"Jika awal tahun 2005 ITS menjadi PTBHMN dan dalam waktu lima tahun sebagai pelaksanaan waktu transisi, maka di akhir tahun 2010 target Rp 24 miliar akan tercapai. Kalau tercapai maka ITS akan memberikan 15 persen kontribusi untuk kebutuhan biaya pendidikan," katanya.
Dijelaskannya, kalau saat ini mungkin baru sekitar satu persen kontribusi ITS yang diberikan untuk kebutuhan biaya pendidikan. "Tentu saja dana-dana masyarakat yang akan dihimpun itu di luar dari SPP yang memang menjadi kewajiban dari para mahasiswa. Dana itu akan digali dari pemanfaatan dan penggunaan aset yang selama ini belum optimal dilakukan," katanya.
Menurut Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS ini, aset terbesar yang dimiliki ITS saat ini adalah intelectual capital, ITS memiliki lebih dari 300 doktor dan lebih dari 35 guru besar. "Potensi inilah yang akan terus didorong untuk bisa memberikan kontribusi didalam menggalang dana-dana dari masyarakat, lewat penelitian-penelitian yang dilakukan," katanya.
Selain intelectual capital , ITS juga memiliki aset berupa lahan atau tanah yang cukup luas dan hingga kini belum dimanfaatkan semuanya. "Ke depan melalui berbagai bentuk dan model kerja sama, lahan yang kini belum dibangun bisa didayagunakan untuk menambah kontribusi didalam penggalangan dana dari masyarakat itu. Tentu saja ini bukan berarti ITS melepaskan atau menjual lahannya, karena memang didalam Statuta yang ada saat ITS menjadi PTBHMN tidak diizinkan atau tidak diperbolehkan pimpinan ITS menjual lahan yang ada," katanya.
Bagaimana tentang SPP? "Kami telah memproyeksikan pada akhir tahun 2010 SPP ITS akan menjadi Rp 3 juta per tahun per mahasiswa. Ini artinya mulai saat ini kami akan menaikkan SPP tiap dua tahun sebesar Rp 250 ribu," katanya. Konsekuensi dari kenaikan itu, maka para mahasiswa harus dapat merasakan adanya kenaikan kualitas mutu pendidikan, dan sejalan dengan itu pula ITS akan terus mendorong untuk meningkatkan produktivitas lulusan dari lama studi saat ini yang rata-rata mencapai angka 11 semester menjadi hanya 9-10 semester.
"Ini penting untuk ditekankan, karena ITS akan meningkatkan prosentasi jumlah mahasiswa S2 dan S3. Kalau ITS menetapkan jumlah mahasiswa pada kisaran angka tetap 16.500, sementara lama studi masih lambat sedang jumlah penerimaan mahasiswa baru S1 juga tetap, maka keinginan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa S2 dan S3 tidak akan tercapai, karena itu yang harus dilakukan adalah mempercepat produktivitas rata-rata lulusan mahasiswa S1," katanya. (Humas/bch)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung