Dari 10 negara ASEAN yang diundang, tiga negara berhalangan hadir. Yaitu Laos, Brunei Darussalam, dan Filipina. Sementara Indonesia mengirimkan 10 mahasiswa sebagai delegasi pada konferensi tersebut. ”Indonesia mengirim delegasi terbanyak dibandingkan dengan negara ASEAN lain,” kata Imron Gozali, Presiden BEM ITS.
Tentu saja tidak semua mahasiswa diundang dalam ICAYL. Konferensi tahunan ini mengundang secara khusus mahasiswa yang aktif dalam student union di universitas-universitas terkemuka di ASEAN. Seluruh delegasi yang hadir berperan sebagai representasi gagasan mahasiswa dari tiap negara. ”Forum ini terbatas antara aktivis mahasiswa yang tergabung dalam BEM universitas di setiap negara,” tandas mahasiswa yang akrab disapa Imron.
Selama empat hari ICAYL membahas berbagai isu strategis seputar kondisi terkini di lingkungan ASEAN. Terdapat tiga isu strategis yang dibahas dalam ICAYL antara lain hak asasi manusia dan demokrasi, tingkat standar pendidikan di ASEAN, dan dampak komunitas ekonomi ASEAN untuk industri kecil menengah. ”Berdasarkan ketiga isu tersebut, ICAYL membahas peran mahasiswa dalam mengawal kebijakan ASEAN ke depan,” ungkap Imron.
Sementara itu, Hanif Azhar menambahkan bahwa hasil pembahasan ICAYL digunakan untuk menyusun draft pergerakan pemuda dan pengenalan budaya ASEAN. ”Secara konkrit, ICAYL 2012 ini menghasilkan draft resolusi untuk ASEAN yang lebih baik dan bermartabat menuju ASEAN Community 2015,” tandas mahasiswa asal Lamongan ini.
Lebih lanjut, draft ICAYL ini akan diajukan kepada sekretariat ASEAN. Tujuannya demi kemajuan serta perkembangan anggota ASEAN di masa depan. Harapannya, konferensi ini menjadi bagian dari sumbangsih mahasiswa ASEAN, terutama terhadap berlangsungnya kebijakan ASEAN ke depan.
Berawal dari ICAYL inilah, di masa depan mahasiswa ASEAN dapat berperan aktif dalam mengawal kebijakan ASEAN. Konferensi ini meyakini bahwa mahasiswa mampu membawa perubahan dan inovasi dengan semangat kepemudaan untuk berkontribusi menuju visi ASEAN. ”Goal dari konferensi tersebut adalah merumuskan student role menuju ASEAN Community 2015,” pungas Imron.
ASEAN Community 2015 merupakan gagasan untuk menciptakan borderless atau ASEAN tanpa batas. ”Hal nyata yang kita rasakan sekarang adalah kita bisa menikmati bepergian ke seluruh negara ASEAN tanpa visa,” ungkap Imron.
ICAYL yang dimulai sejak tahun 2011 ini diselenggarakan bergiliran oleh setiap negara di ASEAN. Tahun 2013 mendatang, ICAYL rencananya akan berlangsung di Kamboja. Kegiatan ini mendapat dukungan langsung dari sekretariat ASEAN dan kementrian luar negeri Indonesia. (anl/fz)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,