aljazair. Aljazair (Algeria) merdeka dari Prancis 5 Juli 1962.

  1. Kongo (sekarang Republik Demokratik Kongo).

Patrice Lumumba, pemimpin kemerdekaan Kongo, terinspirasi oleh semangat anti-imperialisme Soekarno. Indonesia aktif mendukung Kongo di forum internasional. Patrice Lumumba mengatakan: “Saya melihat dalam diri Presiden Soekarno, api yang sama yang membakar hati kami di Afrika untuk merdeka.” Lumumba menganggap Soekarno sebagai brother in struggle. Akhirnya Congo (Republik Demokratik Kongo, dulu Belgian Congo) merdeka dari Belgia pada 30 Juni 1960.

  1. Mesir dan negara Arab lainnya.

Gamal Abdel Nasser (Mesir) bersahabat dekat dengan Soekarno dan bersama-sama menggagas Gerakan Non-Blok. Hubungan ini memperkuat solidaritas negara-negara Arab-Afrika untuk lepas dari kolonialisme Barat. Dalam benak Gamal Abdel Nasser: “Soekarno adalah suara Asia dan Afrika yang tidak bisa dibungkam.” Nasser selalu menyebut Soekarno sebagai sahabat seperjuangan dalam Non-Blok. Pada 18 Juni 1953 Mesir diproklamasikan sebagai Republik Mesir.

  1. Ghana.

Kwame Nkrumah, tokoh kemerdekaan Ghana, menjalin kedekatan ideologis dengan Soekarno dalam memperjuangkan “Pan-Afrikanisme” dan kebebasan bangsa-bangsa Afrika. Dikatakannya, “Soekarno adalah simbol keberanian bangsa Asia-Afrika untuk menolak setiap bentuk penjajahan.” Nkrumah sering menyebut bahwa KAA Bandung menjadi sumber ilham perjuangan Afrika. Pada 6 Maret 1957 Ghana merdeka dari Inggris, sebagai negara Afrika Sub-Sahara pertama yang merdeka.

  1. India dan Yugoslavia.

Jawaharlal Nehru (India) dan Josip Broz Tito (Yugoslavia) sama-sama sahabat politik Soekarno yang bersama-sama memimpin Gerakan Non-Blok. Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa Soekarno adalah penyambung lidah Asia yang baru bangkit. Nehru menyebut Indonesia di bawah Soekarno sebagai mercusuar Asia. India pada 15 Agustus 1947 merdeka dari Inggris, dengan pembagian wilayah menjadi India dan Pakistan. Inspirasi Soekarno adalah bagaimana negara baru yang merdeka bisa bersuara lantang tanpa harus tunduk pada blok Barat atau Timur. Josip Broz Tito (Yugoslavia): “Bersama Soekarno, kita buktikan dunia bisa dibangun kembali tanpa harus tunduk pada blok Barat atau Timur.” Setelah pendudukan Nazi runtuh, negara federasi Republik Federal Rakyat Yugoslavia diproklamasikan pada 29 November 1945, dipimpin Josip Broz Tito.

  1. Negara-negara Asia Tenggara (misalnya Malaysia, Brunei, Singapura).

Proses dekolonisasi di kawasan ini mendapat semangat tambahan dari keberanian Indonesia di PBB dan Bandung 1955. Malaysia merdeka dari Inggris 31 Agustus 1957. Singapura resmi merdeka keluar dari Federasi Malaysia pada 9 Agustus 1965. Sedangkan Brunei resmi merdeka penuh dari protektorat Inggris sejak 1 Januari 1984.

  1. Negara-negara Amerika Latin (Kuba, dsb.)

Meski berbeda konteks politik, tokoh seperti Fidel Castro juga menghargai semangat anti-imperialisme Soekarno. Fidel Castro kagum dengan sikap Indonesia yang berani melawan dominasi Barat: “Soekarno adalah sahabat sejati revolusi dunia ketiga.”

Intinya, Soekarno lewat pidato di PBB dan konferensi internasional menyuarakan: “Bangsa-bangsa Asia-Afrika berhak merdeka, berdiri sama tinggi dengan Barat.” Keberanian dan suara lantangnya di forum dunia, yang menjadi spirit bagi banyak bangsa terjajah untuk menuntut kemerdekaan.

Saat ini, siapapun presiden Indonesia, harus menjalankan amanat konsitusi, UUD 1945. Tak heran jika pada saatnya tetap muncul pemimpin-pemimpin Indonesia yang menggetarkan, meng-horeg-kan dunia. Jangan berkecil hati, Anda semua mewarisi darah patriot, pejuang sejati. Mampu menggentarkan dunia. Anda berdarah Garuda, bukan Ayam Sayur, Bro.

[@RWP, Surabaya 27 September 2025].

 

Latest News

  • Forum Pendidikan Tinggi Maritim Indonesia

    Forum Pendidikan Tinggi Maritim Indonesia Oleh Prof. Daniel Mohammad Rosyid Staf Pengajar Dept. Teknik Kelautan ITS   Alhamdulillah, Rabu

    28 Nov 2025
  • Peran Strategis Indonesia dalam ASEAN SUMMIT 2025

    Peran Strategis Indonesia dalam ASEAN SUMMIT 2025 Oleh Daniel Mohammad Rosyid @Rosyid College of Arts   Latar Belakang KTT

    28 Okt 2025
  • Siapkah Bertransformasi Diri ? (Menjadi Lebih Baik Lewat Fase yang Terlihat Buruk)

    Siapkah Bertransformasi Diri ? (Menjadi Lebih Baik Lewat Fase yang Terlihat Buruk)   Oleh Dr. Eng. Ir. Rudi W.

    27 Okt 2025