News

Kegiatan Outdoor Abmas Teknik Kelautan ITS – 2025

Sen, 20 Okt 2025
2:20 PM
Berita
Share :
Oleh : Admin-Teknik Kelautan   |

 

Tim Abmas mahasiswa DTK ITS bersama Guru Pendamping dan siswa SD Nahdlatul Ulama 1 Trate Gresik persiapan di perahu siap susur-sungai hutan bakau

Kampus ITS, ITS News — Makin tergerus dan memudarnya kesadaran generasi muda Indonesia akan jati dirinya sebagai pewaris bangsa maritim tentu amat menguatirkan. Belajar langsung di alam (outdoor) tentang kelautan sejatinya bukan sekadar aktivitas rekreasi, tetapi merupakan strategi pendidikan karakter dan literasi maritim. Karena aktivitas ini dapat membentuk: Pikiran ilmiah, Hati yang peduli, dan jiwa kebaharian yang mencintai bangsanya. Dengan makin mengenal laut, anak-anak Indonesia belajar tentang kehidupan. Dari laut pula masa depan bangsa ini akan dibangun.

Rendahnya literasi teknik kelautan/maritim generasi muda Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, terutama kurangnya pembahasan di kurikulum pendidikan dan minat baca yang rendah terhadap buku-buku terkait maritim, serta kurangnya inovasi dan metode pembelajaran yang menarik. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan pengembangan kurikulum, penyediaan bahan bacaan yang menarik, dan inovasi pembelajaran seperti penggunaan teknologi dan kegiatan lapangan. Terkait hal tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Departemen Teknik Kelautan (DTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) realisasikan program hulu berupa penerapan literasi kelautan yang salah satunya kegiatan susur-sungai sebagai kegiatan outdoor bagi siswa mitra abmas.

Penyebab utama rendahnya literasi maritim tersebut diantaranya adalah:

  • Kurikulum pendidikan yang kurang fokus: Bidang kelautan/maritim kurang mendapat porsi yang cukup dalam kurikulum pendidikan formal.
  • Minat baca yang rendah: Generasi muda lebih tertarik pada hiburan digital seperti media sosial dan video game dibandingkan membaca buku, termasuk buku tentang maritim.
  • Kurangnya metode pembelajaran yang inovatif: Metode pembelajaran yang ada mungkin kurang menarik dan relevan untuk generasi muda saat ini.

Sehingga solusi untuk meningkatkan literasi maritim dapat berupa:

  • Mengembangkan kurikulum: Menambahkan porsi pembahasan tentang bidang kelautan dalam kurikulum pendidikan sejak dini.
  • Menyediakan bahan literasi yang menarik: Membuat buku, materi, dan konten digital yang menarik dan mudah dipahami tentang teknik kelautan dan maritim.
  • Mengadopsi metode pembelajaran inovatif:
  • Mengintegrasikan pembelajaran melalui teknologi dan kegiatan lapangan seperti kunjungan ke objek wisata bahari.
  • Menggunakan pendekatan yang lebih interaktif dan relevan dengan minat generasi muda.
  • Melibatkan pemangku kepentingan: Melibatkan seluruh pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, masyarakat, dan industri, dalam membuat rencana strategis untuk meningkatkan literasi maritim secara berkelanjutan

Koordinator Tim Abmas Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto, ST., MT., IPU mengungkapkan, kegiatan susur-sungai di hutam bakau (mangrove) ini adalah bagian kecil dari cita-cita yang lebih besar yaitu untuk pemberian semangat, motivasi, dan pengetahuan, khususnya bagi generasi muda Indonesia. Rudi melanjutkan, para pelajar akan dikenalkan dengan teknologi dan rekayasa kemaritiman. “Melalui pendekatan ini, kami ingin membangun generasi yang lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap laut Indonesia,” ujar Rudi yang didampingi dosen muda anggota abmas Ferdita Syalsabila, ST., MT. dan Madea Eka S, ST., MT. “Boleh jadi kegiatan ini dianggap remeh, tapi upaya ini sesungguhnya adalah laksana menabur benih untuk Menumbuhkan kebanggaan bahwa Indonesia adalah bangsa bahari yang pernah jaya di masa Sriwijaya dan Majapahit, Mendorong inovasi teknologi kelautan agar anak-anak berani bermimpi menemukan kapal ramah lingkungan, robot bawah laut, hingga pembangkit energi ombak, dll., dan Membangun kesadaran ekologi, bahwa laut harus dijaga dari pencemaran dan eksploitasi berlebihan demi keberlanjutan masa depan,” lanjut Rudi.

Kegiatan Abmas 2025 dengan mitra SD Nahdlatul Ulama 1 Trate Gresik merupakan kelanjutan abmas serupa sebelumnya dengan beberapa sekolah mitra di Surabaya seperti SD Lukman Al-Hakim ponpes Hidayatullah Surabaya, SD Islam YAPITA Keputih Surabaya, dan SMP IT Al-Uswah Surabaya. Dosen DTK tersebut mengungkapkan, SD NU 1 sebagi mitra ini merupakan sekolah unggulan berlokasi di wilayah yang tidak jauh dari pantai dengan budaya maritim yang kental. SD ini memiliki potensi kualitas pengajaran yang mendukung sehingga diharapkan mampu memberikan dampak lebih luas kepada komunitas sekitarnya.

