ITS News

Selasa, 30 April 2024
24 November 2019, 16:11

Bakti Kami untuk Negeri: ITS Bantu Tinjau Potensi Gempa Lewat RViSITS

Oleh : itsdik | | Source : ITS Online

Aplikasi RViSITS untuk asesmen cepat kerentanan bangunan terhadap gempa sebagai salah satu produk unggulan dari PSKBPI ITS

Kampus ITS, ITS News — Sesuai letaknya yang dilalui dua patahan aktif, bukan hal yang mustahil jika Surabaya dikategorikan sebagai wilayah yang rawan ancaman gempa. Melihat kondisi tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI) menghadirkan RViSITS sebagai solusi untuk asesmen cepat ketahanan gempa pada bangunan.

Kepada ITS Online, Lalu M Jaelani ST MSc PhD menjelaskan bahwa RViSITS adalah aplikasi dengan metode Rapid Visual Screen (RVS). Aplikasi ini dapat mengidentifikasi dan menilai data bangunan yang diterima dalam waktu cepat. “Kami membuat peranti lunak untuk menilai jika terjadi gempa berskala tertentu suatu bangunan dapat tetap bertahan atau tidak,” terang Kepala PSKBPI ini.

Pria yang kerap disapa Lalu itu menjelaskan,sejauh ini timnya yang berasal dari Laboratorium  Struktur Teknik Sipil ITS telah mengumpulkan dan memberi penilaian pada 626 bangunan di seluruh Surabaya. Dengan keseluruhan bangunan tersebut berupa rumah warga, sekolahan, hingga beberapa fasilitas umum dan pemerintah. Hasil penilaian menunjukkan, sekitar 50 persen bangunan yang telah diuji dinyatakan tidak tahan gempa. “Sehingga, saat terjadi gempa berskala tertentu akan ada potensi rubuh,” menurut dosen Teknik Geomatika ini.

Sejauh ini, Lalu berkata,  RViSITS lebih fokus pada sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD). Hal ini lantaran menurutnya, sebagian besar aktivitas masyarakat terjadi di kawasan sekolah. Dengan data hasil uji RViSITS tersebut, diharapkan korban akibat timbulnya gempa dapat dikurangi. “Data yang ada dapat ditindaklanjuti oleh pemilik bangunan agar bangunannya lebih tahan gempa,” tuturnya.

Kepala Pusat Studi Kebumian,Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS Lalu M Jaelani ST MSc PhD

Hadirnya aplikasi ini, juga diyakini Lalu mampu menjawab pertanyaan masyarakat mengenai ketahanan rumah mereka untuk dihuni setelah terjadi gempa. Dosen Laboratorium Geospasial ini percaya, aplikasi rintisan timnya akan sangat dibutuhkan masyarakat. Selain telah terdaftar pada Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), informasi yang terdata dapat diakses dengan mudah melalui aplikasi di gawai ataupun dengan dasbornya di laman. 

Pria berdarah Lombok ini memaparkan, aplikasi RViSITS dapat diakses masyarakat luas dengan membuka laman rvisits.ce.its.ac.id. Setelah membuka laman tersebut, masyarakat akan disajikan beberapa informasi. Berupa hasil survei bangunan yang telah dinilai dengan RViSITS, panduan pengguna, rincian tim yang terlibat, serta aplikasi untuk gawai yang dapat diunduh kapanpun. 

Alumnus Teknik Geodesi ITS ini menambahkan bahwa meski masyarakat dapat membuka laman tersebut dengan bebas, informasi mengenai rumah tersebut tetap dijamin kerahasiaannya. Sebab, untuk melihat data ketahanan suatu bangunan, seseorang harus memiliki izin akses dari pengelola. “Untuk mendapatkan akses tersebut, seseorang harus memenuhi beberapa kriteria, seperti memiliki kompetensi di bidang struktur,”ujarnya.

Saling Berkolaborasi untuk Laksanakan Survei

Sejak awal, Tim Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS telah dipercaya oleh PSKBPI untuk mengurus dan mengelola beragam data bangunan yang diterima. Dikepalai oleh Dr Ir Djoko Irawan MS, tim ini melibatkan kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik di Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS.

