ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
05 April 2013, 17:04

Dua Pekan, Juarai Dua Kompetisi Nasional

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kompetisi yang dimaksud ialah lomba beton warna Intergrally Coloured Concrete di Universitas Kristen Petra, serta lomba beton Geopolimer di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Kedua lomba tersebut merupakan kompetisi beton tingkat nasional yang diselenggarakan sebagai kegiatan tahunan masing-masing perguruan tinggi.

Samsul menjelaskan, meskipun sama-sama berlabel kompetisi beton, namun secara konsep sangat jauh berbeda. Lomba beton warna merupakan kompetisi beton pertama di Indonesia yang memanfaatkan semen putih sebagai bahan dasar. Sedangkan kompetisi beton geopolimer adalah lomba beton yang melarang penggunaan material semen sebagai bahan baku penyusun beton.

Tak hanya itu, secara teknis pelaksanaan, kedua lomba tersebut juga berbeda. Untuk lomba beton warna, proses pembuatan beton harus dilakukan di lokasi perlombaan. Sedangkan lomba beton geopolimer mengharuskan peserta mengirim beton yang sudah jadi untuk dilakukan proses penilaian. ”Untuk yang beton geopolimer kami membuatnya di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil,” jelasnya.

Sementara itu, Wawan anggota tim lainnya mengungkapkan salah satu rahasia sukses menjuarai dua kompetisi berbeda dalam kurun waktu yang relatif singkat adalah persiapan yang matang. Menambah intensitas latihan, perbanyak referensi, serta berkonsultasi dengan beberapa pihak ahli merupakan cara untuk mematangkan persiapan. ”Sebelum mengikuti lomba-lomba ini, sebenarnya kami sudah punya bekal banyak,” tuturnya.

Dalam lomba beton warna. Sistem penilaian pada perlombaan tersebut tak hanya diambil dari ukuran kekuatan beton saja. Melainkan segi estetika dan efisiensi harga. Sehingga, ketiga mahasiswa tersebut mencoba meramu takaran komposisi baru untuk menghasilkan beton yang kuat dengan harga ekonomis.

Hal tersebut mereka lakukan dengan menghitung setiap komposisi material untuk mengurangi material yang relatif mahal. ”Selain itu kami juga berusaha memanfaatkan material dengan seefektif mungkin supaya tidak tersisa terlalu banyak,” tambahnya.

Ir Tavio MS PhD, dosen pembimbing ketiga mahasiswa angkatan 2011 tersebut mengungkapkan, rasa percaya diri dan keaktifan dari ketiga anak didiknya patut diapresiasi. Pasalnya, mereka tak sungkan untuk menuntut hak mereka jika merasa dirugikan.

Misalnya, seperti yang terjadi ketika hendak melakukan presentasi lomba beton warna. Poster ketiga mahasiswa tersebut tak dinilai sama sekali tanpa alasan yang jelas. Padahal poster tersebut sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari agar hasilnya maksimal. Sehingga mereka melakukan protes terhadap panitia untuk meminta keadilan. ”Hasilnya, poster adik-adik ini mendapat nilai 81. Itu hasil yang cukup melegakan,” ujar dosen Jurusan Teknik Sipil tersebut.

Meskipun cukup bangga, Tavio pun berpesan agar ketiga anak bimbingannya tidak puas diri dengan capaian tersebut dan terus meningkatkan kemampuan mereka. Sebab tantangan ke depan akan semakin berat dan membutuhkan inovasi-inovasi aplikatif dari generasi muda seperti mereka.

LBE Kunci Prestasi ITS
Keberhasilan Samsul, Wawan dan Danang mengharumkan almamater ITS sebenarnya juga tak lepas dari peran birokrasi kampus perjuangan. Salah satunya melalui program Laboratorium Base Education (LBE) yang selama ini telah diterapkan ITS. ”Ketika masa-masa persiapan lomba kemarin, kami juga memanfaatkan semua fasilitas laboratorium yang ada di jurusan,” ujar Samsul.

Bahkan, Samsul dan rekan-rekannya juga tak segan untuk melakukan percobaan di laboratorium jurusan lain. Misalnya laboratorium jurusan D3 Teknik Kimia dan laboratorium LPPM. ”Kami melakukan itu karena memerlukan data yang tidak dapat diteliti di laboratorium Jurusan Teknik Sipil,” lanjut mahasiswa asal daerah Nganjuk tersebut.    

Dosen Jurusan Teknik Sipil ITS, Ir Tavio MS PhD juga sepakat jika peran program LBE sangatlah besar dalam menunjang prestasi sivitas akademika ITS. Lebih dari itu, Tavio juga yakin jika program tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh seluruh masyarakat ITS, target internasionalisasi akan segera terwujud.

Tavio berharap agar selanjutnya deretan prestasi dari segenap sivitas akademika ITS dapat terus mengalir hingga kancah internasional. Ia menambahkan bahwa hal tersebut akan dapat tercapai jika ada sinergi antara sivitas dan birokrasi kampus perjuangan. ”Sivitas yang berjuang, birokrasi yang mendukung dari segi fasilitas maupun finansial,” pungkasnya. (ali/izz)

Berita Terkait