Lebih lanjut, kegiatan abmas tahunan yang telah dilaksanakan sejak 2021 ini menerapkan berbagai metode dan inovasi yang menarik yang selengkapnya terdiri dari tiga sub kegiatan yaitu pembuatan buku bertema teknik kelautan, Guru Tamu, dan pembelajaran outdoor. Format buku menyajikan visualisasi yang menarik dilengkapi pesan-pesan moral dan agama bagi para siswa. Hasil bukunya dihibahkan ke pihak sekolah dalam jumlah yang memadai untuk proses belajar-mengajar berikutnya di sekolah. Buku ini juga disajikan dalam format e-book yang ditampilkan dalam website khusus yang dapat diakses online saat proses pembelajaran (Akses: https://pustakasamudra.id/buku-pustaka-samudra/). Semua dikerjakan bersama para mahasiswa anggota abmas yang sangat luar biasa. Tujuannya tidak lain Adalah untuk mengenalkan pentingnya kelautan sejak usia dini.

Selain itu, Rudi juga membeberkan kegiatan lainnya untuk program abmas ini yaitu Kegiatan Guru Tamu; yang menghadirkan mahasiswa tingkat akhir DTK sebagai pengajar. Para siswa diberikan pengetahuan tentang laut dan teknologi kelautan melalui slide paparan yang disertai sesi bercerita, tanya jawab, serta kuiz-kuiz kecil berhadiah doorprize menarik. Kegiatan guru tamu berjalan lancar dan meriah. Siswa sangat antusias dan sangat aktif mengikuti proses belajar dengan format yang menyenangkan ini. Mereka berani dan tidak malu-malu menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya yang kadang sangat menarik untuk siswa seusia mereka. Rasa keingintahuan mereka rata-rata sangat tinggi. Kegiatan di tiap kelas diakhiri dengan pemberian hadiah-hadiah menarik bagi yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan guru seputar materi yang sudah diberikan, kemudian dilanjutkan dengan foto bersama.

Anak-anak usia SD kelas 5–6 berada pada fase operasional konkret (menurut teori Piaget), artinya teknik pembelajaran paling efektif adalah melalui pengalaman nyata dan observasi langsung.
Dengan pembelajaran outdoor di sungai, pantai, atau hutan bakau maka: (i) Siswa akan melihat langsung bagaimana air, tanah, dan makhluk hidup saling berhubungan, (ii) Mereka memahami konsep ekosistem, arus air, dan prinsip terapung secara nyata; bukan sekadar gambar di buku dan di kelas, serta (iii) Laut, sungai, dan pantai menjadi laboratorium alam terbuka yang memupuk rasa ingin tahu dan eksplorasi ilmiah. Contohnya: ketika anak menyentuh akar bakau dan melihat air pasang surut, ia belajar tentang gaya apung, tekanan air, dan konservasi ekosistem secara alami.

Untuk itu abmas 2025 ini dilengkapi dengan kegiatan pembelajaran outdoor berupa susur sungai di hutan bakau kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya pada 13 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 6 yang terdiri dari 4 kelas paralel. Bukan hanya sebagai wisata alam, kegiatan ini adalah sebagai pelajaran hidup tentang jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim. Dari sungai dan lautlah peradaban kita tumbuh. Laut bukan pemisah, melainkan penghubung pulau-pulau Indonesia. Melalui kegiatan seperti ini, anak-anak belajar mencintai alam, memahami pentingnya air, laut, dan teknologi kelautan; sekaligus menumbuhkan rasa bangga menjadi bagian dari bangsa bahari. “Laut adalah masa depan kita. Siapa yang menjaga lautnya, dia menjaga Indonesia.”

Kegiatan siswa membersihkan sampah di hutan bakau kawasan ekowisata mangrove Wonorejo Surabaya sebagai bentuk pendidikan peduli kebersihan lingkngan laut.

Setelah perahu berjalan, sesampainya di daratan transit sekitar muara, para siswa mendapat penjelasan tentang hutan bakau (mangrove) dari petugas Ekowisata. Materi yang diberikan beragam, mulai dari pengetahuan tentang pohon bakau dan hutan bakau hingga bagaimana cara melestarikan bakau. Juga bagaimana peran generasi muda dalam menjaga kelestarian laut dan hutan bakau agar tetap memberikan manfaat bagi masyarakat. Para siswa menyimak dengan antusias dan diselingi dengan tanya-jawab. Tentu saja tak lupa para siswa dengan gembira menyusuri dan beramai-ramai berfoto di obyek-obyek yang menarik. Kegiatan outdoor susur sungai di hutan bakau ini dilanjutkan dengan aktivitas membersihkan sampah-sampah yang ada di daratan sekitar hutan bakau dekat muara. Hal ini untuk melatih para siswa atas: (i) Kepedulian terhadap alam, (ii) Pemahaman bahwa manusia dan laut saling bergantung, dan (iii) Tanggung jawab menjaga ekosistem demi masa depan. Nilai-nilai ini adalah dasar dari filsafat teknik maritim berkelanjutan, yaitu teknologi yang berpihak pada kelestarian alam.

