ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
09 September 2012, 00:09

Tak Lolos Pimnas, Berangkat Ke Korea

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Cisak merupakan kompetisi paper besutan Asosiasi Mahasiswa Indonesia di Korea (Perpika). Seperti PKM, kompetisi paper tersebut juga dibagi menjadi beberapa bidang berbeda. Bertempat di Univeristy of Science and Technology (UST), Daejeon, Korea, paper yang terpilih akan dipresentasikan.

”Di sana kami bertemu dengan banyak orang Indonesia juga,” ungkap Gebi, sapaan akrabnya. Timnya terdiri dari empat orang yang seluruhnya merupakan mahasiswa Jurusan Fisika. Mereka adalah Frischa Marcheliana Wachid, Patar Roy Fernandes dan M Yusuf Hakim.

Berjudul Kajian Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Perekat Briket Arang Kayu Berkalor Tinggi, PKM mereka berhasil didanai Dikti. Mereka menggagas penelitian briket yang menjadikan lumpur lapindo sebagai alat perekatnya. Berbagai uji dilakukan. Mulai dari bahan yang digunakan, hingga uji komposisi yang rumit.

Namun, saat pengumuman terakhir PKM didengungkan, Gebi harus berlapang dada mengetahui bahwa timnya tidak lolos sebagai peserta Pimnas XXV lalu. Ia mengaku sempat merasa kecewa yang berkepanjangan. Namun hal itu tidak ia jadikan sebagai akhir dari segalanya. ”Sudah berkorban waktu, tenaga dan energi, masak harus berhenti sampai di sini aja,” ungkap mahasiswa angkatan 2009 ini.

Rupanya kegagalan itu justru menimbulkan rasa penasaran. Strategi baru pun Gebi susun bersama timnya. Salah satunya adalah perjalanannya mengikuti seminar nasional di Lampung. Di sana ia mendapat banyak masukan dari pembicara yang merupakan pakar di bidang energi.

Mulai dari situ, Gebi bersama tim terus melakukan percobaan untuk mendapat hasil akhir yang sempurna. ”Sebenarnya target kita Pimnas VVXI besok di Banjarmasin,” terangnya.

Mendengar hadirnya Cisak, tanpa pikir panjang ia mendaftarkan kelompoknya sebagai peserta. Setelah terpilih dalam kategori energi, ia mulai menyusun rencana berangkat ke Korea. ”Saat itu kan masih libur, jadi cukup mudah dalam koordinasi,” kenangnya.

Meski dapat dibilang kompetisi sambil berlibur, Gebi mengaku tidak sempat menikmati libur panjangnya di sana. ”Hari-hari di sana sibuk mempersiapkan presentasi hingga begadang,” ungkapnya. Hingga akhirnya presentasi pun dimulai.

Ada kejadian membanggakan menurut Gebi ketika timnya presentasi. Beberapa pengunjung yang kebanyakan mahasiswa Korea asal Indonesia cukup antusias dengan topik pembicaraan ini. Namun, ada seorang peserta lain dari ilmu sosial yang justru menyatakan bahwa ia sama sekali tidak mengerti.

Lebih lagi skandal lumpur lapindo dibawanya dengan alasan bahwa dirinya bukanlah orang teknik. ”Maaf, kami ini orang science, bukan teknik,” ungkap Gebi menirukan jawaban salah satu temannya yang diikuti oleh ramai tepuk tangan penonton. Hal itu bagi Gebi cukup membanggakan karena ITS kebanyakan hanya tekniknya saja yang dikenal.

Tidak sia-sia, juara Best Presentation dan Best Paper Award diboyong pulang mengalahkan peserta lainnya. ”Mungkin jalannya di sini dulu, baru Pimnas,” harapnya. Gebi mengungkapkan bahwa perjalanannya masih panjang dan tekad untuk mengikuti rangkaian Pimnas XXVI tidak luntur dari impiannya. (lik/fz)

Berita Terkait