Mengambil tema peningkatan mutu pendidikan Indonesia melalui media pembelajaran fisika yang berbasis multimedia, kegiatan ini dihadiri sekitar dua puluh guru SMA. Mereka adalah pendamping siswanya yang mengikuti babak final Olimpiade Fisika se-Jawa Bali. Acara yang ditempatkan di studio TV Fisika ITS ini membahas mengenai penggunaaan multimedia dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pemandu pelatihan, Suyatno SSi , membicarakan mengenai kondisi umum siswa di sekolah menengah. "Mereka seharusnya tidak hanya melihat rumus saja, sehingga tak tahu asalnya dari mana dan apa pengaruhnya di luar," ungkapnya mengawali. Hal ini akan berdampak pada ketidak tahuan mereka akan fenomena di lapangan.
Menurut Suyatno, ia pernah bernegosiasi dengan diknas mengenai metode pengajaran di daerah pelosok dengan kota yang sangat berbeda. Untuk menyeimbangkannya, sekolah-sekolah di desa harus tahu cara pengajaran di kota. "Mereka harus tahu bahwa pengajaran di Jakarta seperti ini," tegasnya. Sehingga kompetensi yang sama bisa mereka miliki yang kemudian mendorong lulusannya mampu bersaing dalam SPMB dan event-event seperti olimpiade.
Cara yang diterapkan yaitu berupa perekaman dalam bentuk VCD. Kita merekam metode pengajaran yang ada di Jakarta misalnya, lalu menyalurkannya ke sekolah-sekolah di desa. "Maka setidaknya setiap sekolah punya TV dan VCD sehingga metode pembelajaran bisa efektif," kata Suyatno lagi.
Dosen Fisika ITS ini mengatakan pihaknya telah mengadakan kontrak dengan diknas dalam hal penyediaan materi dalam bentuk VCD. Sedangkan fasilitas LCD, hardware dan TV, pihaknya belum mampu. "Kami hanya dapat memfasilitasi medianya saja, selebihnya urusan diknas," ujarnya menegaskan.
Tentang sistem KBK, Suyatno ikut berpendapat. "KBK itu seharusnya tidak mutlak siswa aktif dan guru pasif, namun guru juga berperan dalam menanamkan konsep," komentarnya. Tetapi, di sisi lain KBK akan merangsang siswa untuk tahu di luar.
Untuk menanggulangi pengajaran oleh guru yang berbeda, dia memberikan solusinya. "Metodenya adalah menggunakan VCD sebagai penunjangnya," ungkapnya. VCD itu akan dapat mengisi kekosongan dari lubang-lubang pengajaran yang ada. (th@/rin)
Kampus ITS, Opini – Seiring berkembangnya teknologi, sajian komunikasi seni saat ini tidak lagi hanya muncul dalam ruang waktu
Kampus ITS, ITS News — Usaha pengurangan energi dalam pembuatan dan pengoperasian bangunan tidak luput dari mata para arsitek.
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Halal Bihalal bersama Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melanjutkan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan insinyur di Indonesia. Kali ini,