ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
16 Juni 2012, 23:06

Lalui Zona Nyaman, Tyas Berhasil

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bergaul dengan orang yang asyik dengan ‘dunia’-nya sendiri menjadi hal yang biasa bagi Tyas. Tak heran bila saat itu ia tak banyak tahu tentang dinamika yang terjadi di luar aktivitas rutinnya. Seolah-olah ia memang sengaja membatasi dirinya dengan keadaan yang ada. Sehingga rasa aman pun didapatinya dengan berada di lingkungan tersebut.

Tak lama, rasa aman itu mulai dilawannya. Ia ingat jelas, saat itu ia tengah studi di semester tiga. Di saat yang sama pula, kesempatan untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) singgah ke pangkuannya. Dari situlah ia diperkenalkan dengan luasnya kehidupan.

Bahkan, dari sanalah perasaan tidak puas mulai menggelitiknya untuk mencicipi dunia luar. "Rugi sebenarnya cuma dapat pengalaman di kampus saja,” tegas Tyas. Ia pun belajar mencoba banyak hal baru. Hingga ia membuktikan bahwa kemampuannya mampu menandingi para aktivis kampus yang sudah lama bergelut dengan prestasi.

Salurkan Passion
Mahasiswi yang pernah menjadi staff Departemen Riset dan Teknologi Himaide FTSP ini mengaku tak eksis dalam organisasi. Ia lebih menyalurkan passion-nya ke bidang kewirausahaan. Hal itu terlihat dari usahanya mendukung Indonesia Brand dan kampanye 100 persen cinta Indonesia.

Peraih medali perak poster Pimnas 2011 ini menyebutkan kondisi produk Indonesia saat ini. "Kualitas produk Indonesia bisa disandingkan dengan produk luar negeri. Bahkan, bisa dikatakan lebih baik," ulasnya. Sayangnya, produk-produk tersebut hanya singgah sejenak usai diolah, lantas diimpor begitu saja. Menyikapi hal itu, Tyas turut memberikan ide inovatifnya dalam mengembangkan dunia bisnis.

Seperti halnya industri kreatif yang tengah diusungnya, yaitu Sepatu Klastik. Sebuah ide mengkombinasikan fungsi sepatu dan kebudayaan dengan menambahkan kain tradisional. Berkutat dengan dunia bisnis yang menuntut ide-ide segar, membuatnya jauh lebih berkembang dari kondisi semula yang dimilikinya.

Lawan Zona Nyaman
Satu lagi hasil perjuangannya melawan zona nyaman ialah menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I ITS 2012. Prestasi tersebut berlanjut hingga mengantarkannya menjadi representasi ITS di kancah pemilihan Mawapres Nasional 2012.

Baginya, berkah ini sangat jauh dari prasangka. Di saat cemoohan menggoyahkan dirinya, datang sebuah kebanggaan yang menjadi penyokong kuat menghadapi derasnya aliran ‘dunia’ di sekelilingnya. ”Buat apa sih cuma begini, banyak hal yang bisa kita lakukan,” ungkap perempuan asal Surabaya itu lugas.

Dengan begitu, ia menunjukan dirinya bukan seorang yang hanya menunggu bukti. Akan tetapi, mampu menunjukan bukti akan cerminan seorang pemenang. Berawal dari Mawapres ITS ini, ia berharap adanya ekspektasi lebih dari setiap mahasiswa untuk mau bertindak dan keluar dari segala bentuk zona nyaman. "Paradigma dunia yang pernah dilakoni sebelumnya harus bisa diubah," pungkasnya. (qly/esy)

Berita Terkait