ITS News

Jumat, 26 April 2024
10 Juni 2021, 18:06

Laboratorium Rekayasa Fotonika ITS Kenalkan Serat Optik Pendeteksi Produk Babi

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Alur materi yang disampaikan oleh Ika Puspita ST MSc dalam Webinar Laboratorium Departemen Teknik Fisika ITS tentang sensor serat optik sebagai pendeteksi kandungan babi dalam produk makanan

Kampus ITS, ITS News Produk makanan halal bebas kandungan babi adalah salah satu kebutuhan umat muslim. Guna memfasilitasi hal ini, beragam sensor terus dikembangkan guna mendeteksi adanya kandungan babi dalam sebuah produk makanan. Salah satunya adalah sensor dengan serat optik yang dikenalkan dan dikembangkan oleh Laboratorium Rekayasa Fotonika Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Ika Puspita ST MSc, mahasiswa asisten penelitian ini mengklaim bahwa dibandingkan sensor lain, serat optik bekerja lebih cepat dan akurat. Bahkan, Ika menyebut beberapa keunggulan lain dari sensor ini, seperti tidak butuh perlakuan khusus terhadap sampel, biaya produksi murah, kompatibel, dan tahan terhadap interferensi elektromagnetik. “Yang paling utama, sensor jenis ini dapat mendeteksi kandungan minyak babi yang belum mampu dilakukan sensor yang ada sebelumnya,” terang Ika. 

Bentuk-bentuk modifikasi yang dapat dilakukan untuk mengubah serat optik menjadi sensor

Pada dasarnya, sebut Ika, serat optik banyak digunakan sebagai penghantar informasi melalui jaringan telekomunikasi. Untuk dapat mengubahnya menjadi sensor, diperlukan adanya beberapa modifikasi bentuk. “Pemodifikasian ini bisa dengan memberi lekukan, mereduksi ukuran, atau menggabung serat optik satu mode dengan serat optik dua mode,” tuturnya.

Modifikasi bentuk tersebut ditujukan agar serat optik memiliki daerah sensor, yaitu daerah yang memanfaatkan kebocoran cahaya yang lewat untuk mendeteksi sifat-sifat fisika dari sampel yang diberikan. “Cahaya akan berinteraksi dengan sampel sehingga memungkinkan adanya perubahan sifat dari cahaya itu sendiri,” jelas Ika.

Cara kerja sensor serat optik dalam mendeteksi sampel produk makanan

Sebagai hasil uji dari sensor serat optik ini, Laboratorium Fotonika ITS pernah menguji sampel berupa minyak zaitun yang ditetesi minyak babi. Hasilnya, semakin banyak minyak babi yang diteteskan, semakin berkurang pula intensitas dan spektrum cahaya yang dihasilkan pada titik akhir.

Guna pemanfaatan yang lebih besar, Ika menuturkan bahwa pengembangan teknologi sensor serat optik ini masih terus dilakukan di Laboratorium Fotonika ITS. “Kami (tim peneliti sensor serat optik, red) mengupayakan untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi sensor optik ini agar mendatangkan manfaat dalam berbagai bidang,” ucapnya optimis.

Reporter: Difa Khoirunisa

Redaktur: Akhmad Rizqi Shafrizal

Berita Terkait