ITS News

Selasa, 30 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Ali Altway, Doktor Pertama untuk Sidang Terbuka Pertama ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Memang tidak ada yang istimewa, tapi ITS menganggapnya ini merupakan tonggak pertama yang juga harus ditradisikan di dalam membangun suasana ilmiah yang terbuka," kata Rektor ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA. Meski tidak ada yang istimewa, tapi sosok orang yang dipromosikan terbilang istimewa. Kenapa? Karena calon doktor yang bakal diuji ini sudah menyandang jabatan guru besar atau profesor. "Sebenarnya jabatan guru besar saya itu terlalu cepat dari doktor yang akan saya peroleh. Saya masuk mengambil program doktor tahun 2001, kemudian tahun 2003 jabatan guru besar saya turun. Padahal sesuai rencana saya harus doktor dulu baru guru besar," kata Ali Atway yang akan menyampaikan disertasi berjudul "Analisis Sistem Reaktor Tangki Berpengaduk Multi Fasa".

Tentang disertasinya, pria kelahiran Jakarta, 4 Agustus 1951 ini mengatakan, apa yang dilakukan untuk disertasinya itu telah menyimpulkan sesuatu yang selama ini dipandang tidak memiliki pengaruh di dalam sebuah reaksi kimia dalam reaktor, ternyata memiliki pengaruh yang signifikan. "Selama ini proses pengadukan seringkali diabaikan di dalam reaktor-reaktor kimia berskala besar oleh para perancang pabrik. Tapi nyatanya proses pengadukan cukup punya pengaruh yang signifikan di dalam menentukan proses distribusi hasil," katanya.

Untuk itulah ayah dari dua orang anak ini menyarankan di dalam mendesain pabrik variabel pengadukan perlu dipertimbangkan agar hasil yang diperoleh juga bisa maksimal. "Memang selama ini para perancang pabrik hanya memperhitungkan variabel tekanan dan temperatur saja," katanya. Dalam disertasinya itu Ali juga menyimpulkan, aliran dalam hidrodinamika tangki teraduk cukup kompleks, karena itu disarankan untuk menggunakan model matematika dan komputasi. "Lewat permodelan ini kita akan dapat menentukan seberapa kecepatan pengadukan dan model reaktor yang diinginkan dalam sebuah reaksi," katanya.

Dijelaskan master dari University of Wisconsin, Madison, AS tahun 1979 ini, disertasinya, belum membahas sampai pada bentuk reaksi yang terjadi, melainkan baru sebatas pada menganalisis kecepatan putar dan geomteri dari reaktor. "Saya berharap bisa dilanjutkan untuk penulis disertasi berikutnya yang khusus menganalisis tentang bentuk reaksinya," katanya. Tapi, katanya menambahkan, disertasinya itu sudah bisa dijadikan untuk berbagai permodelan, yang hasilnya memang sudah terbukti cocok antara model yang dibuat dengan data dari hasil eksperimen.

DIDORONG TEMAN
Ditanya tentang keinginan kerasnya untuk memperoleh gelar doktor meski telah menyandang jabatan guru besar, Ali Altway mengatakan, tidak ada sesuatu yang ingin diraihnya dari gelar doktornya itu, karena semuanya berjalan seperti aliran fluida, yang memang menjadi bidang perhatiannya sejak lama. "Saya didorong teman-teman untuk menyelesaikan doktor ini. Karena usia sudah cukup tua maka disarankan cukup ditempuh di dalam negeri saja," katanya.

Tentang sidang terbuka promosi doktornya, Ali berpendapat sangat baik, meski ia harus menyiapkannya jauh lebih rumit. "Tapi ini kan baik bukan saja untuk diri saya pribadi tapi juga untuk institusi atau ITS. Bagi institut dengan sidang terbuka seperti ini akan bisa menyampaikan kepada masyarakat kalau ITS punya ahli di bidang tertentu, demikian juga kepada individunya, akan banyak masyarakat yang mengetahui keahlian seseorang," katanya. (Humas/bch)

Berita Terkait