Mereka sepakat untuk membangun sebuah koordinasi manajemen penanggulangan bencana dalam lokakarya nasional penanggulangan bencana yang berlangsung pada 14-18 Februari. BEM yang hadir di antaranya BEM Unair, Unpad, IKIP Mataram, UNY, serta Universitas Andalas.
Diungkapkan Detak Yan Pratama, presiden BEM ITS, selama ini banyak hal yang dirasa kurang maksimal dalam penanganan bencana oleh mahasiswa. "Misalnya terjadi gempa di Jogjakarta beberapa waktu lalu, mahasiswa dari universitas A datang memberi makanan, universitas B juga demikian. Padahal, mereka tak hanya membutuhkan makanan," kata Detak.
Artinya, selama ini setiap terjadi bencana, mahasiswa turun sendiri-sendiri tanpa berkoornasi. Padahal semestinya, kata Detak, jika BEM turun secara berkoordinasi hasilnya pasti bakal lebih maksimal.
Dalam lokakarya selama empat hari itu para mahasiswa menerima berbagai macam materi mengenai bencana alam dari dosen-dosen ITS, Unair, dan BPPT. "Tak lama lagi kami akan menunjuk BEM-BEM yang menjadi koordinator penanganan bencana," ujar Detak. Untuk mengukuhkan bahwa mereka telah sepakat membentuk sebuah jaringan, para peserta lokakarya melakukan aksi di depan Gedung Grahadi. (ara)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung