Ide pembuatan PKMM tersebut berawal dari hobi seorang Mohammad Dhanar Such Rufi Fajri, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ITS angkatan 2008. Kegemarannya mengisi waktu luang dengan bermain card game yugi oh, menginspirasi pikirannya untuk membuat game serupa, namun dengan nuansa Indonesia.
Inspirasi tersebut semakin mendekati kenyataan ketika ia melihat prototipe wayang kulit. Kesenian Jawa ini dirasa sangat cocok untuk dijadikan sebagai objek gambar. Pasalnya, selain turut melestarikan kebudayaan Indonesia, juga memberikan teladan yang baik bagi anak-anak. ”Dalam cerita pewayangan, tokoh Pandhawa merupakan sosok yang patut diteladani,” terang Danar.
Dari situ, ia mulai merealisasikan mimpinya melalui PKMM. Untuk menyukseskan proyek tersebut, Menteri Ristek BEM ITS ini mengajak empat mahasiswa lainnya yaitu Umar Affandi, Ika Nurkhasanah, Iklil Muna, dan Yuan Karisma Sang A. Semuanya melakukan job desk masing-masing, mulai dari konseptor pengajaran, konseptor game, hingga trainer di lapangan.
Untuk konsep dari permainan virtual wayang card sendiri, tak jauh berbeda dengan permainan yugi oh. Namun, aturannya sedikit dipermudah karena sasaran penyebarannya adalah anak sekolah dasar. ”Hanya ada tiga langkah main, atur, serang, dan selesai,” jelas Danar.
Sedangkan untuk tampilan kartunya dibagi menjadi dua jenis. Pertama, kartu yang bergambar tokoh-tokoh pewayangan jawa seperti para Pandhawa dan Kurawa. Kedua, kartu digambari senjata atau pusaka dari setiap tokoh pewayangan. ”Kartu ini kami namakan kartu ajian,” tambah mahasiswa asal Pasuruan ini.
Guna mempermudah anak-anak memahami karakter dari setiap tokoh pewayangan, Dhanar dan timnya mempunyai strategi tersendiri. Di bawah gambar, dituliskan secara rinci mengenai sifat, kebiasaan, kelebihan, serta kekurangan dari setiap tokoh. ”Dari riset kami, banyak yang mengidolakan tokoh Arjuna,” ujarnya.
Dengan begitu, bagi guru-guru SD sudah tak perlu lagi menjelaskan teori panjang di depan kelas mengenai sifat-sifat terpuji. Pasalnya, permainan ini merupakan media yang tepat untuk menanamkan jiwa-jiwa luhur pada anak-anak dengan kemasan yang menarik. ”Untuk beberapa sekolah, kami sudah memasukkannya pada mata pelajaran bahasa daerah,” tegas Dhanar.
Hal inilah yang kemudian membuat mereka sukses meraih medali emas pada perayaan Pimnas ke XXV. Selain karya yang dibawakan unik, juga mengandung unsur seni tradisional Indonesia. ”Jika ingin berhasil di Pimnas, buatlah sesuatu yang fun (menyenangkan, red), namun mempunyai unsur kearifan lokal,” pesannya.
Masalah Gambar Animasi
Tidak ada kesuksesan yang didapatkan dengan mudah. Begitupun dengan medali emas yang diraih oleh PKMM virtual wayang card game. Ketika karya tersebut masih dalam proses penyempurnaan, sempat mengalami masalah dengan gambar animasi wayang. ”Gambar wayang animasi yang pertama bukan karya kami sendiri,” ungkap Dhanar.
Gambar yang mereka gunakan ternyata mengambil dari blog devian art tanpa meminta ijin sebelumnya. Sehingga, terdapat beberapa pihak yang tidak terima akan hal tersebut. ”Kami sempat dituntut secara hukum atas tuduhan plagiator karya,” jelasnya.
Namun, konflik tersebut akhirnya berakhir dengan damai setelah anggota tim virtual wayang card game melakukan permintaan maaf dan menemukan kesepakatan. mereka harus menarik gambar wayang animasi yang terdapat pada kartu, dan menggantinya dengan karya sendiri. ”Kami baru menyelesaikan gambar tersebut satu minggu sebelum berangkat Pimnas,” tambah Dhanar.
Dari peristiwa tersebut, Dhanar dan kawan-kawannya pun mendapat hikmah bahwa harus hati-hati mengambil gambar dari internet. Akan tetapi mereka pun juga bersyukur, masalah tersebut terjadi sebelum berangkat Pimnas. Sehingga, karya yang mereka tampilkan benar-benar murni buatan mahasiswa ITS.
Dhanar pun berharap, karya tersebut dapat terus berkembang dan diterima di masyarakat. Rencananya, ia dan teman-temannya akan melakukan kerjasama dengan Konami, supaya tidak ada lagi permasalahan yang terjadi. ”Karena modelnya hampir sama dengan yugi oh, kami takut dituduh plagiator lagi,” pungkasnya. (ali/fi)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan