News

Kepedulian Departemen Teknik Kelautan di Wilayah Pesisir: Aksi Tanam Bakau (Mangrove)

Sen, 19 Mar 2018
8:05 AM
Berita
Share :
Oleh : Admin-Teknik Kelautan   |

Kesadaran akan tanggung jawab pelestarian lingkungan serta pentingnya mengasah kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat dan lingkungannya, telah menggerakkan aksi nyata penanaman 150 batang pohon Bakau (Mangrove) dalam “Action with Mangrove”.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Ahad 18 Maret 2018 melibatkan mahasiswa, dosen Departemen Teknik Kelautan FTK ITS serta masyarakat Mangrove Trunojoyo RT 1 Wonorejo. Kegiatan pagi itu dibuka dengan diawali oleh pengarahan dari Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan (HIMATEKLA) 2017/2018, Ray Adam Baihaqi agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan Sekretaris Program Studi Sarjana Teknik Kelautan, Bpk Herman Pratikno, S.T., M.T., Ph.D. memberikan sambutannya mewakili Kepala Departemen Teknik Kelautan. Disampaikan terimakasih pada semua komponen mahasiswa yang terlibat dan pada masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Tujuan dari kegiatan ini, selain untuk mengasah kepekaan terhadap kondisi alam sekitar, di dalamnya juga terkandung pesan dan nilai penting, yaitu bahwa kebersamaan akan dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat beserta lingkungannya. Seperti halnya persoalan upaya pelestarian hutan mangrove ini adalah menjadi tugas bersama seluruh komponen masyarakat, bukan tanggung jawab parsial kelompok msyarakat tertentu. Dengan bergotong-royong dan kebersamaan akan terasa ringan penanaman bakau dalam skala besar ini, dan nantinya manfaatnya akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Selanjutnya Action with Mangrove dimulai dengan pembekalan teknis yang disampaikan oleh Ketua Petani Tambak Hutan Mangrove Trunojoyo, Pak Ratno. Informasi yang diberikan adalah seputar fungsi, bagian-bagian pohon Bakau (mangrove), serta tata cara menanam dan merawatnya dengan baik dan benar. Sebagaimana kita ketahui, adanya hutan bakau dalam populasi yang cukup akan memberikan dampak positif yang besar bagi lingkungan dan masyarakat. Selain menjadi penahan ombak dan angin dari laut, hutan bakau juga akan berfungsi sebagai habitat yang baik bagi berkembangnya biota dan bibit ikan-ikan laut, sehingga populasi ikan terpelihara dengan baik. Dengan demikian pasokan untuk para nelayan yang mencari ikan akan mencukupi. Di sisi lain, hutan mangrove yang terjaga dan terpelihara dengan baik, saat ini bisa menjadi destinasi wisata alternatif bagi keluarga dan wisatawan, baik lokal maupun luar daerah. Hal ini akhirnya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya.

Antusiasme peserta mahasiswa dalam kegiatan ini mendapatkan apresiasi besar dari masyarakat, khususnya Ketua Petani Tambak Hutan Mangrove Trunojoyo. Mereka merasa ditemani sehingga tidak sendiri lagi dalam upaya perbaikan lingkungan pesisir. Diharapkan kegiatan ini dapat terus berlangsung secara berkelanjutan. Bagi kalangan mahasiswa sendiri, ini merupakan bukti bahwa mereka bukan hanya belajar bidang ilmunya saja di kampus, namun juga belajar peka dan dekat dengan masyarakat serta menginspirasi, mendorong dan memberikan solusi. (erwepe).

 

Pembekalan teknis sebelum memulai kegiatan, yang disampaikan oleh Ketua Petani Tambak Hutan Mangrove Trunojoyo, Pak Ratno.

Sekretaris Program Studi Sarjana Teknik Kelautan, Bpk Herman Pratikno, S.T., M.T., Ph.D. bersama mahasiswa di area penanaman bakau.

Latest News

  • Pembagian Bingkisan Lebaran untuk Anak Yatim dan Duafa serta THL Departemen Teknik Kelautan

    DTKNEWS-Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan yang mulia dan penuh berkah lantaran pada bulan ini Allah SWT akan melipat gandakan

    18 Apr 2024
  • Pererat Silaturahmi dalam Buka Bersama Harmoni Samudera

    DTKNEWS-Jum’at, 22 Maret 2024, bertempat di Marine Park Departemen Sistem Perkapalan, dalam rangka untuk meningkatkan kadar keimanan pada bulan

    01 Apr 2024
  • SIARINDOMEDIA: Unik, Pasutri ini berbarengan dikukuhkan jadi profesor di ITS

      SIARINDOMEDIA.COM – Momen istimewa tak terlupakan dialami pasangan suami istri (pasutri) Prof Herman Pratikno ST MT PhD dan

    22 Mar 2024