Dalam sejumlah budaya, usia 40 tahun kerap dianggap sebagai tonggak kematangan, stabilitas, dan kesuksesan. Bagi Dr. Vendy Hendrawan Suprapto ST MMT, usia ini menjadi saksi perjalanan luar biasa: menuntaskan pendidikan doktoral di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sekaligus menduduki jabatan strategis sebagai Vice President Operational Excellence / Health Environment and Safety (OE/HES) di PT Pertamina Hulu Rokan.
Sejak muda, Vendy telah menunjukkan dahaga luar biasa terhadap ilmu pengetahuan. Perjalanannya di ITS dimulai pada 2001 saat ia resmi menjadi mahasiswa Sarjana Teknik Elektro. Vendy muda sudah memproyeksikan masa depan cerah di tengah berkembangnya teknologi komunikasi generasi 3G. Lulus cum laude, ia menapaki karier di industri migas, meraih berbagai pengalaman teknis, dan perlahan menemukan panggilan hatinya di bidang manajemen.
Setelah lima tahun bekerja, Vendy kembali ke ITS untuk menempuh Magister Manajemen Teknologi. Program ini memberinya perpaduan sempurna antara teori dan aplikasi teknis. Ia kembali lulus cum laude, membuka jalan lebih lebar menuju posisi strategis di dunia kerja. Namun, dahaga ilmunya tak berhenti di sana.
Pandemi Covid-19 justru menjadi momentum Vendy memperdalam kapasitas dirinya dengan menempuh studi doktor. Meski tetap bekerja penuh waktu, ia menjaga disiplin tinggi untuk menyeimbangkan tanggung jawab di kantor dan di kampus. “Rasa lelah dalam menyeimbangkan keduanya kalah dengan rasa puas saya dalam bekerja keras,” ungkapnya.
Selama masa studi doktoralnya, Vendy aktif berdiskusi dengan dosen pembimbing, menerbitkan karya ilmiah, dan bahkan berhasil meraih hak cipta untuk buku panduan praktis penerapan konsep kinerja manusia di perusahaan. Semua ini menjadi bukti konsistensinya dalam menuntaskan target akademik dan profesional secara bersamaan.
Bagi Vendy, pendidikan adalah senjata untuk mengasah pola pikir. Ia percaya bahwa pemimpin yang baik lahir dari kemauan untuk terus belajar dan berbagi ilmu. “Saya ingin menjadi pemimpin yang baik dengan mengasah diri dan berbagi ilmu,” ujarnya. Pandangan ini tercermin dalam kiprahnya selama lebih dari 17 tahun di industri migas, di mana setiap pencapaian akademik selalu diiringi kontribusi nyata di lapangan.
Alumni SIMT ITS Hardi Rifki Al’amin menjadi inspirasi banyak profesional yang ingin melanjutkan studi sambil bekerja. Meskipun begitu, di
Pendidikan sebagai Pilar Kesuksesan Dalam sejumlah budaya, usia 40 tahun kerap dianggap sebagai tonggak kematangan, stabilitas, dan kesuksesan. Bagi
Pasangan Doktor ITS Siap Membangun Industri Logistik Kyatmaja Lookman dan Ira Margaritha Sugianto adalah pasangan suami istri sekaligus