ITS News

Selasa, 30 April 2024
05 Oktober 2020, 08:10

Tahapan-Tahapan Bagi Pebisnis untuk Mengembangkan Startup

Oleh : itssen | | Source : ITS Online

Iman Supriyono tengah menjelaskan mengenai siklus pengembangan bisnis

Kampus ITS, ITS News — Di era pesatnya perkembangan teknologi saat ini, semakin banyak startup yang bermunculan dengan bergerak dan berinovasi di berbagai bidang. Selaras dengan hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS mengadakan Webinar Valuasi Startup yang membahas siklus pengembangan bisnis pada Kamis, (1/10) lalu.

Iman Supriyono, Direktur SNF Consulting, menjelaskan bahwa saat ini terjadi penyempitan makna startup di mata masyarakat. Startup kini diartikan sebagai sebuah bisnis yang baru saja didirikan dengan industri yang belum ada sebelumnya. “Padahal semua rintisan bisnis itu bisa dikatakan sebagai startup,” imbuhnya.

Alumnus Departemen Teknik Mesin ITS ini memaparkan bahwa terdapat delapan tahapan untuk mengembangkan sebuah bisnis. Tahapan yang pertama adalah proses pendiriannya, yakni ditandai dengan pendiri yang melegalkan bisnisnya secara hukum dan mulai membangun visi, misi, serta produknya. “Intinya proses legalitas dan kejelasan bisnis tersebut ada di tahapan ini,” tambah Iman, sapaan akrabnya.

Tahapan yang kedua adalah merasakan kerugian. Menurut pengarang Buku Financial Spiritual Quotient ini, pada umumnya bisnis yang baru didirikan akan melewati tahapan ini terlebih dahulu. Kemudian, tahapan selanjutnya adalah Break Even Point (BEP), yakni pendapatan yang dimiliki sama dengan modal yang dikeluarkan. “Jadi pada BEP ini tidak terjadi kerugian ataupun keuntungan dari bisnis yang dijalani,” tutur Iman.

Iman juga menerangkan tahap keempat yaitu bisnis yang sudah mendapatkan keuntungan atau laba. Di tahap ini bisa saja terjadi persimpangan jalan. Dimana pemilik bisnis bisa menggunakan laba untuk pengembangan bisnis atau laba diberikan kepada pemegang saham sebagai dividen. “Pada umumnya, bisnis di Indonesia sudah berhenti di tahapan ini,” tegasnya.

Sesi foto bersama dengan peserta webinar

Pada tahap selanjutnya, Iman mengungkapkan bahwa bisnis yang dijalankan sudah mendapatkan keuntungan yang dapat diperkirakan. Pebisnis juga sudah mengetahui pola bisnis yang diperlukan supaya produk bisa terjual dengan cepat dan tepat. “Intinya di tahapan ini sudah tahu apa yang perlu dan yang tidak perlu dilakukan,” urai pengarang Buku Financial Warning ini.

Tahapan yang keenam adalah scale up atau melakukan ekspansi dengan biaya lima kali dari laba yang dimiliki, karena diharapkan akan terjadi peningkatan bisnis yang pesat. Adapun proses scale up dapat dilakukan dengan dua cara. Bisa melalui proses organik seperti membangun tempat baru atau bisa juga mengakuisisi produk lain yang biasa disebut anorganik.

Kemudian, Bisnis yang dijalankan tentunya akan membutuhkan banyak sumber daya manusia. Di tahap ini, pebisnis dianjurkan untuk membentuk sistem manajemen dan tata kelola perusahaannya. Pada tahapan terakhir, perusahaan tidak lagi memegang saham pengendali serta menguasai lebih dari 100 negara. “Hal ini supaya kontribusi setiap negara pada omzet perusahaan tidak lebih dari 1 persen,” ungkap Iman.

Iman memperjelas bahwa delapan tahapan dalam siklus pengembangan bisnis ini merupakan rumus umum, sehingga tidak harus berpatokan pada tahapan-tahapan tersebut. Iman juga berharap perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat berkembang sampai ke tahapan terakhir. “Indonesia seharusnya bisa menuntaskan semua tahapan tersebut,” pungkasnya. (sen/lut)

Berita Terkait