Dengan mengambil tema industrial education day, Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan BEM FTI mengadakan seminar Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Selasa (15/3). Bertempat di Perpustakaan ITS lantai 2 , acara ini mampu mendatangkan 102 peserta serta mengundang Ir. Daniel M Rosyid PhD sebagai pembicara tunggal.
Sesuai tema, materi yang dibawakan berkisar tentang keinsinyuran. Daniel mengungkapkan sejarah mengapa ada sebutan gelar untuk profesi tertentu. Gelar profesi ada karena kesepakatan sekelompok manusia dengan keahlian dan kecakapan khusus. “Kalau nggak ada gelar itu, ya pastinya nggak akan ada sebutan dokter,” ujarnya lagi. Lebih lanjut, ia menjelaskan hal itu penting sebab untuk menjaga etika profesi yang nantinya bertujuan agar dapat dihargai masyarakat. Bila suatu pekerjaaan tidak punya kode etik maka bukan termasuk profesi.
Tentang insinyur, Daniel mengatakan bahwa itu merupakan gelar profesi. “Banyak mahasiswa salah menganggap insinyur sebagai gelar akademik, padahal hanya suatu profesi,” komentar dosen Teknik kelautan ini. Sehingga sebutan profesi tidak melekat seumur hidup. Maksudnya, gelar itu bisa saja hilang jika seseorang berganti pekerjaan. Sebagai contoh, mereka beralih profesi menjadi enterpreneur.
Lebih dalam lagi, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia cabang Surabaya ini memaparkan tentang organisasi profesi keinsinyuran yang kini digelutinya (baca: PII). Persatuan Insinyur Indonesia (PII) adalah wadah berkumpulnya insinyur untuk meningkatkan kemanfataan dalam pembangunan. Namun, walaupun berdiri sejak 1952, tetapi masih belum ada UU yang melindungi profesi insinyur walaupun PII sudah lama memperjuangkannya. Hal ini yang menyebabkan insinyur tidak semantap profesi dokter yang sudah mempunyai UU. Banyak rintangan yang dihadapi untuk mengubah RUU menjadi UU. “Sangat mahal harganya, apalagi anggota dewan harus diberi uang saku dulu,” ungkap Daniel. Kalau tidak melewati tahapan tersebut, tidak akan lolos nantinya.
Sembari berpromosi, Daniel mengajak calon-calon insinyur ikut menjadi anggota PII. “Keterlibatan Saudara amat dibutuhkan sebab profesi ini milik kita bersama, “ saran mantan Pembantu Rektor ITS ini. Rugi, kalau mahasiswa tidak mengembangkan keinsinyurannya secara profesional sejak dini. “Semester 6 sudah bisa masuk kok,” jawabnya ketika ditanya mahasiswa. (th@/tov)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh