ITS News

Sabtu, 20 April 2024
17 September 2021, 10:09

Digiflux, Startup Besutan Mahasiswa ITS yang Permudah Influencer Marketing

Oleh : itsrys | | Source : ITS Online

Para pendiri Digiflux, (dari kiri) Nabila Nanda Dwi Cahya, R Aditnya Rayhan Zanesty, M Rizaldi Putu Pradnya Shita Ambhika, M. Asad Al Balad, dan Achmad Zaenuri Dahlan Putra

Kampus ITS, ITS News – Sedang naik daun, tren Influencer Marketing banyak digunakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mempromosikan jualannya. Sayangnya, banyak pelaku UMKM belum berhasil memanfaatkan metode pemasaran ini dengan tepat sasaran dan malah menuai kerugian. Coba selesaikan masalah ini, enam mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dirikan Digiflux, startup yang menghubungkan pelaku UMKM dengan influencer.

Dalam riset yang dilakukan oleh tim Digiflux kepada sejumlah UMKM, ternyata didapatkan hasil bahwa mempromosikan produk merupakan masalah yang dialami para pelaku UMKM. “Masalah tersebut terjadi karena para pelaku UMKM belum memiliki pengetahuan dan sumber daya yang cukup untuk memilih influencer yang tepat,” jelas CEO Digiflux, Muhammad Rizaldi.

Selain itu, menurut mahasiswa Departemen Sistem Informasi tersebut, proses transaksi dalam menggunakan jasa influencer memang berbelit dan tidak ada patokan bagi pelaku UMKM untuk mengukur hasil yang didapat. “Oleh karena itu, kami (Digiflux, red) hadir menjadi solusi,” sambungnya.

 

Tampilan aplikasi ponsel dari startup Digiflux

 Sebagai startup yang bergerak dalam bidang pengiklanan, Digiflux memiliki tiga value yang akan menjawab permasalahan penggunanya. Value pertama adalah efisien. Digiflux membantu pengguna memilih influencer mana yang sesuai dengan persona bisnis UMKM dengan memberikan rekomendasi influencer berdasarkan brand, target pasar, demografi, lokasi, bahkan jenis konten yang biasa mereka unggah.

“Kami juga sedang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan untuk menambah efisiensi sistem,” imbuh pria yang akrab disapa Zaldi tersebut. Value kedua adalah efektif, dimana Digiflux akan menyediakan alur promosi menggunakan jasa influencer yang mudah diikuti dalam platform mereka.

Sedangkan value yang ketiga adalah berdampak. Hal ini sesuai dengan visi Digiflux yang ingin menghubungkan brand kepada pelanggan mereka melalui media sosial dengan mudah, Digiflux ingin memberikan dampak yang baik bagi brand UMKM, influencer, hingga masyarakat luas untuk lebih mengenal produk lokal Indonesia yang berkualitas.

Berawal dari Tugas Kaderisasi, Kini Raih Berbagai Prestasi

Ide awal startup ini muncul dalam kegiatan wajib bagi mahasiswa baru di Departemen Sistem Informasi, departemen asal Zaldi dan beberapa rekan pendiri startup-nya berasal. mereka mengamati unggahan promosi berbayar yang kerap diunggah mahasiswa. “Kami melihat ada potensi di media sosial yang dapat menghasilkan uang,” ujar mahasiswa angkatan 2019 tersebut.

Tak berhenti disitu, ide cemerlangnya kemudian ia ikutkan perlombaan Hackathon dan berhasil menyabet juara. Zaldi juga menerima umpan balik yang positif dan semakin menyadari bahwa rumusan masalah yang ia angkat dirasakan pengguna secara nyata. “Jadi kita seriusin dan dijalankan dengan komitmen bersama,” ujarnya.

Dalam membangun startupnya, Zaldi memiliki beberapa orang rekan pendiri, yakni M.Rizaldi sebagai Chief Executive Officer (CEO), Achmad Zaenuri Dahlan Putra sebagai Chief Technology Officer (CTO), M. Asad Al Balad sebagai Chief Product Officer (CPO), Putu Pradnya Shita Ambhika sebagai Chief Operating Officer (COO), R. Aditnya Rayhan Zanesty sebagai Chief Marketing Officer (CMO), dan Nabila Nanda Dwi Cahya sebagai Chief Financial Officer (CFO)

Menurut mahasiswa asal Kalimantan tersebut, membangun startup sebagai mahasiswa merupakan hal yang amat menantang. Untuk itu, ia dan rekan-rekannya membuat perjanjian untuk menjaga komitmen dan menyamakan tujuan.

“Kita bicarakan bersama pendiri lain, bagaimana kalau terbentur kesibukan kuliah, strategi untuk menyelesaikan masalah, dan lain sebagainya,” jelas Zaldi. Selain itu, baginya membangun startup juga terasa layaknya menaiki roller coaster, terdapat fase naik dan turun yang ekstrim.

Halaman depan dari website Digiflux, startup besutan mahasiswa ITS

Meskipun begitu, tantangan tersebut tentunya sebanding dengan dampak yang mereka rasakan. Selama proses membangun Startup ini mereka merasakan perubahan yang besar khususnya dari setiap pribadi founder. “Kurva pembelajaran kami meningkat tajam dengan membangun startup ini.” papar Zaldi.

Berdiri sejak April 2020, Digiflux telah membuktikan eksistensinya dan meraih berbagai prestasi dan nominasi bergengsi. Mulai dari juara pada NextDev Telkomsel Idea Competition 2020, 10 Startup terbaik dalam NextDev Telkomsel Talent Scouting Borderless Economic Track, Top 10 Founder+ Incubation Program 2021, hingga mendapat inkubasi The Greater Hub Incubation Programme Batch X 2021 dan pendanaan dari Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI) 2021.

Selain rentetan medali, startup ini juga telah berhasil menghimpun lebih dari 300 influencer mikro dan makro di seluruh Indonesia, serta telah menjalankan puluhan project dari berbagai UMKM dan Startup. “Ini merupakan pencapaian paling berharga bagi kami, karena dapat memberi dampak ke teman-teman UMKM maupun para Influencer,” ungkap Zaldi.

Tak langsung berpuas diri, Zaldi menyatakan bahwa Digiflux masih memiliki harapan besar. Sesuai dengan motto Digiflux yakni reach other, grow together, Ia menargetkan startup besutannya dapat menjangkau lebih banyak UMKM dan Influencer untuk mengenalkan produk lokal Indonesia yang berkualitas.

Reporter: Raisa Zahra Fadila

Redaktur: Luthfi Fathur Rahman

Berita Terkait