Apa Itu Perubahan Iklim?

“Mengajar Perubahan Iklim yang Bermakna dari Sekolah”

Apa Itu Perubahan Iklim?

Perubahan iklim merujuk pada pergeseran jangka panjang dalam pola suhu dan cuaca di bumi. Ini bukanlah sebuah prediksi masa depan, melainkan sebuah realitas yang sudah terjadi saat ini  dan dampaknya telah nyata.

Fenomena ini menjadi kekhawatiran global, di mana 70% generasi muda (usia 16-20 tahun) di seluruh dunia sudah mulai merasa khawatir terhadap dampaknya. Di Indonesia sendiri, siswa-siswa di berbagai wilayah telah terbukti tidak hanya peduli, tetapi juga mampu menciptakan solusi nyata untuk mitigasi dan adaptasi iklim.


 

 Penyebab Utama: Gas Rumah Kaca dan Energi

Akar masalah dari perubahan iklim adalah pemanasan global5. Ini terjadi akibat meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer.

  • Cara Kerja GRK: Gas-gas ini (seperti $CO_2$) sebenarnya berfungsi menyerap energi matahari untuk menjaga suhu bumi tetap stabil. Namun, ketika kadarnya berlebihan, gas-gas ini memerangkap terlalu banyak panas di atmosfer bagian bawah, sehingga suhu permukaan bumi terus meningkat.
  • Sumber Emisi: Peningkatan drastis GRK ini disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama dominasi penggunaan energi fosil (batu bara, minyak, dan gas). Di Indonesia, batu bara masih menjadi “tulang punggung” energi nasional , dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakannya menghasilkan emisi karbon yang sangat tinggi.
  • Bukti Nyata: Selama 50 tahun terakhir, kadar $CO_2$ di atmosfer telah meningkat tajam, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia melampaui 400 bagian per juta (ppm).

 

 Dampak Nyata: Dari Bencana Hingga Krisis Kemanusiaan

Peningkatan suhu ini memicu serangkaian dampak destruktif yang saling terkait, memengaruhi lingkungan, kehidupan, dan tatanan sosial.

1. Bencana Hidrometeorologi

Perubahan iklim memperburuk frekuensi dan intensitas bencana yang terkait dengan cuaca dan air. Di Indonesia, dampak ini terlihat jelas melalui:

  • Cuaca Ekstrem
  • Banjir
  • Kebakaran Hutan
  • Kekeringan

Secara global, ini juga berarti kenaikan permukaan air laut dan gelombang panas (heatwave) yang lebih sering.

2. Ancaman di Perkotaan

Kota-kota menjadi “garis depan” yang merasakan dampak iklim. Perubahan iklim memperparah masalah perkotaan, seperti:

  • Banjir Rob: Genangan air laut di wilayah pesisir.
  • Polusi Udara: Kualitas udara memburuk, seperti yang terjadi di Jakarta.
  • Urban Heat Island (UHI): Fenomena di mana suhu di perkotaan menjadi $2-7^{\circ}C$ lebih panas dibandingkan wilayah pedesaan di sekitarnya.

3. Krisis Keanekaragaman Hayati

Ekosistem yang sehat adalah benteng alami menghadapi perubahan iklim. Namun, perubahan iklim justru menghancurkan mereka:

  • Kepunahan Spesies: Banyak spesies terancam punah akibat hilangnya habitat dan perubahan suhu, seperti Jalak Bali dan Harimau Jawa (yang kini telah punah).
  • Kerusakan Laut: Pemanasan global menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching). Diperkirakan pada kenaikan suhu 1.5°C saja, 70-90% terumbu karang akan mengalami kemunduran.
  • Keruntuhan Ekosistem: Hilangnya satu spesies kunci dapat memicu biodiversity collapse (runtuhnya keanekaragaman hayati), yang mengancam keseimbangan ekosistem global.

4. Krisis Kemanusiaan dan Kesehatan

Perubahan iklim sering dianggap isu lingkungan, padahal ia adalah krisis kemanusiaan.

  • Migrasi Iklim: Perubahan iklim memaksa orang pindah dari tempat tinggal mereka. Bencana alam saja telah membuat rata-rata 20 juta orang mengungsi setiap tahunnya. Ini bukan hal baru; peradaban kuno seperti Mohenjo-Daro dan Suku Maya  runtuh akibat kekeringan panjang. Saat ini, di Indonesia, warga di pesisir Pekalongan terpaksa direlokasi akibat banjir rob yang terus-menerus.
  • Dampak Kesehatan: Dampaknya terhadap kesehatan manusia sangat serius, meliputi:
    • Penyakit akibat panas (heat stroke, dehidrasi).
    • Penyebaran penyakit menular seperti malaria dan dengue, karena habitat nyamuk meluas.
    • Gangguan pernapasan akibat polusi udara dan asap kebakaran hutan.
    • Kekurangan pangan dan gizi buruk akibat gagal panen.
    • Gangguan kesehatan mental (trauma, stres, depresi) akibat bencana.
  • Kerugian Ekonomi: Bencana iklim menyebabkan kerugian ekonomi langsung akibat kerusakan infrastruktur dan gagal panen. Sektor vital seperti pertanian , perikanan , dan pariwisata sangat terdampak.

 

 Apa yang Bisa Dilakukan?

Menghadapi krisis ini, materi-materi tersebut menyerukan tiga perilaku utama:

  1. CONSERVE (Melestarikan)Menjaga, menghemat, dan melindungi sumber daya alam. Contohnya adalah menghemat energi (mematikan listrik saat tidak dipakai), mengurangi konsumsi air, dan melestarikan hutan.
  2. COMBAT (Melawan)Melawan faktor-faktor penyebab perubahan iklim secara aktif. Contohnya adalah mengurangi emisi dengan beralih ke transportasi publik atau sepeda, mengurangi sampah plastik, dan mendorong penggunaan energi terbarukan.
  3. COOPERATE (Bekerja Sama)Kolaborasi di semua tingkatan. Perubahan iklim adalah isu lintas batas yang hanya bisa ditangani jika ada kerja sama, mulai dari gotong royong mengelola sampah di tingkat komunitas hingga perjanjian iklim internasional.
Open chat
Welcome to BoURP ITS!
How can we make your experience better today?