ITS News

Selasa, 30 April 2024
20 Oktober 2019, 08:10

Osteoporosis: Penyakit Segala Usia, Jangan Disepelekan

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Kampus ITS, Opini – Osteoporosis bukanlah penyakit akibat faktor usia yang timbul secara alami dan tanpa bisa kita cegah. Penyakit pengeroposan tulang ini nyatanya mampu menyerang siapa saja, tak terkecuali para anak muda. Namun jika kita tetap menyepelakannya, jumlah penderita osteoporosis di dunia yang saat ini sudah tinggi dapat dipastikan akan terus bertambah di kemudian hari.

Di setiap belahan dunia, osteoporosis telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjangkit banyak orang. Misalnya di Amerika Serikat, hari in osteoporosis sudah menyerang 20-25 juta penduduknya. Sementara itu di Indonesia, angka risiko osteoporosis mencapai 42,75% berdasar data risiko osteoporosis pada tahun 2006 silam. Itu berarti dua dari lima penduduk Indonesia berisiko terserang osteoporosis.

Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengidap osteoporosis di dunia saat ini mencapai 200 juta orang. Selain itu, 50% kejadian patah tulang diakibatkan oleh osteoporosis dan hal tersebut menjadi masalah penting yang memicu terjadinya kecacatan seumur hidup  hingga kematian. Bahkan, WHO telah menyatakan osteoporosis sebagai silent killer atau penyakit mematikan yang menjadi ancaman nyata dalam kesehatan dunia.

Oleh karena itu, setiap 20 Oktober kemudian diperingati sebagai hari osteoporosis sedunia. Dengan harapan, dapat meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman yang diberikan penyakit tulang ini. Sebab jika pencegahan dan pengobatan osteoporosis dilakukan dengan tepat, maka tidak mustahil untuk mengurangi angka penderitanya saat ini.

Seperti mula-mulanya, kita pahami dulu osteoporosis ini sebagai penyakit yang bagaimana. Selain harus paham, bahwa osteoporosis ini merupakan penyakit yang  menurunkan kualitas dan kepadatan tulang. Gejala dari penyakit ini pun juga mesti dikenali juga, terlebih melihat sifatnya yang tidak begitu spesifik. Seperti nyeri punggung, nyeri leher, mudah patah tulang, kehilangan tinggi badan, serta postur tubuh yang membungkuk.

Tidak berhenti di situ saja, selanjutnya kita juga perlu membiasakan pola hidup yang sehat supaya terhindar dari serangan osteoporosis. Contohnya dengan mengurangi konsumsi minuman beralkohol dan berkarbonasi, serta perhatikan paparan radiasi sinar matahari dan bahaya merokok. Selain itu dikutip berdasarkan penelitian Fonterra pada 2013, diketahui bahwa gaya hidup tidak aktif seperti kecenderungan duduk dalam waktu lama rentan sekali terkena osteoporosis.

Jadi, jangan sampai upaya kita untuk mencegah dan menangani osteoprosis, terhadang hanya karena tuntutan kondisi, pekerjaan, rutinitas, dan lain sebagainya. Untuk pekerja kantor saja masih bisa menjaga kebugaran tubuh, cukup dengan gerakan pemanasan selama lima belas menit di setiap harinya. Di samping itu penuhi juga kebutuhan kalsium dan vitamin D pada tubuh, supaya kesehatan tulang selalu terjaga.

Menjaga kesehatan khususnya pada tulang, merupakan kewajiban masing-masing orang. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap hal yang dilakukan seseorang pasti punya dampak bagi yang lain. Oleh karena itu, giatkan selalu gaya hidup sehat untuk mencegah dan menanggulangi osteoporosis. Sebab dengan memulainya dari diri kita sendiri, siapa tahu dapat diikuti orang lain. Sehingga mampu menurunkan laju penderita osteoporosis di lingkungan kita.

Ditulis oleh:

Shinta Ulwiya

Mahasiswa S-1 Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota ITS

Angkatan 2019

Berita Terkait