Konsorsium tersebut notabene sedikit melenceng dari basis keilmuan ITS. Basis keilmuan ITS sendiri terletak pada inovasi teknologi. Namun, tidak menutup kemungkinan ITS mampu mengembangkan produk pertanian melalui berbagai jurusannya. Pada tahun 2013 ini, ITS mendapat konsorsium tersebut dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Dr Niniek Fajar P MEng, koordinator konsorsium tersebut, mengatakan bahwa tanaman dengan nama ilmiah Amorphophallus Muelleri ini merupakan tanaman yang mempunyai nilai jual tinggi jika diolah dengan baik. ”Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Saradan, Madiun,” tuturnya.
Untuk memperlancar konsorsium ini, ITS juga membuat Forum Jaringan Litbang Jawa Timur. ITS mengucurkan dana sebesar Rp 400 juta untuk forum yang terdiri dari perguruan tinggi, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) daerah, dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) daerah.
Fokus dari konsorsium ini adalah meningkatkan nilai jual dari Porang-Glukomanan di pasaran. Selain itu, konsorsium ini bertujuan untuk penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Jawa Timur.
Sebagai koordinator konsorsium tersebut, ITS telah merancang enam langkah untuk menjalankan konsorsium tersebut. Pertama adalah inovasi budidaya dan kultur jaringan yang akan dipegang oleh Triyono Bagus dari Jurusan Biologi. Kedua, Inovasi proses atau pasca panen dan manufacturing yang ditangani oleh Nur Ikhwan ST MEng dari Teknik Mesin.
Inovasi produk nano partikel merupakan langkah ketiga. ”Pada tahap ini, Porang-Glukomanan akan diubah menjadi produk derivatif lain, misalnya biodegradable foam, biomaterial, dan vegetable styrofoam,” tutur Niniek.
Keempat adalah inovasi energi alternatif dan lingkungan yang ditangani oleh Alfan Purnomo. ”Di sana pasokan listrik sangatlah kurang, sehingga kita perlu membuat pembangkit listrik energi alternatif untuk proses produksi. Selain itu, pasokan air juga sedikit,” jelasnya.
Inovasi yang kelima terletak pada kelembagaan dan jaringan inovasi yang dipegang oleh Murdjito MSc Eng dari Inotek. Terakhir, Inovasi Bisnis/UMKM/Inkubator oleh Ir Elly Agustiani MEng dari Pusat Inkubator. ”Kami akan mencarikan pasar dalam negeri bagi produk Porang tersebut melalui marketing UMKM,” ucapnya.
Murdjito Msc Eng mengatakan bahwa tanaman Porang sangat cocok untuk lahan tidak produktif di Madiun. Hal ini dikarenakan 40 persen hutan di Madiun adalah hutan negara. ”Satu hektar lahan bisa menghasilkan 500 kilogram sampai 1.000 kilogram Porang,” tutur Murdjito MSc Eng.
Ia mengatakan bahwa sebagian besar penduduk di Saradan adalah petani Porang. Akan tetapi, mereka tidak bisa meningkatkan nilai jual Porang tersebut. ”Petani lebih suka menjual Porang hasil panen kepada tengkulak,” tutur dosen Teknik Kelautan ini.
Apabila dijual kepada tengkulak hanya dihargai Rp 2.000 per kilogram. Padahal apabila diolah menjadi chipharganya bisa sampai Rp 30.000 per kilogram. ”Tanaman Porang tersebut mempunyai senyawa Glukomanan, sehingga apabila dioalah menjadi tepung harganya bisa mencapai Rp 300 ribu-500 ribu per kilogram,” tuturnya. Akan tetapi, Porang tersebut lebih banyak diekspor dalam bentuk mentah ke Jepang, China, Korea, dan Taiwan daripada diolah terlebih dahulu.
Harapannya, dengan adanya konsorsium ini dapat meningkatakan SIDa Kabupaten Madiun. ”Ini adalah salah satu upaya untuk mencapai ketahanan pangan dalam negeri karena pada 2025 dunia akan terjadi krisis energi dan pangan,” ungkap Murdjito.
ITS Kembangkan Wilayah Indonesia Timur
Melalui Eastern Part of Indonesian University Network (EPI-UNET), ITS membentuk jaringan pengembangan universitas di Indonesia timur untuk membangun wilayah Indonesia timur. Dengan adanya konsorsium ini, ITS akan mengajak riset perguruan tinggi tersebut melalui pertukaran dosen. ”Ini bukti bahwa kepedulian ITS dengan wilayah Indonesia timur, ” ungkap Prof Dr Darminto MSc.
Program ini akan melibatkan ITS dengan 23 perguruan tinggi di Indonesia timur. ITS sendiri telah menyediakan dana sebesar Rp 1,38 miliar untuk menjalankan program ini. ”Harapannya dengan adanya program ini, perguruan tinggi di sana dapat mengembangkan daerahnya secara mandiri,” pungkas Darminto. (ady/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan