
Tim KKN Abmas tengah melakukan sosialisasi pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga kepada warga setempat
Kampus ITS, ITS News – Pembakaran timbunan sampah seringkali menjadi langkah praktis dalam pengelolaan limbah rumah tangga, padahal tindakan tersebut menimbulkan polusi udara sekitar. Berangkat dari persoalan tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) di Desa Nono, Kabupaten Mojokerto untuk memanfaatkan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos dan pupuk organik cair.
Mahasiswa tim KKN Abmas, Widaningsih mengungkapkan bahwa solusi tersebut diambil karena teknologi untuk pembuatan kompos relatif sederhana dan murah. Adapun bahan bakunya sendiri dikelompokkan menjadi limbah hijau dan limbah cokelat. Limbah hijau adalah limbah organik seperti sisa sayur, buah, makanan, dan ampas teh. Sementara itu, limbah cokelat sendiri memberikan unsur karbon untuk kompos yakni daun kering, kardus, dan kertas. “Untuk hasil yang maksimal, rasio antara limbah hijau dengan limbah coklat yang digunakan adalah tiga banding satu,” tuturnya.
Tentang proses produksinya, lanjut Widaningsih, menggunakan komposter sederhana hasil desain tim KKN Abmas.sebagai pengurai limbah organik. Setelah proses pengomposan selesai, pupuk hasil produksi dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman hidroponik yang terhubung ke kolam ikan lele Dengan prinsip tanaman hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam, pupuk organik cair ditambahkan pada aliran air tersebut dalam kerangka pipa. “Sehingga nutrisinya sekaligus diserap oleh tanaman dan ikan lele,” terangnya.

Rangkaian alat akuaponik yang terdiri dari dari tanaman hidroponik dan kolam lele untuk pengaplikasian pupuk organik cair
Mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS tersebut menjelaskan bahwa kesuksesan program ini dibantu dengan antusiasme dari masyarakat desa setempat, terutama dari anggota karang taruna. Melalui kerjasama dengan pengurus Dusun Nono, tim KKN Abmas berhasil mensosialisasikan program ini untuk membagikan manfaatnya. “Dari pendampingan mengenai pembuatan pupuk ini, terdapat sepuluh kepala keluarga yang siap berpartisipasi sehingga akan kami pantau terus prosesnya,” ujarnya.
Adanya program KKN Abmas yang diketuai oleh Dr Eng Kusdianto ST MScEng, Widaningsih berharap akan berkelanjutan untuk memberikan dampak positif ke warga setempat. Dengan panduan pembuatan komposter yang telah diberikan saat sosialisasi, harapannya warga dapat membuat alat komposternya secara mandiri. “Semoga masyarakat bisa lebih konsisten dalam menggunakan alatnya,” pungkas mahasiswa angkatan 2020 tersebut. (*)
Reporter: Kevin Bahari Pratama
Redaktur: Astri Kusumaningtyas
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung