Laki-laki berseragam dengan tulisan ITS Robotic Team itu tampak serius berkutat dengan tiga buah robot. Dengan teliti, ia memeriksa kesiapan robotnya satu per satu. Bersama seorang teman setim, keduanya menyulap arena latihan mereka di gedung Pusat Robotika seolah tengah berada dalam lomba.
Dua sosok tersebut adalah M Fatkhulloh Arrohman dan Pinky Rexa Buana. Rupanya, mereka tengah dikunjungi oleh tim Metro TV untuk menjadi salah satu pengisi rubrik jurnal Jawa Timur secara langsung. Demo robot KRI pun tampil memukau di hadapan para penonton Metro TV kala itu.
Kemenangan tim KRI asal ITS yang juga berangotakan Zaini Latif, Isa Hafidz serta Moch Wahyu Kurniawan ini sukses menjadi juara pada Kontes Robot Nasional (KRN) 2012. Akhir Agustus nanti, mereka bersama robot RI-NHO-nya akan terbang ke Hong Kong mewakili Indonesia untuk beradu dengan robot terbaik milik negara lain.
Robot ITS nang Hong Kong
Ternyata, keberangkatan mereka ke Hong Kong tersebut telah disampaikan dari filosofi nama robot, RI-NHO. Nama itu bukan berarti identik dengan badak yang besar. Namun, RI-NHO berasal dari kata Robot ITS nang Hong Kong. ”Nama itu adalah doa sekaligus motivasi tim kita juga,” tutur Fatkhul.
Ditanya soal faktor kemenangan, Rexa kontan melontarkan empat aspek yang menurutnya sangat berpengaruh. Pertama, kesiapan tim robot baik dari sisi robotnya maupun operator yang menggerakkan robot manual. Dan salah satu keunggulan robot kolektor ITS yakni kecepatannya serta memiliki program cadangan yang berfungsi jika terjadi error pada saat mengambil bakpau. ”Kerjasama tim kami juga sangat bagus,” tandasnya.
Sementara Fatkhul, sang operator robot manual, menambahkan bahwa latihan mereka tidak hanya terpaku pada robot saja. Mental pun turut menjadi faktor nomor wahid kemenangan. Bagaimana tidak, suporter dari ITS tidak sebanyak suporter tim universitas lain yang datang ke Bandung untuk memberikan dukungan. Sehingga seakan-akan seluruh penonton berpihak pada lawan ITS.
Kuncinya hanya ada satu, lanjut dia, yakni membuat suasana sendiri dalam pikirannya. Seolah-olah ia sedang sendirian dalam arena latihannya di pusat robotika ITS. Sehingga, seramai apapun kondisinya, ia adalah satu-satunya orang yang paling tenang menggerakkan robotnya. ”Ada latihan khusus yang saya lakukan, selalu merasa sendirian saja,” tuturnya.
Tidak hanya itu, mereka pun telah mencoba seluruh kemungkinan kegagalan yang bisa saja terjadi. Terdapat lebih dari 10 kesalahan yang mereka coba dalam simulasi lomba. Simulasi tersebut, lanjut Fatkhul, sekaligus melatih mental para tim, lantaran sering disoraki oleh penonton dari jarak dekat.
Rexa menambahkan satu faktor lagi, yakni keberuntungan. Menurutnya, tahun ini ITS cukup beruntung. Pasalnya, tahun lalu, ITS kalah atas robot Balerang 5.2 Politeknik Negeri Batam lantaran robot ITS error di tengah kompetisi. ”Sekarang impas karena kita menang dengan robot mereka yang error,” tandasnya.
Di sisi lain, Rexa mengatakan timnya sangat termotivasi atas ungkapan rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA pada saat pelepasan kontingen. Bagi ITS, mereka telah menang, bahkan sebelum mereka berangkat bertanding di ITB. Tidak hanya itu, ada perkataan Prof Dr Ing Ir Herman Sasongko, Pembantu Rektor (PR) 1 ITS yang lebih membuat tim robot sangat tersentuh. Bahkan, kata-kata tersebut mereka tulis dan dilekatkan pada robot otomatis. Agar mereka selalu mengingatnya saat lomba.
”Saya bukan siapa-siapa, hanya berusaha untuk lebih baik,” itulah pesan PR I yang mereka tulis di atas robot. Dengan pesan itu, semua tim lawan mereka anggap sangat berbahaya. Tidak ada yang diunggulkan maupun diremehkan.
Persiapan Sebelum ke Hong Kong
Sebelum berangkat ke Hong Kong, mereka hanya punya waktu dua minggu untuk latihan. Pasalnya, robot RI-NHO harus segera dikirim ke Hong Kong. Tak ayal, waktu dua minggu sebelum itu dimaksimalkan untuk latihan dan penyempurnaan program. ”Sengaja dikirim secepatnya agar robotnya sampai di sana tepat waktu,” ujar Fatkhul menjelaskan.
Fatkhul pun berharap tim ITS dapat memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Minimal, tidak akan memalukan Indonesia dalam kontes ABU Robocon 2012 tersebut. ”Semoga tidak error sama sekali, amin,” ujar Rexa menambahkan.
Tak ingin keberhasilan ITS kandas di saat pertama kali mendapatkan juara, mereka telah mempersiapkan regenerasi tim. Dari lima anggota tim robot, hanya satu orang saja yang dapat tergabung dalam tim KRI tahun depan. Yakni Pinky Rexa Buana, mahasiswa angkatan 2010. ”Yang lainnya angkatan 2009, sudah tidak ikut lagi,” imbuhnya.
Dalam satu bulan saat mereka vakum sebelum bertanding di Hong Kong, mereka akan memulai regenerasi. Guna mempersiapkan tim untuk kontes berikutnya dan mengajarkan mereka dasar-dasar teknologi robotik. Setelah pulang dari Hong Kong nanti dan membawa tema lomba selanjutnya, tim regenerasi dapat segera mengerjakan robotnya. ”Karena setiap kompetisi akan selalu mulai dari nol,” kata Fatkhul terkait tema baru di kompetisi robot tahunan itu. (fin/fi)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan