Sabtu malam (31/3), Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan meninjau mesin tersebut di pabriknya di daerah Kedamaian, Gresik. Mesin panen tersebut diberi nama Futata dan sudah jadi sebanyak 2 buah.
Menurut Sutrisno Basuki, lulusan ITS angkatan 1971 yang menciptakan mesin tersebut, bahwa mulai Juni nanti sudah bisa produksi 50 buah/bulan. Untuk selanjutnya akan ditingkatkan menjadi 100 buah/bulan.
Dibanding mesin serupa buatan Tiongkok atau Jepang, mesin Futata tersebut lebih cocok untuk sawah Indonesia dan budaya petani Indonesia. Untuk membawa mesin tersebut ke sawah tidak perlu diangkut dengan truk karena dilengkapi roda ban.
Setelah sampai di sawah rodanya diganti dengan rantai seperti tank. Sambil tersenyum, Dahlan mengatakan kelak setiap menjelang musim panen diadakan lomba mengganti ban dengan rantai antar petani dengan hadiah Piala Menteri BUMN.
Dengan mesin panen ini kehilangan gabah karena tercecer saat panen yang bisa mencapai 12% bisa teratasi. "Nilai kehilangan gabah itu kalau dikumpulkan sudah bisa untuk membeli mesin ini," ujar Dahlan.
Mesin ciptaan anak ITS ini bisa disebut juga 2 in 1 karena sebakian bisa berfungsi untuk membajak. Tinggal bagian pengguntingnya yang diganti alat bajak. BUMN, kata Dahlan, memerlukan mesin semacam ini karena program proberas BUMN sudah dimulai tahun ini. (*/ttg)
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh