Prestasi Regia semakin lengkap ketika ia berhasil mempublikasikan jurnal internasional di Bangkok, Thailand. Publikasi yang dikirim ke International Conference of Energy and Smart Material itu bermula dari penyempurnaan karya tulis yang pernah dibuatnya ketika berada dibangku SMA.
"Saya meneliti bahan elektroda untuk superkapasitor, jadi cocok kalau diikutkan dalam kegiatan itu," papar alumnus SMAN 10 Malang Leadership Academy ini. Perempuan berkacamata ini pun terpilih mempresentasikan full paper di sana.
Regia melanjutkan, paper yang dia buat memiliki keunikan dari segi penelitian dan bahkan memiliki nilai tambah. "Yang menarik dari penelitian ini terletak pada penggunaan pirolisis gas Amina, dimana belum ada orang Indonesia yang memanfaatkan gas tersebut," jelas Regia.
Mahasiswi kelahiran 1996 ini mengatakan, prestasi yang ia peroleh merupakan hasil dari hobi melakukan penelitian semenjak SMA. "Bagi saya, biaya dalam melakukan penelitian bukanlah kendala utama. Yang terpenting itu mencari pengalaman dan kenalan sebanyak-banyaknya," ungkap mahasiswi yang mengaku biaya hidupnya sering terpakai untuk perlombaan itu.
Kebiasaannys melakukan penelitian, membuat Regia kembali mengukir prestasi. Oktober kemarin, Regia bersama tim spektronics berhasil juara pertama kategori race dan juara ketiga poster lomba Chem-e-Car di Adelaide, Australia.
Menjelang akhir Oktober, Regia bersama Sri Utami dan Tri Wahyuning Eka, meraih First Winner and Best Team in Question and answer session dalam lomba karya tulis Environmental Festival 2016 di Universitas Airlangga.
"Selama ini orang melihat keberhasilan kita, padahal banyak perlombaan yang saya ikuti tapi belum berhasil menang," ungkap Regia. Menurutnya jika memang ingin menang, maka kita harus siap untuk banyak mengalami kekalahan.
Di balik prestasi yang sudah diraihnya, Regia pun memiliki kisah haru dalam perjalannya. Seperti yang terjadi ketika Regia mengikuti lomba Indonesia Science Project Olympiad (ISPO) saat sekolah.
"Waktu itu kami sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan matang, bahkan harus sampai rela kehujanan. Tapi ternyata belum waktunya untuk dapat medali," kenang Regia sambil mengenang dua temannya yang sampai menangis karena gagal meraih medali.
Kejadian tersebut justru menjadi cambuk penyemangat bagi Regia. "Seperti ketapel yang ditarik, sejak kejadian itu munculah semangat terus untuk berkarya," tutur Regia.
Meski memiliki jam terbang yang padat, perempuan yang kini telah menginjak umur 20 tahun ini masih meluangkan waktu untuk berbagi dengan orang lain. Semangat membagikan ilmu dan pengalaman yang dimilikinya memotivasi Regia menjadi kakak pendampimg keilmiahan di Departemen Teknik Kimia.
Bahkan, dirinya pun sempat ikut menjadi anggota kaderisasi di jurusannya. "Pada dasarnya saya suka mengenal orang baru, karena dengan mengenal dan berinteraksi dengan orang banyak maka kita bisa lebih banyak belajar dan melihat berbagai perspektif orang lain." tambahnya.
Di akhir, ia mengungkapkan target yang ingin diraihnya ke depan. Selain ingin terus berprestasi di keilmiahan dan publikasi jurnal, Regia pun bercita-cita melanjutkan kuliah di luar negeri. "Targetku, bisa kerja di perusahaan multinasional, terus kuliah S2 di Amerika," pungkasnya kepada ITS Online (io19/hil).