Dosen yang tergabung dalam proyek ini, Aniendhita Rizki A ST MT menyatakan, salah satu cara tim RViSITS mengambil data ialah menggunakan metode wawancara agar diperoleh keterangan struktur bangunan yang disurvei. Diakui Ara, sapaan akrabnya, dalam pengambilan data bangunan, tim RViSITS sebisa mungkin menghindari kontak pribadi dengan pemilik rumah. “Kami sedikit membatasi interaksi, lantaran kami memikirkan beberapa dampak hasil asesmen terhadap pemilik rumah ke depannya,” jelas Ara.

Menjelaskan penjelasan Ara, Lalu mengungkapkan bahwa dalam asesmen cepat yang dilakukan ini memang berpotensi menyebabkan reaksi beragam. Terlebih lagi, ia tambahkan, tidak semua masyarakat siap dan mampu menyikapi hasil asesmen dengan bijak. “Bahkan kami tidak langsung memberi hasil survei mentah, hasil ini harus kami sederhanakan dulu agar mudah dipahami masyarakat,” lengkapnya. 

Aplikasi gawai yang digunakan tim RViSITS sendiri disusun berdasarkan buku panduan FEMA 154. Yakni salah satu metode evaluasi untuk mengetahui kerentanan suatu bangunan. Menurut Ara, hasil evaluasi kerentanan yang didapat dapat dijadikan pedoman untuk mengurangi risiko dampak gempa di masa datang. Lebih dalam lagi, Alumnus Teknik Sipil ITS ini menambahkan, komponen yang dijadikan bahan evaluasi berupa seismisitas lokasi, jumlah populasi, jenis tanah, elemen struktural rawan jatuh, jenis dan tipe bangunan, jumlah lantai, dan semacamnya.

Lulusan Magister ITS ini menambahkan bahwa lokasi bangunan juga turut dimasukkan dalam Global Positioning System (GPS). Tujuannya, agar dapat dilihat lebih mudah melalui dasbor laman atau aplikasi gawai. Usut punya usut, Ara mengakui bahwa RViSITS ini sudah diunggah ke jurnal terindeks Scopus dan konferensi internasional. “Jadi tidak perlu lagi diragukan kelayakannya,” imbuhnya.

Sebagai pelengkap, Ara mengatakan, aplikasi ini diciptakan untuk menyederhanakan formulir manual dengan kertas menjadi aplikasi gawai. Terlebih, aplikasi ini terhubung dengan laman RViSITS untuk proses pengolahan datanya. “Lebih jauh lagi, tentu kami akan memilah siapa saja yang dapat melakukan asesmen dengan RViSITS,” ujarnya yakin. 

Melalui hadirnya RViSITS, diharapkan deteksi terhadap kekuatan bangunan terhadap gempa dapat terus dilakukan. Sehingga, dapat dilakukan penanggulangan dini untuk mencegah timbulnya korban jiwa ataupun kerugian dalam bentuk lain. 

.

Sertifikasi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) yang dimiliki ITS atas aplikasi RViSITS

Masyarakat Terbantu dengan Hadirnya  RViSITS 

Keresahan akan informasi gempa yang kapan saja mengguncang Surabya juga dirasakan oleh DF Yoyok. Terlebih, adanya patahan aktif yang berpotensi menyebabkan gempa dan sempat diberitakan beberapa lalu membuatnya cukup gundah. “Apalagi dua sesar tersebut melintasi daerah Kebraon, yakni tempat tinggal kami saat ini,” ungkapnya cemas.

Selepas tim RViSITS mendatangi kediaman Yoyok untuk melakukan asesmen, Ketua RT 5 Kelurahan Kebraon ini pun mengumpulkan warga sekitar untuk menyosialisasikan hal tersebut. Pria yang sudah menetap sejak 19 tahun lalu ini mengakui bahwa baru paham daerahnya termasuk rawan dampak gempa setelah disambangi tim RViSITS. Sejak saat itu pun Yoyok yakin bahwa survei kerentanan bangunan sangat penting dilakukan. “Kalau ada survei begini masyarakat jadi tahu kekuatan rumahnya terhadap gempa,” sambungnya. 

Dari sini, Yoyok sangat berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama dengan ITS segera melakukan antisipasi terhadap dua patahan tersebut. Pemkot menurutnya, juga harus memahami permasalahan ini dan menyosialisasikan pentingnya asesmen serta langka pencegahan kepada masyarakat. “Terlebih lagi masyarakat Surabaya dan Jawa Timur,” pungkasnya. (dik/hen)

Berita Terkait