News

Pengenalan Manajemen Risiko

Rab, 24 Sep 2025
9:13 am
Pengelolaan Risiko

Sorry, no posts matched your criteria.

Share :
Oleh : Soni   |

Risiko merupakan efek dari ketidakpastian terhadap pencapaian sasaran. Setiap organisasi menghadapi risiko dalam berbagai bentuk yang berpengaruh pada keberlangsungan operasional dan pencapaian target strategis. Risiko dapat bersifat positif maupun negatif, sehingga bukan hanya ancaman tetapi juga peluang yang dapat dimanfaatkan. Risiko yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan melemahnya tata kelola organisasi hingga menurunnya efisiensi penggunaan sumber daya. 

Manajemen risiko hadir sebagai instrumen yang memastikan setiap langkah strategis maupun operasional dapat berjalan secara efektif dengan mempertimbangkan potensi ancaman sekaligus peluang. Manajemen risiko didefinisikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam menghadapi risiko. Fungsi utamanya tidak hanya meminimalkan kemungkinan kerugian, tetapi juga memanfaatkan peluang sehingga organisasi mampu beroperasi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.  

Tujuan dilaksanakannya manajemen risiko adalah untuk memberikan landasan meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian sasaran. Penerapannya membantu organisasi melindungi sumber daya, meningkatkan akuntabilitas, memperkuat tata kelola, dan memastikan program atau kegiatan berjalan sesuai rencana. Keberadaan manajemen risiko juga membangun budaya sadar risiko yang penting bagi keberlangsungan organisasi. Dalam pelaksanaan manajemen risiko diperlukan suatu pedoman yang dapat dijadikan sebagai acuan bersama. Salah satu pedoman yang diakui secara internasional adalah ISO 31000:2018. ISO 31000:2018 merupakan sebuah standar internasional yang menyediakan prinsip dan pedoman untuk membantu organisasi dalam mengelola risiko secara efektif. Standar ini menekankan pentingnya pendekatan sistematis dalam mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, menangani, dan memantau serta mengkomunikasikan risiko melalui pemberian prinsip, kerangka kerja, dan panduan umum yang bersifat universal serta dapat diterapkan oleh berbagai jenis organisasi. Fokus utamanya adalah menjadikan manajemen risiko bagian integral dari pengambilan keputusan, perencanaan strategis, serta pelaksanaan operasional sehari-hari. 

Berdasarkan ISO 31000:2018, risiko didefinisikan sebagai efek dari ketidakpastian terhadap pencapaian sasaran, baik yang berdampak positif maupun negatif. Definisi tersebut memperluas pemahaman bahwa risiko bukan hanya sesuatu yang harus dihindari, tetapi juga peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Prinsip-prinsip manajemen risiko berdasarkan ISO 31000:2018 menjadi fondasi penting dalam penyusunan kerangka kerja dan pelaksanaan proses pengelolaan risiko. Manajemen risiko yang efektif memerlukan beberapa elemen dalam prinsip pelaksanaannya sebagai berikut: 

  1. Terintegrasi 

Manajemen risiko adalah bagian internal dari semua aktivitas organisasi. 

  1. Terstruktur dan komprehensif 

Pendekatan terstruktur dan komprehensif terhadap manajemen rs 

  1. Disesuaikan 

Kerangka kerja dan proses manajemen risiko disesuaikan dan proporsional dengan konteks eksternal dan internal organisasi yang berkaitan dengan sasarannya. 

  1. Inklusif 

Pelibatan yang sesuai dan tepat waktu dari pemangku kepentingan memungkinkan pengetahuan, pandangan, dan persepsi mereka untuk dipertimbangkan. lni menghasilkan peningkatan kesadaran dan manajemen risiko terinformasi. 

  1. Dinamis 

Risiko dapat muncul, berubah, atau hilang seiring perubahan konteks eksternal dan internal organisasi. Manajemen risiko mengantisipasi, mendeteksi, mengakui, dan menanggapi perubahan dan peristiwa tersebut secara sesuai dan tepat waktu. 

  1. Informasi terbaik yang tersedia 

Masukan manajemen risiko didasarkan atas informasi historis dan saat ini, dan juga harapan masa depan. Manajemen risiko secara eksplisit memperhitungkan segala batasan dan ketidakpastian yang berkaitan dengan informasi dan harapan tersebut. lnformasi sebaiknya tepat waktu, jelas, dan tersedia bagi pemangku kepentingan yang relevan. 

  1. Faktor manusia dan budaya 

Perilaku dan budaya manusia secara signifikan memengaruhi semua aspek manajemen risiko pada semua tingkat dan tahap. 

  1. Perbaikan berkelanjutan 

Manajemen risiko diperbaiki secara berkelanjutan melalui pelajaran dan pengalaman. 

 

Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen risiko pada ISO 31000:2018, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai institusi akademik yang menerapkan manajemen risiko dalam kegiatan operasional dan proses bisnisnya, mengembangkan serta menyesuaikan prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan kebutuhan organisasi sebagai berikut: 

  1. Pengelolaan risiko menciptakan dan melindungi nilai: pengelolaan risiko harus memberikan manfaat dengan menambah atau mempertahankan nilai organisasi. 
  1. Pengelolaan risiko adalah bagian terintegrasi dari proses bisnis organisasi: pengelolaan risiko harus menjadi bagian dari semua proses bisnis, bukan sekadar aktivitas terpisah. 
  1. Pengelolaan risiko mendukung pengambilan keputusan: keputusan organisasi harus mempertimbangkan risiko untuk menghindari kesalahan atau ketidakpastian. 
  1. Pengelolaan risiko ditujukan pada sebuah ketidakpastian: fokus utama pengelolaan risiko adalah mengidentifikasi dan mengatasi ketidakpastian dalam organisasi. 
  1. Pengelolaan risiko bersifat sistematik, terstruktur, dan tepat waktu: proses pengelolaan risiko harus mengikuti pola yang jelas dan dilakukan pada waktu yang tepat. 
  1. Pengelolaan risiko berdasarkan informasi terbaik: keputusan harus dibuat dengan mempertimbangkan data, pengalaman, dan masukan yang akurat. 
  1. Pengelolaan risiko disesuaikan dengan kebutuhan organisasi: proses pengelolaan risiko harus menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan organisasi. 
  1. Pengelolaan risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya: keberhasilan pengelolaan risiko bergantung pada pemahaman terhadap faktor manusia dan budaya organisasi. 
  1. Pengelolaan risiko bersifat transparan dan inklusif: semua pihak dalam organisasi harus memahami dan berkontribusi dalam proses pengelolaan risiko. 
  1. Pengelolaan risiko bersifat dinamis dan responsif terhadap perubahan: pengelolaan risiko harus fleksibel, berulang, dan selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi. 
  1. Pengelolaan risiko mendorong adanya perbaikan berkelanjutan: organisasi harus terus meningkatkan kemampuannya dalam mengelola risiko untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik. 

Penerapan prinsip tersebut memberikan jaminan bahwa manajemen risiko tidak hanya menjadi prosedur administratif, tetapi juga strategi nyata untuk memperkuat daya saing, meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan, dan mendukung keberlanjutan organisasi. 

Latest News

Sorry, no posts matched your criteria.