Siswa SDNU 1 Trate membersihkan sampah di hutan bakau kawasan ekowisata mangrove Wonorejo Surabaya dengan mahasiswa abmas DTK ITS.

 

Pemberian Cindera mata oleh Koordinator Tim Abmas Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto, ST., MT., IPU. kepada Perwakilan Sekolah Mitra Abmas SD Nahdlatul Ulama 1 Trate Gresik pada kegiatan outdoor untuk mengenalkan Literasi Teknologi Kelautan/Maritim.

 

Kegiatan Games melalui Eksperimen oleh mahasiswa anggota abmas DTK ITS tentang pengetahuan dan teknologi kelautan.

 

Pemberian apresiasi untuk siswa Kelas 6 SD Nahdlatul Ulama 1 Trate Gresik yang paling aktif mengikuti semua kegiatan dalam rangka Mengenal Literasi Teknologi Kelautan/Maritim

Rudi menyampaikan, kalau dikaitkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) kegiatan abmas ini sangat relevan. SDGs adalah 17 tujuan global yang disepakati oleh negara-negara anggota PBB (termasuk Indonesia) untuk dicapai pada tahun 2030. Program ini adalah kerangka pembangunan global yang juga sangat relevan dengan dunia pendidikan, termasuk literasi teknik kelautan dan kemaritiman. Paling tidak kegiatan pembelajarn outdoor ini dapat mendukung SDG nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas (Quality Education): Menjamin pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas serta mendorong kesempatan belajar sepanjang hayat. Bahwasanya relevansinya adalah pendidikan kelautan sejak dini dan literasi teknik maritim di sekolah dasar. Selain itu juga sejalan dengan SDG nomor 14: Ekosistem Lautan (Life Below Water)-Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut dan samudra. Relevansi: inti dari literasi teknik kelautan! Termasuk konservasi, teknologi kapal ramah lingkungan, dan perlindungan terumbu karang.

 

Foto Bersama Siswa Kelas 6 SD Nahdlatul Ulama 1 Trate Gresik dan Para Guru Pendamping pada Kegiatan Outdoor di Ekowisata mangrove Wonorejo, Rungkut, Surabaya

Foto Bersama tim Abmas DTK ITS (Dosen + Mahasiswa) di Kegiatan Outdoor di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Rungkut, Surabaya

Bahwasanya aspek terpentingnya adalah, pembelajaran outdoor di alam bahari hakekatnya merupakan cara untuk menanamkan cinta sejak dini terhadap laut dan Indonesia. Cinta ini yang kelak akan menjadi energi moral dan intelektual bagi generasi muda untuk mengembangkan ilmu, teknologi, dan kebijakan maritim yang berkeadilan. “Jika anak-anak mencintai laut sejak kecil, maka di masa depan mereka akan menjaga Indonesia dengan hati dan ilmu pengetahuan,” tambah Rudi.

Dosen yang saat ini menjabat sebagai kaprodi Teknik Lepas Pantai ini menyampaikan bahwa kegiatan ini disambut positif oleh pihak sekolah mitra yang melihatnya sebagai kesempatan penting untuk meningkatkan wawasan tentang kelautan. Rudi berharap program ini dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang dan memberikan kontribusi dalam kebangkitan maritim Indonesia. “Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan dapat menjangkau lebih banyak sekolah, sehingga pengetahuan kelautan tersebar lebih luas. Bahkan harapan lebih besarnya lagi, jika kegiatan semacam ini bisa dilakukan oleh lebih banyak pihak dan di banyak tempat di Indonesia, maka tidaklah berlebihan kalau sekaligus dapat berfungsi sebagai semacam “Seruan Nasional” yang berarti menyalakan kembali tekad bersama untuk menjadikan laut sebagai sumber kemajuan, kemakmuran, dan kedaulatan NKRI,” pungkasnya. (*/ RWP Team)

Latest News

  • Transformasi TLP Hadirkan Energi Positif dan Humanis bagi Sivitas Akademika ITS

    Kampus ITS, ITS News — Program Studi Teknik Lepas Pantai (TLP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kini hadir dengan

    28 Nov 2025
  • Leader Talk SMAN 16 Surabaya : Membangun Masa Depan dengan Studi Lanjut

      DTK NEWS –  SMAN 16 Surabaya menggelar acara Leader Talk pada Jumat, 29 Agustus 2025, dengan menghadirkan narasumber,

    20 Nov 2025
  • SMA AL-Azhar BSD Kunjungi Fakultas Teknologi Kelautan ITS: Bangun Wawasan Maritim dan Inspirasi Karier Masa Depan

      DTK NEWS – Surabaya, 13 November 2025 , Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTK ITS) menerima

    20 Nov 2025